26-I'll Protect You, Promise🔫

575 53 8
                                    

Kini Alban tengah berbincang dengan teman-temannya. Ada Deris disana, sendari tadi ia tahu bahwa Alban didampingi Zelda pada acara ini, itu artinya mereka memang memiliki hubungan khusus.
Posisi Deris kini tengah berseberangan dengan Zelda, sedangkan posisi Alban yang kini menghadapnya jadi membelakangi Zelda. Deris melihat seseorang memakai topi berjalan ke arah Zelda dengan posisi menunduk. Saat orang itu semakin dekat tiba-tiba pandangannya terhalang oleh beberapa orang yang lewat diantara mereka.

Saat Deris melihat ke arah Zelda, ia sudah tidak ada dikursinya. Begitu pula dengan orang tadi.

—•—•—

Zelda merasa kantuk menyerangnya kali ini, mungkin karena merasa lelah. Ia duduk di sebuah kursi sambil memainkan gelas tinggi berisi jus alpukat, tiba-tiba saja seseorang menariknya dengan paksa. Dalam kondisi mengantuknya Zelda tidak sempat berteriak, karena orang itu menariknya begitu cepat dan Zelda tidak sepenuhnya sadar.

Orang itu menarik Zelda keluar dari mansion lewat pintu samping, kemudian membawanya ke belakang mansion. Bangunan itu memiliki halaman yang luas, diantaranya ada taman, kolam renang dan bagian lainnya.

Orang itu membawa Zelda cukup jauh dari bangunan itu, meskipun masih areanya namun ia melihat tempat ini minin penerangan.

"Si-siapa kamu?" tanya Zelda pada pria itu. Zelda merasa bingung bercampur takut kali ini.

Orang itu melepas topinya, menampilkan pria yang Zelda kenali.

"Hallo nona Nixie, apa kabar?" Arpiar melonggarkan cengkeramannya pada Zelda.

"Kenapa kamu membawaku kesini?" Zelda berusaha berbicara dengan nada tegas, namun masih terdengar nada ketakutan disana.

"Tenanglah, jangan terlalu berisik. Nanti ada yang dengar," jawab Arpiar seakan bermain-main dengannya.

Zelda menggeretakan giginya. "Apa mau kamu?!"

Lelaki itu kini mendekat kearahnya. Tentu saja Zelda berusaha menjauh.

"Tidak apa, tak perlu takut padaku Nona. Mengapa kau menghindariku sejak hari kemarin?" Arpiar terus mendekat.

Zelda memundurkan langkahnya, sampai ia merasa punggungnya menabrak sesuatu yang keras. Ternyata itu adalah sebuah pohon besar.

"Cukup Ar, jangan membuatku takut," ucap gadis itu dengan nada bergetar.

"Kenapa kamu takut padaku?"

"Perusahaan mu adalah perusahaan yang jahat, aku tahu badge yang kamu pakai kemarin sama persis dengan dua orang yang menyerang Alban saat dipesawat."

"Gadis pintar," ucap Arpiar sambil menyeringai. "Siapa yang memberitahumu? Si Alban itu. Atau kamu yang memerhatikannya sendiri. Ah iya ... Aku lupa, pertemuan pertama kita saat itu, kau langsung melukaiku dengan kukumu Nona. Sadis sekali."

Seketika Zelda membelalakan matanya tak percaya, jadi orang yang berebut pistol dengannya itu Arpiar? Orang yang menyerang Alban itu benar Arpiar dan orang yang meledakan pesawat dengan remote control itupun Arpiar. Sungguh Zelda merasa sulit bernafas mendengar fakta ini, pasalnya ia semakin takut pada lelaki dihadapannya.

"Baru tahu, hmm?" Pria itu tersenyum licik. Melanjutkan aksinya, Arpiar mulai mengusap pipi Zelda dan menyikap rambutnya ke belakang telinga.

"M-mau apa kamu," Zelda semakin gemetar.

Posisi mereka benar-benar dekat saat ini, Zelda dengan posisi tubuhnya yang sudah terjebak dibatas pohon dan Arpiar kini di depannya bagai menyudutkan.

"Perusahaan jahat katamu? Hey Nona ... Anda tidak tahu seberapa jahat orang-orang di tempat ini!! Mungkin ada yang lebih jahat dari yang anda maksud, contohnya si tua bangka Gerald itu," ucap Arpiar yang tidak Zelda mengerti maksudnya.

"Biar kuberi tahu sedikit, si Gerald itu telah membunuh ayahku, membunuh orang yang sangat berarti untuku. Apa kamu akan tetap diam saat mengetahui fakta bahwa orang yang membunuh ayahmu hidup tenang begitu saja?!" Nadanya sungguh dingin, membuat aura semakin tak baik. Zelda tahu ada perasaan dendam dan luka pada nada bicaranya.

Arpiar masih melakukan hal seperti tadi, memainkan jarinya di pipi gadis itu kemudian beralih ke dagunya. Membuat Zelda benar-benar ingin berlari, melawan, dan berteriak saat itu juga. Namun rasa takutnya membuat ia kehilangan tenaga untuk itu.

"Balas dendam bukan cara terbaik dalam menyelesaikan luka," ucap Zelda, "apalagi yang kamu lakukan padaku sekarang sangat menunjukan kelemahanmu."

"DIAM!!" Arpiar sedikit berteriak, matanya terlihat memerah.

Arpiar mendongakkan wajah Zelda dengan menarik dagunya keatas sedikit kasar.

"Bagaimana perasaan Alban jika ia tahu aku akan menyentuh gadisnya ini," kata Arpiar sambil mendekatkan wajahnya pada Zelda.

Perasaan Zelda panas dingin tak karuan. Ia benar-benar kalut, apa yang akan dilakukan Arpiar padanya.

Tangan kiri Arpiar beralih mengusap bahu Zelda, seakan sengaja melambat-lambatkan waktu ketakutan Zelda.

Zelda merasa tubuhnya kaku untuk digerakan. Pria itu semakin mendekatkan wajahnya pada Zelda, sampai saat sedikit lagi bibir Arpiar menyentuh bibirnya ...

Bughh...

Seseorang datang menghadang Arpiar, saat itu juga tubuh Zelda langsung merosot ditempatnya.

"Brengsek!!" Ucap Alban yang kemudian memukuli Arpiar. Alban memukuli wajah Arpiar sampai terlihat darah segar mengalir di sudut bibir Arpiar.
Arpiar memberikan perlawanan balik pada Alban, ia bangkit, keributan keduanya tak bisa dihindarkan. Mereka saling adu kekuatan, sayangnya perasaan Alban kini tengah dipenuhi emosi sehingga membuat perlawanannya tak tentu arah.

Alban berhasil memukul perut Arpiar yang membuat lelaki itu meringis, saat Alban hendak menendang Arpiar namun kakinya berhasil ditepis Arpiar sehingga keseimbangannya goyah. Alban terjatuh, Arpiar menindihnya dan berbalik memukuli Alban saat ini.

Alban berhasil mengunci pergerakan Arpiar sampai keduanya sedikit terpisah. Saat mereka berdua hendak melanjutkan baku hantamnya, terdengar sebuah suara peluru nyaring dilepaskan ke udara. Saat itu pula Arpiar bangkit dan meninggalkan tempat itu.

Alban berusaha menghampiri Zelda dengan berjalan tergopoh-gopoh. Saat ini Zelda masih syok, ia masih menangis histeris. Alban datang padanya dan langsung merengkuh gadis itu.

"Maaf aku lengah, mulai hari ini aku janji bakal selalu melindungi kamu. Zelda Nixie Aurora!" katanya sambil berusaha menenangkan gadis itu dengan pelukannya.

••••

Walahhhh ... Ambyarrrr guys😬

Penasaran ga sama kelanjutannya nih??

Jangan lupa votment-ya teman-teman.


Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang