🍁 Garbera - Dua 🍁

343 35 0
                                    


Aku merasa ketakutan jika aku memelukmu ...

Aku takkan bisa mengendalikan diriku dan menjadi semakin serakah


________________________________________

Aldo

Gue memandang keluar jendela kamar gue yang ada di lantai 2, seorang wanita yang berjalan gontai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue memandang keluar jendela kamar gue yang ada di lantai 2, seorang wanita yang berjalan gontai ... seakan tidak terdapat nyawa dalam tubuh kecilnya itu. Hari ini ... detik ini ... gue kembali memberinya luka, yang entah sudah keberapa kalinya.

Tadi dia datang, wanita yang entah bagaimana bisa selalu tahu kalau gue berada di rumah, di kamar, mengurung diri tiap kali ayah pulang dari perjalanan bisnis nya - bersama dengan istri barunya, bukan baru juga sih karena wanita tua itu sudah berstatus sebagai ibu tiri gue 4 tahun yang lalu. Dan disetiap ayah gue baru pulang, gue akan memilih mengurung diri, untuk menghindar dan tidak ingin bertemu wanita yang menjadi alasan hancurnya keluarga gue.

Dan seperti biasanya, dia yang selalu tahu gue luar dalam. Meskipun sudah beribu luka yang gue kasih, berkali-kali lipat gue kasarin, gue bentak dan gue ... entahlah, semua sikap buruk gue udah terlalu banyak gue tumpahin sama dia. Tapi dia tetap datang dengan senyuman diwajahnya, matanya yang besar dan bulat itu menatap gue dengan tatapan yang tidak pernah berubah.

Tatapan yang menunjukkan betapa pentingnya gue dihidupnya.

Tatapan yang akan membuat gue diam seribu bahasa.

Tatapan yang dulu menjadi tempat ternyaman gue saat gue balik menatapnya.

Tapi sekarang tatapan itu menjadi tempat terasing gue, hingga gue tidak berani menatapnya.

Tatapan yang sama persis, seperti tatapan bunda.

Tatapan yang hanya dimiliki seorang Lisa Nadeleine Clair.

" Aku tau kamu akan seperti ini saat Om pulang "

Gue terus memperhatikannya, tanpa suara. Dia masuk ke dalam kamar gue, menata rapi minuman soda berwarna coklat kehitaman tersebut diatas meja belajar dan menata beberapa snack yang tentunya menjadi favorit gue. Lay's chip rasa rumput laut, Rin-bee stik rasa keju, Qtela singkong dan Qtela tempe rasa original. Itu semua kesukaan gue. Banyak yang tidak tau kalau gue sangat membenci makanan pedas dan lebih memilih makanan dengan rasa gurih.

" Aku sediain ini semua, karena aku tahu kalau kamu tidak akan turun ke bawah hanya untuk sekedar makan dan lebih memilih kepalaran di dalam kamarmu " Lanjutnya lagi sambil berbalik dan menatap lembut gue.

" Berhenti ! lo semakin membuat gue muak "

Lihat, gue semakin memberinya luka. Gue mengepalkan kedua tangan gue sekuat mungkin, berusaha keras untuk tidak melangkah maju dan memeluknya. Apalagi saat kata-kata gue terlihat semakin membuatnya terluka, tatapan matanya meredup tidak secerah tadi, tapi bibirnya ... bibirnya masih saja tersenyum.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang