16-Why Should It?🔫

679 82 1
                                    


"Sakit ya om?" ucap anak itu melihat Alban meringis sambil membalut lukanya dengan kain.

"Tidak papa gadis kecil," ujar Alban ramah sambil mengusap puncak kepala gadis itu, "apa kamu terluka?" Tanyanya,

"Engga om. Aku gapapa, maaf ya gara-gara aku om jadi begini," ucap anak berusia 6 tahun itu sendu,

"Bukan salahmu, oh iya kamu tadi sama siapa? Mungkin ibu kamu lagi nyari kamu sekarang."

"Aku sama Bibi pengasuh aku, dia pasti khawatir," kata anak itu, "bisa om baik tolong antarkan aku pada bibi?" Pintanya pada Alban.

Alban pun mengangguk. Lantas ia merapikan penampilannya dan mengamankan pistolnya agar tidak terlihat mencurigakan. Lalu Alban mengantarkan anak itu ke tempat dimana warga sekitar diamankan petugas.

"Itu Bi Jehan," kata anak itu sambil menunjuk seorang wanita dengan ekspresi kekhawatirannya.

"Bibi ..." Ucap anak itu riang sambil berlari menghampiri Bi Jehan.

"Nada ... Ya ampun bibi udah khawatir banget, kamu gak apa-apa nak?" Ucap wanita itu sambil menelungkup kedua pipi gadis kecil bernama Nada itu lalu membalik-balikan tubuhnya memastikan anak majikannya ini tidak terluka.

"Gapapa ko bi, tadi Nada di selamatkan sama om baik," terangnya.

"Om baik siapa?" tanya Bi jehan kebingungan,

"Itu ..." Katanya sambil menunjuk Alban

"Dia ketembak loh bi, dan itu gara-gara Nada," katanya sedih.

"Terimakasih banyak tuan telah menyelamatkan Non Nada, saya tidak tau harus membalas seperti apa ..." kata Bi Jehan pada Alban.

"Ah tidak papa, mari saya antarkan pulang," tawar Alban.

"apa tidak merepotkan?" Tanya Bi Jehan

"Om baik mau nganterin Nada pulang? Yeyyy... Gapapa bi biar sekalian kenalin sama kakak dan temannya."

"Yasudah, sekali lagi terimakasih banyak," ucap bi Jehan.

Saat mereka hendak pulang petugas keamanan tidak memberikan izin pulang kepada para warga yang sedang diamankan disini. Untuk meminimalisir resiko adanya korban, mereka khawatir orang-orang tadi masih berkeliaran dengan senjata apinya.

Malam harinya Nevva tersadar dari pingsanya. Zelda memberitahukan bahwa Bi Jehan tadi menelpon dan memberi info bahwa Nada baik-baik saja dan akan pulang esok hari.

Mendengar kabar itu Nevva merasa lega.

—•—•—

Vancouver, Marc 09th
07.00 AM

Alban kini tengah menuju rumah anak Nada. Anak kecil yang ia selamatkan kemarin, saat bertanya dimana rumahnya, ternyata arahnya sama dengan tempat Zelda tinggal.

"Di sana om ..." Ucap anak itu, seketika Alban memperlambat laju kendaraannya,

'mengapa dunia harus sesempit ini, mengapa diantara luasnya wilayah Kanada ia harus menginjakan kaki disini lagi.'

"Pokoknya om harus mampir dulu ya, harus kenalan dulu sama kakak aku!" Ucap Nada

"Jadi Nada adiknya Zelda?" Tanya Alban.

"Loh, tuan kenal Non Zelda? Bukan, Nada ini adiknya Non Nevva," kaget Bi Jehan.

Setelah itu mereka turun dari mobil dan hendak menuju ke dalam rumah.

"Kok sepi ya, Kakak Nada pulang!" teriak Nada sambil membuka pintu, seketika seorang perempuan yang datang dari arah ruang tamu menghampiri anak kecil itu.

"Nada sayang kamu gapapa?" tanya Nevva masih dengan nada khawatir sekaligus lega melihat kehadiran adiknya kini.

"Gapapa ka, maaf ya udah bikin kakak khawatir," ucap Nada sambil memeluk kakaknya

"Syukurlah ..." Ucap Zelda sambil bernafas lega

"Maaf non, tadi saya sempat tepisah dengan non Nada. Tadi non Nada cerita dia berada di tengah-tengah keributan baku tembaknya, beruntung ada yang menyelamatkan dia. Oh iya, orangnya diluar belum bibi suruh masuk, katanya dia kenal non Zelda," jelas Bi Jehan.

Nada langsung berlari keluar dan menarik Alban untuk masuk ke rumah.

"Ayo om, masuk ..." Katanya

Zelda yang merasa penasaran siapa orang yang mengenalnya dan telah menyelamatkan adik temannya itu.

"Kakak, ini om baik yang nyelametin aku!!"

Seketika Zelda membelalakan matanya, Kaget!
Ekspresi yang ia tunjukan saat ini. Secara, hubungan mereka memang belum membaik setelah kejadian terakhir kemarin.

"Alban ya?" Tanya Nevva sambil menunjuk yang dibalas anggukan oleh Alban.

"Ya ampun makasih banyak ya kamu udah menyelamatkan adik aku, Nada."

"Sama-sama," jawabnya.

Alban menunggu reaksi Zelda terhadapnya, begitupun Zelda yang menunggu Alban berbicara kepadanya.

Namun tak ada reaksi yang diberikan oleh keduanya.

"Kalau begitu saya pamit," ucap Alban.

"Om baik mau kemana, disini dulu aja," kata Nada

Alban berjongkok menyetarakan tinggi anak itu, "Om masih ada kerjaan, nanti kapan-kapan om kesini lagi buat main sama Nada ya."l

"Yah ... yaudah deh kalo gitu. Tapi janji ya," ucan Nada sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Janji," balas Alban pada anak itu.

Setelah itu Alban berpamitan dan menyalami mereka, Nevva dan Bi Jehan, terakhir kepada Zelda..

"Aku pulang," ucapnya pada Zelda.

Zelda hendak menembalas uluran tangan Alban, namun ia melihat lengan kiri Alban diperban asal dan masih ada bekas darah disana.

"Ini kenapa?" Tanyanya mengalihkan.

"Om baik ketembak pas gendong aku kak!" terang Nada.

"Jangan dulu pulang, tunggu disini!" Titah Zelda kemudian bergegas mengambil kotak P3K.

•••

Ini dia potret Nada sama Om Baiknya🖤

Sebenernya kalian yakin gak sih kalo si Alban ini orang baik?? wkwk.

Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang