20-Ocean🔫

613 68 5
                                    

Ting tong ...

Seseorang menekan bel rumah Nevva. Tak lama kemudian pintu dibuka..

"Eh, Den Alban ... Mari masuk," kata Bi Jehan mempersilahkan.

"Nada nya ada bi?" tanya Alban,

"Nanyain Nada apa Zelda?" Kata Nevva dengan nada meledek sambil menghampiri keduanya.

Tiba-tiba datang anak kecil sambil berteriak...

"OM BAIK!!" pekik anak itu kegirangan sambil berlari menuju Alban dan memeluknya.

"Hey, Om bawain kamu Ice Cream Strawberry," ucapnya sambil memamerkan jinjingan yang dibawanya.

"Asikkk." Nada mengambil tas itu kemudian melihat isinya, "Banyak banget Om, buat Kak Nevva, Kak Zelda sama Bi Jehan juga ya?" Tanyanya.

"Tuh kan, tau aja kesukaan ceweknya," lagi-lagi Nevva menggoda Alban.

"Ada apa ini ribut-ribut," Zelda datang menghampiri mereka.

"Ini ka Om Baik bawain Ice Cream Strawberry banyak banget," kata Nada.

"Wah, bagus dong," ucap Zelda.

"Om Baik tau aja kalo Kaka Zelda suka rasa Strawberry, ya gak Ka?" Tanya anak itu, Zelda hanya tersenyum mendengarnya.

"Lagi pada santai ya? Gimana kalo kita jalan-jalan," ajak Alban.

"Wih boleh tuh," setuju Nevva.

"Ayok!" ujar Nada.

Dan terakhir, mereka melirik ke arah Zelda seakan menunggu jawaban dirinya...

"Berangkat!!!" katanya, Di tanggapi sorakan oleh Nevva dan Nada.

"Kita siap-siap dulu."

Setelah itu merekapun berangkat, menuju pelabuhan...

—•—•—

Sesampainya disana mereka menaiki Ferry. Bukan untuk tujuan jauh, hanya berkeliling di atas laut saja.

"Nada fotoin Kakak bisa nggak?" tanya Nevva pada adiknya.

"Bisa kak," seru Nada sambil mengambil handphone dari kakaknya.

"Bisa kak," seru Nada sambil mengambil handphone dari kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itulah hasil foto adiknya itu. Kemudian mereka berdua pun menikmati acara mereka.

Lain halnya dengan Zelda dan Alban, mereka kini tengah berada di bagian depan kapal.
Menatap birunya air laut. Alban sedikit memecah keheningan.

"Takkan tergapai samudera yang luas, tanpa ada keberanian meninggalkan pantai," ucap Alban.

Zelda melirik ke arahnya, mencoba mencerna apa yang Alban ucapkan.

"Al, boleh aku bertanya ...?" ujar Zelda,

"Ya, apa?" tanya Alban

"Seandainya kamu punya pilihan menjadi orang jahat atau kehilangan orang yang kamu sayang. Kamu pilih mana?"

Pertanyaan itu...

Pertanyaan yang pernah diucapkan seseorang padanya.

Tiba-tiba sekelebat bayangan muncul di kepala Alban,

..

"Gel, seandainya kamu punya dua pilihan. Terpaksa tapi utuh atau bertahan tapi hilang, kamu bakal pilih yang mana?" tanya seseorang dihadapannya.

"Kenapa tanya begitu?"

"Gapapa pengen tanya aja!" serunya

"Aku gabisa jawab" ...

..

"Al, ko ngelamun. Aku nanya loh!" seketika suara Zelda membawanya kembali pada dunia nyata.

"Ah, sorry."

"Jadi apa jawabannya?" tanya Zelda,

"Kamu ini ada-ada aja nanyanya,"

"Ya aku cuma pengen tau aja jawaban kamu, kadang kan kita sering dihadapkan dengan sebuah pilihan. Diantara pilihan itu selain membuat kamu bingung ada juga yang bikin kamu berada di posisi sulit, contohnya kayak tadi. Simalakama!"

"Gak semua pilihan itu benar, gak semua salah juga. Setiap pilihan pasti memiliki resiko masing-masing. Maka dari itu jangan pikirkan baiknya sekarang saja pikirkan dampak kedepannya juga. Harus yakin dan jangan ragu. Untuk selanjutnya siap tidak siap ya  harus diterima," terang Alban.

"Kamu mungkin bisa ngomong gitu, tapi kenapa gak jawab pertanyaan aku," kata Zelda.

Alban terdiam...

"Kamu itu penuh tanda tanya, setiap pertanyaan yang aku lontarkan ke kamu pasti kamu jawab berbelit-belit tapi gak ada jawabannya. Aku gak tau alasan kamu tertutup sama aku, apa mungkin masih belum percaya. Atau memang kamu gak nganggep aku ..." ucap Zelda dengan nada semakin terdengar pelan.

"Nganggep apa?" tanya Alban,

Zelda terhenyak mendengar pertanyaan Alban, tak sadar ia mengucapkan itu.

"I-itu temen," ucap Zelda canggung. Kemudian keduanya tak ada yang berbicara...

"Maaf,"
"Sorry," ucap keduanya berbarengan. Kemudian mereka saling melirik satu sama lain.

"Maaf kalo aku terlalu percaya diri Al, aku kira—" Ucapannya terpotong,

"Lebih dari teman!" sanggah Alban sebelum Zelda melanjutkan kalimatnya.

Zelda menatap lawan bicaranya tak percaya...

"M-maksud kamu?" tanya Zelda,

Alban menghembuskan nafasnya. "Nanti kamu akan tau sendiri jawabannya," kata Alban sambil tersenyum.

Alban tersenyum padanya? Astaga ini seperti mimpi bagi Zelda melihat lelaki dingin itu tersenyum lebar. Untuk pertama kalinya ia melihat senyum itu...
Zelda merasakan jantungnya berdetak tak beraturan saat ini. Bahkan oksigen di paru-parunya pun terasa menipis.

Entah mungkin Zelda baru sadar. Ia akui Alban memang tampan. Namun dengan senyumannya kali ini, menambah ketampanannya berkali-kali lipat.

Zelda masih menatap lelaki itu, sampai Nevva datang menghampiri mereka.

"Zelda, look at here!" Kata Nevva sambil mengarahkan kamera pada Zelda. Zelda yang sadar akan difoto langsung tersenyum dan melihat kearah kamera.

 Zelda yang sadar akan difoto langsung tersenyum dan melihat kearah kamera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelahnya, saat ia hendak mengajak Alban berfoto. Lelaki itu sudah tidak ada disebelahnya ...

•••

#StayAtHome #Dikamaraja #BacaWPaja

Jangan lupa tinggalkan jejak dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang