🍁 Garbera : Tiga puluh sembilan 🍁

117 16 2
                                    


Happy reading 💝

Semoga suka 😊

And then ... please like and coment

.
.
.


.
.
.

Danu berlari setelah turun dari taksi, melewati lobby rumah sakit yang tampak sedikit ramai. Detak jantungnya berdebar dan sungguh, tiga puluh menit yang lalu saat kakinya menginjak bandara internasional soekarno-hatta dia masih belum percaya perkataan Kharel di telpon. Ingin memastikan sendiri, hingga dia meninggalkan Maria yang tengah menyiapkan beberapa dokumen mengenai desain pembangunan gedung yang baru di singapore.


Brak


Danu melotot saat melihat Aldo yang tengah berbincang dengan Kharel, wajahnya cerah dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah tampan Aldo hingga membuat kedua matanya seakan menghilang.

Danu melangkah lebar menghampiri Aldo dan memeluk erat sahabatnya itu. Rasa rindu dan tidak percaya memenuhi hatinya. Sungguh ... dia bisa melihat Aldo lagi, sahabatnya.

" Hiks sumpah lo jahat banget, gue kira lo ... hiks ... lo sudah ada di neraka, secara dosa lo banyak "

Aldo tersentak menerima pelukan dadakan dari Danu begitu juga dengan Kharel yang menatap Danu tanpa berkedip. Bukan karena kehadiran lelaki itu, karena Kharel memang tahu setelah dia mengabarkan tentang kemunculan Aldo didepan matanya sontak akan membuat Danu tanpa pikir panjang datang dari Singapore ke Indonesia — untuk ini Kharel yakin Danu tidak akan berpikir apapun lagi, meskipun jarak kedua negara itu lumayan dekat karena memakan waktu kurang lebih 2 jam menggunakan pesawat dan untuk biaya pun Danu tidak akan tanggung-tanggung memilih penerbangan yang cepat dengan kelas bisnis.

Tapi yang membuatnya terkejut adalah Danu yang memangis terlebih lagi perkataan lelaki gila itu.

Dosa?

Neraka?

Disaat situasi ini harusnya Kharel ikut terharu tapi dia malah berusaha menahan tawa saat melihat wajah pias Aldo mendengar perkataan Danu.

" Lo itu senang gue kembali lagi atau malah menghina gue sih? " Aldo menyentak tubuh Danu, merinding. Secara selama mereka bersahabat, tidak ada momem mengharukan yang membuat mereka saling memeluk satu sama lain. Jujur saja, bayangkan. Melihat wanita yang melepas rindu dengan saling memeluk terlihat menggemaskan, tapi jika itu lelaki maka akan terlihat menjijikan.

" Gue ini senang lo balik lagi, tau. Tapi kalau masalah dosa, itu faktanya " Danu mengusap kedua sudut matanya yang berair.

Sudah cukup Kharel menahan tawanya hingga akhirnya mendengar perkataan Danu yang membuat tawanya meledak. Dia memegangi perutnya yang perlahan terasa sakit. Tawa keras Kharel tentu membuat Aldo melayangkan tatapan tajamnya pada sahabatnya itu sedangkan Danu juga mulai tertawa disela-sela airmatanya yang masih menetes.

GARBERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang