43- No Promises 🔫

372 38 0
                                    

Sore ini Andy datang ke rumah Nevva. Bukan tanpa alasan, pria itu ingin mengetahui kabar Zelda selepas kejadian di villa North Shore hari itu.

Ia tidak bertanya kepada Alban, nampaknya, Alban memang terlihat seperti angkat tangan. Andy tahu penyebab Alban menjadi seperti itu karena ada tuntutan Tn.Gerald agar ia kembali menerima Ditha.

Satu hal yang cukup membuat Andy terkejut adalah saat Nevva memberitahu bahwa Zelda tinggal di Antares Grup. Sebelumnya Andy sempat berpikiran yang tidak-tidak, kalau saja Nevva tidak menjelaskan alasan Zelda bisa berada disana. Pada akhirnya, Andy percaya bahwa Zelda disana bukan sebagai pengkhianat.

Disisi lain, Nevva ingin mengutarakan rasa ragunya. Kalau saja ia tidak ingat dengan ancaman Arpiar kala itu, mungkin ia sudah  menceritakan tentang hari dimana Arpiar menanyakan latar belakang Zelda.

"Apa lo nggak merasa ganjil tentang kembalinya tunangan Alban itu?" tanya Nevva.

"Kabarnya, Ditha mengalami amnesia dan baru sembuh beberapa bulan yang lalu. Kenapa lo bisa bertanya soal itu?"

Andy mendengar desas-desus itu dari obrolan orang-orang kantor, ia belum sempat lagi bercengkrama dengan Alban.

"Bukan begitu, rasanya ... Seperti menonton sebuah drama. Namun, ini benar-benar terjadi di dunia nyata!" Nevva menatap sebuah foto yang tergantung di dinding, terlihat fotonya bersama Zelda di sebuah kapal feri.

"Banyak yang tidak menduga hal ini akan terjadi, Nev, bahkan Alban sendiripun nampaknya tidak percaya atas apa yang terjadi."

Lagi-lagi, Nevva kurang terbiasa mendengar orang-orang memanggilnya dengan sebutan nama. Ditambah, panggilan yang diucapkan Andy benar-benar bagian namanya yang jarang digunakan orang lain. Sebenarnya, hal itu bisa terjadi karena sejak kecil Nevva tidak diijinkan bergaul di dunia luar, ayah dan ibunya melarang ia terlalu banyak mengenal orang luar, ada alasan tersendiri yang mendasari aturan itu.

'Nev?' seorang pria kecil pernah memanggilnya dengan bagian nama itu.

"Emm ... Apa Arpiar akan memperlakukan Zelda dengan baik?"

"Positif thinking dulu aja, lagipula disana ada ayahnya kan? Semoga saja begitu."

"Gue nggak seyakin itu And, gue nggak pernah yakin kalau yang sekarang Zelda anggap ayahnya itu adalah aya—" Nevva menghentikan kalimatnya.

"Maksudnya?"

Nevva terdiam, hampir saja ia melanggar ancaman Arpiar, untung saja Bi Jehan datang dan memberitahukan kalau makanan sudah siap. Jadi, Nevva bisa mengalihkan arah pembicaraan mereka.

"Iya Bi, ayo And kita makan dulu!" ajaknya.

—•—•—

Nevva dan Andy kini tengah melangsungkan makan malam yang tidak direncanakan, ini adalah kali kedua pertemuan mereka. Nampaknya, keduanya sudah cukup akrab tanpa kecanggungan.

"And, apa Altair grup se-gelap itu?" tanya Nevva ditengah-tengah acara makannya.

Entah mendapat keberanian dari mana ia bertanya seperti itu. Mungkin, Nevva merasa Andy itu sangat friendly dan terbuka.

Andy mengambil gelas yang berisi air kemudian meneguknya. "Se-gelap itu, maksudnya?"

"Ah, bukan begitu, maksud gue ... Lo disana sebagai apa?"

"Tugas gue fleksibel, kadang ditempatkan di permesinan, uji coba labolatorium, tim lapangan, kadang di kemanan juga."

"Pelabuhan?"

"Bukan, Nev, orang-orang kantor Altair Grup tidak terlibat langsung dengan pelabuhan. Ada petugasnya tersendiri untuk mengatur disana." Andy memotong daging sapi yang tersedia di piringnya.

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang