6-Two Group🔫

1.4K 165 10
                                    

"Disana," ucap Zelda sambil menunjukan rumah Nevva, tempat yang akan ia tinggali sementara itu.

Setelah sampai, Zelda keluar dari mobil dan disusul dengan Alban yang ikut menuruni mobilnya.

"Tunggu!" cegah Alban.

"Apa lagi?" tanya Zelda dengan nada lelah.

Alban mengembuskan nafas panjang
"Siapa nama kamu?" tanyanya.

"Zelda," jawab Zelda singkat.

"Saya Alban," kata Alban sambil menepuk dadanya sendiri bermaksud memperkenalkan diri.

Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan seorang perempuan menuju ke arah mereka.

"OMG!!! Ini anak baru pulang, astaga dari mana aja sih kamu, aku khawatir nunggu dari tadi Zelda. Kamu ga kasian sama aku apa?. Pikiran aku itu udah kemana-kemana, gimana kalo ada orang jahat, gimana kalo ada yang nyulik kamu, aku gak bisa ngebayangin gimana jadinya. Kamu itu baru beberapa jam disini kalo nyasar gimana?" ucap Nevva panjang lebar mengekspresikan kekhawatiran pada temannya itu.

"Maaf Va, tadi ada problem dikit," ujar Zelda.

Nevva yang menyadari kehadiran lelaki di samping Zelda langsung melirik ke arah Zelda dengan raut bingung.

"Loh kok, kamu yang nitipin koper itu kan?" tanya Nevva.

'Sial' itulah yang Alban rasa saat ini. Mencoba menghindari orang-orang di insiden pesawat itu, ia malah terjebak pada posisi ini.

Alban hanya menanggapi pertanyaan Nevva dengan anggukan.

"Kok kamu bisa sama dia Zel, Ini maksudnya apa?" tanya Nevva lagi.

"Tadi kamu khawatir aku diculik kan Va? Nah aku diculik ni sama dia," ucap Zelda sambil menunjuk pada lelaki di sampingnya.

Alban yang mendengar itu langsung menautkan sebelah alisnya.
Zelda tahu teman barunya itu sangat bawel saat berucap, maka dari itu ia sengaja memancing Nevva untuk kesal dan memarahi Alban.

"What, apa kamu bilang?. Astaga lo apain temen gue hah, mau lo bawa kemana?" Nevva memarahi Alban sambil memukul lengan kirinya. Ya,,, meskipun tenaganya tidak seberapa.

Zelda yang melihat kejadian itu tertawa.
Saat itu pula Alban melirik ke arah Zelda, entah mengapa ia merasakan desiran aneh di dadanya.

"Udah Va, udah aku cuma becanda," kata Zelda menyudahi keributan itu.

"Hah? Kamu ini gimana sih? Udah lah aku males ngomong. Kamu masuk sekarang dan hutang penjelasan." kata Nevva sambil berlalu masuk kerumahnya meninggalkan mereka berdua.

Setelah itu suasana canggung menyelimuti mereka.

"Kalau begitu aku pamit," kata Alban.

"Terimakasih," ucap Zelda pelan.

-•-•-

Altair Grup adalah sebuah perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Tn.Gerald yaitu Ayah dari Alban Rigel Putra. Perusahaan ini merupakan perusahaan besar yang terdapat di Vancouver, terkenal dengan kejayaan serta keahliannya dalam dunia perbisnisan.
Tampak tidak bahaya dari luar namun menyandang kejahatan terorganisir sisi gelap para Mafia di dalamnya.

Tidak berbeda jauh dengan Antares grup.
Persaingan dua grup ini kian terlihat signifikan.
Meskipun terlihat aman-aman saja. Namun,
Seringkali terjadi perang dingin diantara keduanya.

Salah satunya adalah memperebutkan harta terbesar yang ditinggalkan Samudera Grup. Grup awal dimana keduanya berasal.
Yaitu sebuah sertifikat hak milik Pelabuhan Vancouver yang terdapat pada sebuah brankas rahasia, brankas dengan sistem keamanan tinggi yang sampai sekarang belum terpecahkan cara membukanya.

Mengapa tidak dihancurkan saja?
Sepertinya bom nuklir saja tidak akan mampu merusak brankas tersebut. Hanya ada satu kunci untuk membukanya.

-•-•-

Vancouver, Marc 01 th
09.30 Am

Hari ini adalah hari keempat Zelda menempati kota dipinggir pelabuhan ini. Beberapa tempat sudah ia kunjungi tentu saja sambil mencari informasi yang menuju pada keberadaan ayahnya.

"Gimana kalo hari ini kita refreshing dulu, secara kan tiga hari ke belakang ini meskipun kamu jalan-jalan bukan buat ngerefresh otak Zel," ucap Nevva memberi saran.

"Emm... boleh juga, emang mau kemana?" Tanya Zelda sambil merapikan beberapa tumpukan kertas yang berisi beberapa daftar perusahaan, instansi atau bahkan sedikit data kependudukan disana.

"Kemana ya, ke Stanley Park mungkin. Gimana tertarik?" Kata Nevva sambil memikirkan beberapa tempat yang mungkin cocok untuk mereka singgahi saat ini. Sejujurnya ia pun merasa kasihan kepada Zelda yang kini telah menjadi sahabat dekatnya itu. Semangat serta keyakinan gadis itu benar-benar serius. Bahkan ia sampai mengabaikan jam makan atau tidur demi mendapatkan informasi tentang keberadaan ayahnya. Karena sampai sekarang memang belum ada petunjuk sama sekali.

Zelda merasa tempat yang disarankan sahabatnya itu cukup bagus "let's go!!" ucapnya sambil berdiri dengan mengacungkan kepalan tangannya.

"Oke, kita berangkat!" kata Nevva langsung menyambar kunci mobilnya, lalu merekapun bergegas menuju taman dengan pemandangan pantai yang indah itu.

-•-•-

04.45 Pm

Kondisi jalan begitu padat, Arpiar yang saat itu hendak menuju salah satu cabang perusahaannya terjebak dalam kemacetan.

Begitu juga dengan Zelda dan Nevva.

Didid..did...did

Seseorang membunyikan klakson mobil dengan tidak sabar. Zelda merasa sangat risih karena pengendara di samping mobil temannya ini begitu tidak mengerti situasi.
Kemudian Zelda membuka kaca mobil dan mencoba mengetuk kaca pengemudi di sebelahnya.

Tok..tok..tok.

Merasa kesal dengan keadaan macet, ditambah dengan kaca mobilnya kini diketuk-ketuk oleh seorang gadis dari dalam mobil disampingnya membuat Arpiar semakin frustasi, kemudian ia membuka kaca mobilnya.

"Permisi Tuan, tolong sabar dikit ya. Inituh lagi macet, klakson masnya itu bisa membuat telinga orang-orang di sekitar terganggu," tegur Zelda pada Arpiar.

Sebelum membuka kaca sebenarnya Arpiar sudah memegang pistol di tangan kirinya akibat kesal. Ia sudah mengancang-ancang akan menodongkan senjata jikalau orang disampingnya ini mengganggu dirinya. Tapi apa yang ia lihat dan dapatkan.

Nada teguran yg cukup sopan dari gadis lugu di pesawat itu,

Arpiar menatap gadis itu cukup lama. Menunggu reaksi apakah Zelda akan mengenalinya atau tidak.

••••

Adakah yang menunggu lanjutan cerita ini hmm??

I hope you like that! hehe

Jangan lupa tinggalkan jejak teman-teman.

Happy & Enjoy Reading

Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang