51-She and her dad🔫

554 49 4
                                    

Sebuah mobil hitam muncul dengan lampu yang tidak diyalakan, seseorang keluar dari sana kemudian berjalan cepat menuju kotak telephone di ujung jalan.

"Zelda!" serunya saat membuka pintu dan mendapati gadis itu tengah terduduk memeluk lutut sambil menyembunyikan wajahnya. Merasa ada yang memanggil namanya, gadis itu langsung mendongak.

"Al," lirihnya pelan. Tidak banyak bicara Alban langsung menyelimuti gadis itu dengan jaketnya kemudian menggendong gadis itu menuju mobil.

Saat mereka sudah di dalam Andy celingukan mencari seseorang. "Em, dimana-"

"And! Jalankan mobilnya!" Alban menyelang perkataan Andy sebelum pria itu menyelesaikan perkatannya, merasa paham dengan kode Alban iapun langsung mengendarai mobil itu. Sedangkan Zelda, gadis itu merasakan kepalanya yang sungguh berat, ia kehilangan segala tenaganya, bayangan Justin yang tertembak di depan matanya membuatnya sangat merasa bersalah.

Alban merasakan pelukan gadis itu semakin erat, Zelda menangis tanpa suara. Sesuatu buruk pasti telah terjadi, tidak tahu seperti apa yang pasti dengan tidak adanya Justin dapat menunjukan bahwa pria itu tidak baik-baik saja. Alban menatap ke arah jendela disampingnya, sambil mencoba menenangkan Zelda.

'Semua terjadi karena kecerobohanku, seandainya aku tidak memiliki hati untuk gadis yang mengkhianatiku serta gadis di pangkuanku sekarang, mungkin semuanya tidak akan serumit ini.'

Alban merasakan pelukan gadis itu mulai mengendur, isakannya pun sudah tidak terdengar lagi. Zelda tertidur, Alban membiarkannya seperti itu. Merekapun tetap melaju menuju kantor cabang Altair Grup yang terletak di perbatasan British Columbia.

Zelda terhenyak saat merasakan dirinya dijatuhkan pelan diatas benda empuk, gadis itu membuka mata dan mendapatkan dirinya dalam sebuah kamar, ada Alban, Andy serta seorang lelaki yang kini tengah memandangnya.

"Al," panggilnya pada Alban sambil mencekal tangan pria itu saat Alban hendak menjauh.

"Hai Nona, Anda aman bersama kami disini. Bolehkah saya bertanya soal Jutin?" tanya pria yang tampak asing di mata Zelda. Zelda mengingat-ingat nama yang dimaksud oleh paman tersebut, saat menyadari panggilan Andy di radio memanggil nama itu Zelda langsung merasakan sesak lagi di dadanya.

"Ada apa?" tanya Andy pada Zelda, gadis itu tampak berkaca-kaca.

"M-maafkan saya Tuan, seseorang menembaknya dua kali hingga aku tidak melihatnya bergerak lagi," ujar Zelda yang langsung histeris setelah menjawab pertanyaan Mr.Q. Semua orang langsung terkejut mendengar hal itu, terutama Mr.Q, sebagai seorang ayah angkat yang telah melewati banyak hal mulai dari Samudera Grup hingga sekarang, pria itu tidak percaya sang anak meninggalkannya sebelum dirinya.

Alban mencoba menenangkan Zelda, pria itu juga sangat terluka sebab Justin merupakan partner yang baik sekaligus sahabat masa kecilnya. Harusnya ia ikut bersama Justin, harusnya ia menentang perkataan pria itu. Bayangan bagaimana Justin menyelamatkannya saat misi di Amsterdam, bagaimana Justin mempertaruhkan nyawa untuk membantunya melarikan diri saat di bandar udara Schinphol, bayangan saat Justin selalu membantu dirinya menyelesaikan misi-misi berbahaya, bayangan saat Justin selalu merasa kalah dari Alban hanya karena satu benda, pria itu selalu rendah hati, seberapa hebat kemampuannya ia tidak pernah mengakui itu.

Tanpa Justin, Alban tidak akan bisa bertahan sejauh ini. Tidak terhitung berapa kali Justin membantu Alban, Beberapa kali pula pria itu menyelamatkan nyawa Alban. Tapi lihat, Alban bahkan tidak mempu menolongnya sama sekali, malah ia yang menjerumuskannya dalam keadaan bahaya.

"Maafkan aku, ini semua karenaku," ucap Zelda seusai melepas pelukannya dari Alban. Mr.Q tengah terduduk di salah satu kursi yang ada disana.

Suasana pilu menyelimuti ruangan itu, Alban memejamkan matanya.
Sakit, sangat sakit. Bahkan lebih dari kata itu.

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang