13-Need Holiday🔫

801 96 10
                                    

"Menjijikkan," ujar Tn.Gerald saat melihat bagian lengan jas nya terkena cipratan darah Halley.

"Seharusnya ayah tak perlu membunuhnya, toh aku juga masih hidup disini," tutur Alban.

"Kamu tidak akan tau apa yang bisa terjadi selanjutnya jika ia tidak mati. Halley terlalu jauh melangkah dan membocorkan rahasia perusahaan kita, bahkan ia sudah menjadi bagian Antares Grup. Mata-mata sialan," kata Tn.Gerald

"Tadinya ku kira penyerangan itu karena kecerobohan ku. Ternyata ini penyebabnya, berarti yang menyerangku saat itu ... Arpiar Wilpred," terang Alban yang baru saja menyadari hal itu.

"Itulah sebabnya ayah menyuruhmu untuk lebih waspada kali ini!!"

—•—•—

"Sial ... Si Halley itu mati," gerutu Ny.Collins

"Sungguh menyedihkan, betul ma?" tanya Arpiar, terkesan meledek.

"Apa yang kamu katakan, kamu meledek mama?" Tanyanya.

"Tidak, tidak ... Bukan meledek hanya menyentil," ucap Arpiar sambil menunjukan cengirannya.

"Kurang ajar, memang rencana kamu sudah sejauh mana sampai berani menertawakan ibumu ini hah?" Tanya Ibunya.

"Tunggu saja, kali ini aku punya boneka. Boneka untuk menghancurkan Alban," jawab Arpiar.

"Boneka ...? Alban? Tunggu, maksudnya apa ini," tanya Ny.Collins menghampiri anaknya lantaran penasaran dengan apa yang dibicarakan.

"Aku melihat Alban mulai dekat dengan seseorang. Mama tau siapa orangnya? Orang yang menyaksikan penyerangan di pesawat itu. Orang yang membantu Alban meloloskan diri dan ..." Arpiar menjeda ucapannya.

"Dia kenal kamu?" tanya Ibunya,

"No, tapi kami sudah saling mengenal. Maka dari itu Piar susun rencana ini," terangnya.

"Bagus!! lanjutkan," seru Ibunya "Bagaimana dengan Dia?"

Arpiar tau siapa 'Dia' yang dimaksud ibunya.

"Ah ya, senjata kita bisa lebih banyak dengan itu," ucap Arpiar begitu lepas mengingat hal itu.

"Boleh aku kenalkan gadis ini pada ibu?" Tanya Arpiar

"Bawa saja orangnya," jawab Ibunya,

"Oke," setelah itu Arpiar lanjut memikirkan rencananya.

—•—•—

Vancouver, Marc 08th

"Zel, istirahatin dulu lah pikiran kamu. Dari kemarin melamun mulu kenapa sih?" Tanya Nevva.

"Gapapa Va," jawab Zelda.

"Ayolah.. makan dulu yuk, jangan begini nanti kamu sakit." Nevva khawatir dengan keadaan Zelda saat ini. Gadis itu benar-benar sedang dalam kondisi drop.

Ting tong...

Bel rumah Nevva berbunyi, sang pemilik rumah pun beranjak menghampiri pintu untuk melihat siapa yang datang.

"Aku turun dulu ya bentar," kata Nevva yang dibalas anggukan oleh Zelda.

Ada harapan kecil saat Zelda mendengar suara bel, mungkinkah Ayahnya yang datang menemui Zelda. Ah rasanya mustahil jika hal itu terjadi, atau mungkin Alban yang datang menanyakan kabarnya...

"Hey, lo ...?" Ucap Nevva riang saat membuka pintu.

Zelda sedikit penasaran dan mencoba menangkap suara, siapa yang datang.

"Hai, apa kabar Nevva. Zeldanya ada?" tanya pria itu.

Zelda yang mendengar suara itu menghembuskan nafas kecewa.

"Ah, gue kira lo kesini mau nyari gue. Eh ternyata nyari Zelda hehe," terang Nevva pada Arpiar,

"Zelda lagi dikamar, bentar gue panggil," ucapnya seraya naik ke lantai atas menemui Zelda.

"Zel ada Arpiar nyariin kamu tuh." kata Nevva menyampaikan,

"Ko nyari aku? Biar dia ngobrol sama kamu aja. Bilang aku mau istirahat," ujar Zelda sambil berniat membaringkan tubuhnya.

"Ehhhh... No, no! Lo harus temuin dia. Masa tamu nggak di samperin," kata Nevva sambil menarik-narik Zelda,

Merasa tak ingin berdebat, lantas Zelda berkata "Oke-oke, aku turun."

"Ok bagus, aku bikin minum dulu. Dah." Kemudian Nevva berlalu.

—•—•—

Zelda menuruni tangga, Arpiar yang menyadari kehadiran Zelda lantas melirik kearahnya lalu tersenyum, Zelda hanya membalas senyuman lebar itu dengan senyum singkat.

"Hallo!!" sapa Arpiar.

"Hai, ada apa Ar?" Tanya Zelda

"Engga ada apa-apa, cuma mau nanya kabar lo aja," terang Arpiar.
Padahal Arpiar bukan orang yang Zelda harapkan untuk bertanya hal itu.

"I'm oke," jawabnya,

"Gue mau ngajak lo jalan, bisa?" tanyanya

Zelda memang tidak begitu tertarik pada Arpiar. Namun kondisinya saat ini bisa dibilang memang sangat butuh Refreshing.

"Sama Nevva?" Tanya Zelda meyakinkan.

"Kalian berdua aja, masa gue ikut-ikutan si. Nanti jadi kambing budek dong gue," kata Nevva yang tiba-tiba darang dari arah dapur sambil membawa minuman.

Nevva menang menyukai Arpiar, tapi ia tau sikap Arpiar begitu terlihat jelas bahwa ia menyukai Zelda.

It's not a problem for Nevva,,,

"Nevva kalo mau ikut ayo," ajak Arpiar.

"Kalian aja, waktu yang tepat Ar. Gw titip Zelda pokoknya lo harus bisa bikin dia kembali jadi dirinya, buat dia happy, balikin ke Zelda yang ceria. okey," kata Nevva,

"Apasih Va, kamu berlebihan," sanggah Zelda.

Arpiar hanya tersenyum menyimak obrolan itu.

"Yaudah siap-siap dulu sana," titah Nevva pada Zelda.

Kemudian Zelda bersiap-siap dan mereka berdua pun pergi ke suatu tempat.

•••••

Hallo teman-teman

Kira-kira mereka berdua mau kemana yah??

Tetap tunggu kelanjutannya

Be enjoy

Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang