🍁 GARBERA - Sembilan 🍁

195 20 0
                                    

Segala tentangmu, menjadi sumber kebahagiaan dan juga kesedihanku

Bermula darimu, aku merasakan rasanya memiliki sekaligus kehilangan

Dan karena dirimu, aku menjadi kakak yang selalu menyalahkan dirinya karena membiarkanmu pergi ...
selamanya

________________________________________


Lisa menatap pantulan dicermin. Rok span pendek warna hijau nion dengan sweater berbulu warna putih ditambah sepatu yang senada dengan bajunya. Merapikan poni yang menutupi keningnya. Dia sudah rapi. Tinggal menunggu dia datang menjemputnya.

" Lo memang the best lah pokoknya, cantik banget " Sahut Lisa menampilkan cengiran khasnya didepan cermin. Meneliti setiap inci penampilannya. Sebelum akhirnya berbalik dan mengambil tas warna hitam pekat dan langsung keluar kamar.

Bersenandu kecil sambil menuruni anak tangga, entah mengapa beberapa hari ini mood nya sedang baik. Bahkan walaupun Lion menjahilinya dengan menaruh banyak saos tomat ke dalam mie instannya, Lisa masih tersenyum sambil memakan mie tersebut. Lion bahkan sampai cengo melihat Adiknya, biasanya Lisa akan langsung menancapkan garpu diatas meja makan kalau sampai Lion menaruh saos tomat yang sangat dibencinya ke dalam makanannya. Tapi ini Lisa malah biasa saja.

Sepertinya nanti dia akan berdiskusi dengan Dokter Kirana, memintanya melakukan hipnoterapi pada Lisa. Siapa tahu saja ada saraf di otak adiknya yang bermasalah. Jangan sampai Adiknya jadi gila, amit-amit jabang bayi.

" Mau kemana lo ? " Tanya Lion saat baru keluar dari dapur, menatap penuh selidik pada Adiknya itu. Penampilan Lisa memang biasa saja, tapi ada yang membuatnya aneh. Senyum lebar mengerikan milik Adiknya itu, membuatnya merinding.

" Keluar sama Erick " Jawab Lisa sambil menghampiri Lion, memakan ujung sandwich yang ada di tangan Lion.

" Gue kira lo mau jalan sama Aldo, abis senangnya kebangetan. Seperti mau jalan sama tuh cowok jangkun " Lion mengambil paksa sandwich nya yang akan berpindah tangan oleh Lisa. Enak saja, dia yang membuatnya sedangkan Adiknya itu yang makan.

" No, gue senang soalnya Citra bakalan pulang " Lisa mengambil paksa hot chocolate yang ada di tangan kiri Lion, dia tadi hampir saja berhasil mengambil sandwich yang ada di tangan kanan kakaknya itu. Tapi Lion keburu sadar. Rencananya gagal.

Masalah sandwich aja cepat betul sadarnya tapi masalah perasaan Liana malah berabad-abad baru sadar. Kakak yang aneh.

" Citra ? Adiknya Erick yang chubby itu ? Oh astaga, gue kadang heran gimana bisa Erick punya adik secantik Citra " Lion menggelengkan kepalanya, melenggang pergi dari Lisa dan menuju ruang tengah. Melanjutkan menonton film yang sempat terputus. " Sedangkan gue, setampan ini malah punya adik kayak lo " Lanjut Lion saat sudah duduk di sofa, menyandarkan punggungnya.

Lisa berbalik, menatap tajam Lion yang mungkin lelaki itu tidak sadar. Karena membelakanginya. Lisa menoleh dan melihat karet gelang yang ada diatas meja dapur. Senyum kecil muncul diwajahnya. Mengambil karet gelang itu, menariknya dan mengeker sesuai target yang dia inginkan.

1 ...

2 ...

3 ...

" AAAHHH ! " Teriak keras Lion sambil mengusap daun telinga kanannya. Sumpah demi apapun, daun telinganya terasa sangat sakit. " LISAAAAAA !!! " Lion berteriak semakin nyaring saat berbalik dan melihat Adiknya itu sudah berlari kencang menuju pintu utama.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang