🍁 GARBERA - Tiga puluh enam 🍁

125 11 1
                                    


Like and Coment dipersilahkan

Maaf kalau ada typo

Happy reading 🤗

.
.
.

.
.
.

Semenjak seminggu yang lalu, saat pertanyaan penuh beban itu terlontarkan begitu saja dari mulut kecilnya Vano, sebuah kecemasan terus menghantuinya. Bahkan itu membuat waktu liburan Erick di Korea sedikit terganggu. Meskipun begitu, Erick tampaknya sangat senang menghabiskan waktu bersama Vano dan meminta Vano untuk ikut dengannya di Indonesia untuk bersama dengannya selama sebulan dan Lisa menyetujui itu. Terlebih saat melihat Vano yang menangis kencang saat akan berpisah dengan Erick, meminta untuk ikut dengan tunangannya itu.

Lisa mengatupkan kedua tangannya dan menunduk. Berpuluh-puluh kali dia berdoa agar semua kecemasannya itu lenyap. Sudah hampir tiga puluh menit Lisa berdiam diri di toilet pribadinya yang ada diruang istirahat diruang kerjanya. Duduk diatas kloset. Berkali-kali juga dia menarik napas dan menghembuskannya. Berusaha membuka kedua tangannya yang terkatup, tapi berulang kali juga dia mengurungkan niatnya itu.


Sanggupnya Lisa jika melihat hasilnya nanti?

Lisa menggelengkan kepalanya dengan kepala yang masih tertunduk.

" Harus, Lisa! Jika bukan sekarang, kapan lagi?! Jadi kuatkan mentalmu dan — "

Lisa mematung, tidak melanjutkan perkataannya saat kedua tangannya perlahan terbuka. Alat pipih panjang itu, matanya bergetar saat melihat hasil dari alat itu.
















Dua garis merah.





Alat itu ... menunjukan dua garis merah





Positif






Positif





Positif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang