.
Pagi harinya, Minho dan Hyunjin melakukan hal biasanya mereka lakukan. Terutama Minho yang bersiap ke kampus. Kali ini Hyunjin yang nganter Minho. Karna Hyunjin minta cuti untuk beberapa hari.
"Lo nggak kemana-mana?" tanya Minho ke Hyunjin.
"Enggak. Mo tidur aja gue. Capek rasanya."
"Yaudah. Istirahat yang cukup. Jangan banyak pikiran."
"Oke bos. Udah sampe, sana turun."
Sebelum keluar, Minho ngedeketin wajahnya ke wajah Hyunjin. Mengecup kening Hyunjin dan mengusak rambutnya gemas.
"Ati-ati nyetirnya."
Hyunjin balik senyum. Setelah Minho menjauh, senyumnya berubah jadi senyum getir.
"Kalo aja gue nggak bego. Gue nggak bakal kaya gini. Bangsat."
Drrrt Drrttt
Ponsel Hyunjin bergetar di dashboard. Diambilnya dan dilihat siapa yang menelfon.
KSM
"Ck." decak Hyunjin.
"Kenapa?"
'Gimana paginya?'
"Gausah basa basi. Lo mau apa dari gue?"
'Gue mau lo nemenin gue sarapan di cafe. Gue sharelock. Gue tunggu disana.'
Tut.
Hyunjin mematikan telfonnya sepihak. Pikirannya beradu dengan hatinya.
"Maaf Ho" gumamnya.
Hyunjin langsung menuju ketempat yang dimaksud Seungmin. Disana masih sepi. Belum banyak orang yang mampir untuk sarapan. Hyunjin menemukan Seungmin. Dia sudah memesan banyak makanan. Hyunjin yang udah sarapan dirumah sama Minho dan mama papa Lee nggak berminat untuk memakannya.
"Lo boleh pilih makanan."
"Gue nggak makan."
"Kenapa?"
"Gue udah sarapan sama Minho."
"Bisa nggak gausah sebut nama sialan itu?"
"Lo tadi tanya kan? Gue jawab apa yang butuh lo tau aja."
Seungmin menunjukkan raut bencinya. Matanya menajam menatap Hyunjin yang udah males.
"Buruan makan. Gue mau istirahat."
"Gimana kalo istirahat bareng?"
"Lo murahan banget sih Min?"
PRANG.
Seungmin membanting sendok ke piring.
"BERANI YA LO NGATAIN GUE KAYA GITU? LO PIKIR LO SIAPA HA?"
"Gue Hyunjin. Kenapa? Lo nggak terima gue katain gitu?"
Seungmin memilih diam dan membenarkan posisi duduknya. Sudah banyak mata yang tertuju ke arah mereka berdua.
"Gue nggak mau ribut ya Jin."
"Lo yang ngajak ribut. Cepet selesein makan lo gue butuh istirahat."
"Kapan lo bakal ninggalin sialan itu?"
"Gue nggak bakal ninggalin Minho"
"Hhh. Oke okee. Mungkin lo butuh waktu."
Seungmin memulai sarapannya dengan tenang. Bak pangeran dari istana megah. Seungmin mempunyai tata krama yang baik saat makan.
Hyunjin hanya menyender ke kepala kursi dan menengadah ke langit melepaskan nafas panjangnya.
Pikirannya sudah berlarian. Dia memikirkan banyak cara agar bisa terlepas dari masalah ini. Namun semakin dipikirkan, kepala Hyunjin semakin berdenyut.
Tak.
Seungmin meletakkan sendoknya sedikit keras agar Hyunjin menengoknya.
"Udah?"
Seungmin mengangguk dengan senyum.
"Gue pulang."
Hyunjin mengambil jaket yang tadi dia lepas dan kunci mobil lalu pergi meninggalkan Seungmin disana.
.
Sampai rumah, Hyunjin hanya menyapa mama dan langsung kekamar. Merebahkan badannya dan mengistirahatkan pikirannya.
Menatap kelangit-langit, Hyunjin kembali memutar kenangannya dengan Minho.
Kadang Hyunjin akan tertawa terbahak sendiri, menampilkan ekspresi geli di wajahnya, bahkan sempat menangis saat terakhir kali Hyunjin salah paham.
"Dari awal gue cuma nyakitin lo aja ya. Bahkan sekarang, kalo lo tau semuanya, lo bakal benci sama gue. Lee Minho, thanks buat semua kesabaran lo ke gue. Gue nggak tau setelah semua selesai, lo bakal tetep disamping gue atau bakal pergi."
Hyunjin menutup matanya. Membiarkan dingin Ac merasuki tubuhnya. Hyunjin tertidur.
.
"Ma, Hyunjin mana?"
Minho yang baru dateng langsung datengin mamanya ke ruang tv.
"Tadi dikamar. Abis pulang nganter kamu sih pulangnya telat terus masuk kamar nggak keluar lagi sampe sekarang padahal udah mau sore."
"Oh yaudah paling ketiduran. Mah."
Minho menjejeri mamanya.
"Minho batalin beasiswa ke London."
"HA? KENAPA?"
"Gapapa. Minho belum pengen."
"Jangan bilang kamu cuma mau nemenin Hyunjin."
Minho tersenyum.
"Kamu tu ya. Itu masa depan kamu. Kenapa kamu mikirin Hyunjin? Hyunjin punya masa depan sendiri. Mungkin sekarang belum waktunya buat Hyunjin, tapi kamu juga nggak harus ngorbanin masa depan kamu."
"Minho gapapa kok ma, besok kalo mau kuliahnya lanjut disini aja. Yaudah ma, Minho keatas ya. Byee"
Minho langsung lari ke tangga dan masuk kamar.
Ceklek.
Minho membuka kamar dan mendapati Hyunjin masih tidur pulas.
Minho mendekati dan ikut rebahan disamping Hyunjin.
Ngerasa tidurnya keganggu, Hyunjin membuka matanya sebelah.
"Lo udah pulang? Kok nggak telfon gue?"
"Gue udah telfon tapi nggak lo angkat. Yaudah gue pulang sama Changbin. Bangun sekalian Jin makan dulu gih."
Hyunjin bangun perlahan dan mengusap wajahnya dengan telapak tangan.
"Mau mandi dulu lah."
Hyunjin jalan ke arah kamar mandi. dengan malas. Minho cuma memperhatikan dengan gemas.
.
KING!
KAMU SEDANG MEMBACA
ĸeвaвlaѕan ✔
Fanfictionhyunknow area. Mengenai perdebatan sengit antara seme kubu biru dan seme kubu hijau ~