55-End Of Story | SAMUDERA GROUP🔫

1.5K 60 14
                                    

Setelah rapat selesai, semua orang telah merubah pikiran mereka. Percaya atau tidak, perdamaian itu terjadi sangat mudah. Pengorbanan orang-orang yang berarti bagi mereka menyadarkan bahwa selama ini mereka hidup dengan dinding ego yang terlalu tinggi.

Susunan rencana baru telah diatur, mereka menyatukan suara dan saling memberi saran dengan terbuka, mereka kemudian mengurus berkas-berkas yang sempat berantakan. Ny.Collins memberi kabar bahwa ia hendak menghapus Antares Grup. Sebenarnya ia bisa membekukannya, hanya saja ia lebih memilih untuk menghilangkannya agar tidak mengganggu fokus pembangunan satu nama kembali.

"Va, Thanks a lot for everything," ujar Zelda pada Nevva. Kali ini mereka tengah dalam situasi lenggang, setelah rapat berakhir beberapa jam yang lalu mereka memiliki kesempatan untuk mengobrol santai.

"Lo tau Zel? Gue ngerasa beruntung banget kenal sama lo. Siapa yang pernah mengira kalo lo, gue, Alban dan Arpiar pernah berada di tempat yang sama-pesawat itu. Itulah awal semuanya terjadi 'kan?"

"Takdir tuhan memang sangat luar biasa, Va. Betapa bersyukurnya aku hari ini, setelah melewati beberapa hal yang sangat sulit untuk menemukan ayahku, akhirnya semuanya selesai, begitu pula dengan segala kekacauan ini."

Nevva menceritakan bagaimana ayahnya tahu tentang Zelda, semua informasi yang Nevva dapatkan sejak ia tahu Arpiar merupakan orang Antares Grup ia selalu melaporkan apapun yang terjadi kepada ayahnya. Kecuali tentang ancaman Arpiar, ia baru mengatakan itu setelah mendapat Informasi dari Andy mengenai kunci brankas ada pada Zelda, semua informasi sangat berperan penting untuk ayah Nevva.

Nevva tahu soal Altair dan Antares sendari dulu, keluarganya melarang ia untuk menyinggung hal apapun tentang mereka yang tahu hal itu demi melindungi privasi. Nevva tidak pernah bertemu Alban maupun Arpiar, kala itu ia hanya mengenal seorang Justin, itupun secara tidak disengaja.

"Ya, dia temen masa kecil gue. Gue nggak pernah ketemu dia lagi semenjak kematian kakek Franklin. Gue bahkan belum sempat ngeliat Justin yang dewasa, pasti lelaki itu sangat tampan, kan?" tanya Nevva saat Zelda membahas tentang lelaki itu.

"Maaf, Va. Dia harus mengorbankan nyawanya buat nolongin aku." Zelda meraih tangan Nevva dengan ekspresi sendu.

"Enggak ada yang nyalahin lo atas semua ini, Zelda. Berhenti membuat pikiran seperti itu, Justin memang luar biasa, tidak salah kakek Franklin menjadikan dirinya sebagai pimpinan Direksi. Pengorbanan paling berarti dari seorang calon pemimpin." Nevva mencoba menenangkan.

-•-•-

"Boleh saya memanggilmu Ibu?" tanya Alban. Seorang pria yang tidak pernah sedikitpun merasakan kasih sayang dari seorang wanita yang biasa disebut ibu, yang ia tahu sejak kecil bahwa sang ibunda telah pergi meninggalkannya, ternyata itu bukan cerita nyata.

Ny.Collins menatap lekat ke arah putranya, perasaan haru mucul saat mendengar perkataan pria itu.

"Nak, Ibu sudah menunggu panggilan itu beberapa tahun lamanya, bahkan Ibu tidak sempat melihat wujudmu sedikitpun kala itu. Ibu kehilangan kesadaran ditengah-tengah proses kelahiranmu, saat bangun Wilpred mengatakan bahwa kamu tidak selamat. Betapa hancurnya hati Ibu..."

Ny.Collins menghampiri putranya lalu memeluk Alban. "Maafkan aku, Bu... Aku telah membuat banyak kesalahan padamu."

"Lupakan itu, Alban. Mari kita memulai kehidupan baru yang lebih baik!"

Arpiar tertawa kecil, membuat Alban kebingungan. "Ada apa?"

"Tidak, rasanya aku masih tidak percaya, kita yang selalu bertarung dalam pekerjaan, masalah pribadi bahkan tentang wanita. Kini menjadi seorang saudara, menggelikan. Tapi, jika boleh jujur aku memang menginginkanmu sendari dulu, dan aku mengenyampingkan gengsiku untuk mengakui kalau aku menyayangimu. Adik kecilku!" ujar Arpiar sambil bergurau menunjukkan ekspresi ingin muntah.

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang