🍁 Garbera - Tiga puluh lima 🍁

116 11 2
                                    

Tinggalkan like and comment ya
Aku menghargai apresiasi dari kalian 🤗💟


Happy reading

.
.
.

.
.
.


Erick tengah memperhatikan Vano yang tampak antusias bermain dengan hadiah yang dia berikan, boneka domba besar berwarna putih. Bahkan dibandingkan dengan tubuh mungil Vano, boneka domba itu jauh lebih besar hingga menutupi seluruh tubuh mungil anak itu.

Sejujurnya Erick agak bingung memilih hadiah untuk Vano. Awalnya dia hendak membelikan Vano sebuah mobil mini, tapi mengingat bagaimana lincahnya Vano membuatnya mengurungkan niatnya itu. Dia juga ingin membelikan sebuah robot berukuran sedang dan bisa digerakan dengan remote control, tapi Lisa melarangnya karena Vano sudah punya mainan itu.

Saat dia sedang berada di Mall guna mencari hadiah yang akan dia berikan pada Vano, langkahnya terhenti pada sebuah store boneka ternama dan melihat boneka domba besar berwarna putih bersih yang dipajang dietalase depan store. Boneka itu terlihat menggemaskan, sama seperti Vano.

Hingga pilihannya jatuh pada boneka itu. Dia mengira Vano tidak akan menyukai boneka hadiah pemberiannya. Mengingat Vano adalah anak lelaki dan bukannya perempuan. Tapi saat dia menunjukkan boneka itu, Vano langsung menatap berbinar dan memeluk erat boneka pemberiannya.

" Vano senang tinggal sama Mama? "

Vano yang sedang mengajak main Dudu—boneka pemberian Erick, sontak menoleh menatap Erick. Dia mengganggukkan kepalanya dengan senyuman ceria yang menghiasi wajah tampannya.

" Senang, Mama sayang banget sama Vano. Papa lihat itu? " Vano menunjuk sudut play room membuat Erick juga mengikuti arah yang ditunjuk oleh Vano. " Itu mainan yang belum sempat Vano buka, Mama banyak belikan Vano mainan. Vano juga gak perlu berbagi mainan seperti saat dipanti ".

Erick mengelus rambut Vano yang melanjutkan main bersama dudu. Sejak pertama kali mempertemukan Lisa dengan Vano, dia sudah yakin bahwa tunangannya itu akan sangat menyayangi Vano. Meskipun awalnya Lisa terus menangis saat mendengar cerita tentang Vano, apalagi saat melihat Vano yang berusaha menahan sakit dengan senyum polosnya.

Ternyata bukan hanya dia yang dengan mudah menyayangi Vano, tapi Lisa juga.

" Kalo papa gak ada, Vano harus jagain mama terus ya "

Vano mendonggakan kepalanya, menatap lekat Erick. " Iya, Vano akan jagain mama sebagai gantinya papa ".

Bolehkah dia memeluk erat Vano? Sungguh, dia sangat merasa bersyukur Vano hadir dalam hidupnya.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang