34-Amsterdam🔫

435 39 7
                                    

'Selamat pagi kepada tamu-tamu yang terhormat. Selamat datang dalam pesawat Air Transat, Penerbangan dengan nomor TS-372 dengan tujuan Vancouver-Amsterdam, penerbangan menuju Amsterdam akan ditempuh dalam waktu 9 jam 35 menit dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki di atas permukaan laut ....'

Instruksi seorang pramugari terdengar nyaring dalam kabin pesawat, saat ini Alban tengah melakukan perjalanannya menuju Amsterdam untuk menyelesaikan misi perusahaannya, yaitu menghapus surat penyerahan palsu yang dibuat Tn.Breyoz.

Sebelum keberangkatannya, Alban sempat menitip pesan pada Andy.

"And, nitip Zelda ya," ucap Alban sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

"Siap bos, good luck!" balas Andy yang ditanggapi anggukan oleh Alban. Ada sesuatu yang tidak biasa pada Alban, seperti ada beban yang mengganjal saat Andy melihat sahabatnya itu.

"Al," panggil Andy saat Alban hendak menuju Landasan Udara.

"Kenapa?"

"Are you oke?." Bukan tanpa alasan Andy bertanya seperti itu, Alban berbeda sejak hari kemarin. Sikapnya seperti Alban yang ia temukan pasca kecelakaan itu.

Alban tersenyum sekilas kepada Andy, tanpa berniat menjawab pertanyaan sahabatnya tersebut.

"Aku berangkat!" Alban pergi sambil mengangkat sebelah tangannya, berpamitan pada Andy.

-•-•-

Amsterdam,
04.25 PM

'Para penumpang yang terhormat, selamat datang di Amsterdam, kita telah mendarat di Bandar Udara Amsterdam Schinphol, kami persilahkan kepada anda untuk tetap duduk sampai pesawat ini benar-benar berhenti dengan sempurna pada tempatnya ....'

Alban keluar dari bandara, mencari keberadaan seseorang disana. Tepat saat ia melihat ke seberang jalan, terdapat mobil hitam yang terparkir disana lalu Alban menghampirinya dan masuk ke dalam mobil itu.

"Welcome to Netherland, Tuan Alban," sapa seorang pria yang kini tengah duduk disampingnya, pada kursi bagian belakang.

"Where we go?" tanya orang yang sedang mengemudikan mobil.

"Kantor Bootes Company!" Alban langsung angkat bicara.

Orang yang berada di sampingnya melongo tak percaya. "Benarkah secepat itu? Kamu bahkan belum bertanya tentang lokasi, denah gedung, keamanan dan yang lainnya padaku," ucap orang disampingnya.

"Sebelum kamu memberitahuku, aku sudah meretas laptopmu Justin, Data itu sudah kau kumpulkan bukan?"

"Huh, itu sangat tidak adil," ujar lawan bicaranya yang merasa tersaingi keahliannya sebagai Tim Cyber.

"J, kita memasuki Red Zone. Gunakan panggilan inisial saja!." kata pria yang tengah mengendarai mobil.

Justin dan Mr.Quts merupakan bagian agen Cyber saat Samudera Grup masih berdiri. Hubungan mereka dengan Tn.Gerald masih bisa dikatakan cukup baik. buktinya, saat ini mereka bersedia membantu menjalankan misi Alban.
Mereka tidak berniat untuk bergabung ke Altair maupun Antares Grup, jiwa mereka hanya satu, Samudera Grup! bukan yang lain. Maka dari itu mereka memilih mengasingkan diri dan tidak terlalu ikut campur urusan. Tapi untuk yang satu ini, wewenang mereka menyelesaikan masalah tentang aset Samudera Grup.

"Alright Mr.Q! Agen A, you probably know everything already and you know what you have to do." (Kamu mungkin sudah tahu semuanya dan tahu apa yang harus kamu lakukan.)

"So, go ahead and fight!" Pria disampingnya itu memberi semangat serta sugesti positif pada Alban.

Alban bersiap-siap memulai misinya. Dengan sebuah tas hitam, kacamata hitam, topi hitam serta sarung tangan lateks yang sudah terpasang ditangannya.

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang