14-With Arpiar🔫

732 86 10
                                    

Zelda dengan Arpiar kini sedang berada di Timezone sebuah pusat perbelanjaan di Vancouver.

Saat Arpiar bertanya kemana, Zelda menjawab terserah saja katanya. Maka dari itu ia mengajaknya ke sini. Tadinya Arpiar menawari Zelda untuk shopping seperti wanita-wanita yang biasa dibawanya. Ternyata Zelda berbeda dengan mereka yang selalu menguras dompet Arpiar, gadis itu malah menolak tawarannya dan malah memilih ingin bermain saja.

"Aku mau main itu ..." katanya sambil menunjuk sebuah permainan lampu laba-laba yang diinjak. Mood Zelda memang sudah kembali saat ia menginjakkan kaki disini.

"Itu untuk anak-anak."

"Ya badan akupun gak beda jauh ko sama mereka, gak akan rusak kan?" Jawabnya dengan begitu percaya diri...

"Kamu memang mungil tapi umurmu kan—" Ucapan Arpiar menggantung. Ia menyesuaikan bahasanya terhadap Zelda yang biasa lo-gue beralih ke aku-kamu.

"Kamu mengatai aku tua hah?" Tanya Zelda sambil mendongakkan kepala menatap lawan bicara yang lebih tinggi darinya itu.

"Tidak nak," ucap Arpiar dengan nada menahan tawa...

"Ih kamu tuh ngeselin ya ..." kesal Zelda sambil memukul lengan Arpiar, tiba-tiba seorang anak bertubuh besar menabrak Zelda alhasil ia terhuyung tak bisa mempertahankan keseimbangannya.
Arpiar yang melihat itu langsung reflek menangkap tubuh gadis itu, kemudian mereka saling berpandangan.

1 detik...
2 detik...
3 detik...

Saat itu juga Zelda sadar dan langsung memperbaiki posisinya,, "E ... terimakasih," ucapnya gugup.

"Ah ya," jawab Arpiar tidak kalah canggung. "Kita mau main apa?" Tanya Arpiar mencoba memperbaiki suasana.

"Terse—" ucapan Zelda tersanggah oleh Arpiar

"Jangan jawab terserah, disini gaada permainan terserah," jelas Arpiar sambil tertawa kecil.

"Ya apa dong, tadikan mau main itu gaboleh katanya," tanya Zelda sedikit frustasi.

"Bukan gaboleh ... Daripada main itu mending kita main itu," saran Arpiar sambil menunjuk sebuah permainan berlayar 3D dengan fasilitas tembakan disana.

Zelda meringis, "tapi aku gabisa," jawabnya sambil memainkan tas selempang yang dibawanya.

"Aku ajarin, ayo!" ajak Arpiar sambil menarik Zelda, Zelda hanya melihat tangannya yang kini digenggam oleh pria itu. Mengapa Arpiar bersikap seperti ini padanya?

"Begini cara pegang pistolnya," ajar Arpiar pada Zelda. "Cara menggenggamnya itu letakan bagian pegangan pistol ini ni di antara sela-sela ibu jari dan telunjuk, nah tiga jari yang lainnya menggenggam bagian depan, ini udah ada polanya," tunjuknya sambil memegang senjata game itu,

"jari telunjuk kamu harus tetap diluar, setelah itu arahkan atau bidik sasaran yang mau kamu tembak, baru jari telunjuknya kamu taruh di dalam, tarik pelatuknya dan Dorrr!!!" Jelas Arpiar pada Zelda.

"Wuaahhhh,,, kamu udah kayak ahli tembak aja, mau jadi polisi ya? Atau agen mafia haha," kagum Zelda pada Arpiar yang begitu rinci menjelaskan cara menggunakan senjata api.

Kata terakhir yang di ucapkan Zelda sedikit menyinggung Arpiar, namun ia tidak menampakan semua itu agar Zelda tidak curiga.

"Ayok kita mulai," ajak Arpiar pada Zelda.

Setelah itu mereka memainkan gamenya, Zelda terlihat sedikit ngeri saat memainkannya. Pasalnya ia tidak terlalu suka melihat hal yang terkesan seperti 'tragedi' ini. Ia lebih banyak menutup matanya saat menembak, alhasil selalu tidak tepat sasaran.

"Oh ayolah Zelda, orangnya disana ... Masa kamu malah nembak tong sih, hahaha," kata Arpiar meledek Zelda.

Kemudian Arpian berdiri di samping belakang Zelda, membantu Zelda menggenggam pistol dengan posisi seperti memeluk Zelda dari belakang dan melanjutkan permainannya.
Zelda tidak menyadari posisi mereka yang saat ini terkesan sangat dekat, setelah game selesai. Baru ia menyadarinya...

"Huh ... Pegel," keluh Zelda sambil meregangkan otot-ototnya.

"Gimana, seru?" Tanya Arpiar

"Seru darimana, ngeri tau. Kasian itu orangnya pada mati, kamu sadis."

"Itukan cuma video game Zelda, untuk apa mengasihani mereka?"

"Mereka itu sebetulnya hidup tau, kayak di film Wreck-It Ralph itu," terangnya pada Arpiar

Arpiar yang mendengar itu menggelengkan kepalanya, "Kamu itu terlalu polos, sampe bikin aku gemes sama kamu," kata Arpiar sambil mencubit kedua pipi gadis itu.

"Ihh.. apasih Arpiar, kamu tuh jangan gini," sambil menyingkirkan tangan Arpiar darinya.

"Oh maaf, abis gemes!!" katanya, "mau beli sesuatu?" Tanyanya pada Zelda.

Zelda menggelengkan kepalanya.

"Mau makan atau minum?" Tawarnya lagi.

Kemudian muncul sebuah bayangan di pikiran Zelda
"ICE CREAM STRAWBERRY!" Ucapnya begitu keras sampai orang-orang disekitarnya memperhatikanya. "Ups!" Ucapnya lagi sambil menutupi mulutnya.

"Aku belikan," kata Arpiar kemudian mereka keluar dari sana.

Tanpa mereka sadari, sendari tadi seseorang disana sedang memerhatikan kegiatan mereka bahkan mengambil gambar mereka secara diam-diam.

••••

Hayoo.. Disini siapa nih yang seneng dengan mereka berdua?

kalian termasuk team-nya siapa nih?

Alban-Zelda

Or

Arpiar-Zelda

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang