7-Hallo🔫

1K 141 3
                                    

"Masnya ko diem aja, hallo?" ucap Zelda sambil melambaikan tangannya di depan Arpiar.

"Yaudah saya duluan ya, jalannya udah lancar. Permisi," tambah Zelda lagi dan mobil yang dikendarai Nevva melaju.

"Nice," ucap Arpiar setelah kepergian mobil yang ditumpangi Zelda, "Dia nggak kenal siapa gue," kata Arpiar berbicara sendiri, kemudian mengikuti kemana mobil itu melaju.

----

Keesokan harinya adalah hari Minggu, dimana kebanyakan warga disana biasa melakukan olahraga pagi.

Arpiar sudah siap untuk melaksanakan lari pagi. Dengan celana training hitam, kaus abu polos serta sepatu berlogo ceklist terpampang disana. Tak lupa dengan sepasang earphone yang bertengger ditelinganya.

Pagi ini ia sengaja berolahraga menuju area perumahan dimana tempat Zelda berhenti kemarin. Berharap akan ada pertemuan diantara mereka. Benar saja, di seberang sana kini terlihat dua orang gadis sedang sibuk dengan aktifitas fisiknya. Kemudian Arpiar mencoba memancing perhatian mereka.

•••

I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go...
I know I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you until we're grey and old...
Just say you won't let go....
Just say you won't let go....

Kedua gadis itu kini sedang menyanyikan lagu yang dibawakan oleh penyanyi bernama James Arthur sambil berjalan santai.

Kali ini posisi Arpiar sedang berlawanan arah dengan Zelda dan Nevva. Pada waktu yang tepat, saat mereka berpapasan Arpiar sengaja menjatuhkan dompetnya di depan Zelda.

"Hey, kau menjatuhkan dompetmu!" teriak Zelda kepada Arpiar yang sedang berpura-pura berlari santai disana. Arpiar tersenyum sekilas kemudian berbalik arah.

"Ah ya, terimakasih Nona," katanya.

"Tunggu, kamu ..." kata Zelda menyelidik.

Arpiar sedikit terkejut dengan reaksi Zelda. Apa jangan-jangan ia ingat kejadian di pesawat?

"Kamu ... yang kemarin gak sabar mencet-mencet klakson kan?" tanyanya.

Arpiar yang mendengar itu langsung bernafas lega.
"Iya betul, kemarin gue lagi buru-buru jadi ya begitulah," jawabnya. "Kenalin gue Arpiar Wilpred," tambahnya sambil mengulurkan tangan.

Zelda sempat merasa bingung kemudian menerima uluran tangan itu "Zelda Nixie Aurora."

"Nama yang cantik," puji Arpiar yang masih tidak melepaskan jabatan tangan itu.

"Kenalin gue Nevva Claria, temennya Zelda." seketika fokus Arpiar teralihkan kepada Nevva yang tiba-tiba menyanggah itu.

"Oh ya, gue Arpiar, nice to meet you. Zelda ... Dan siapa tadi?" tanyanya lagi pada Nevva.

"Nevva," jawabnya sambil tersenyum. Terlihat jelas tatapan kagum dari Nevva kepada Arpiar.

"Yuk Va kita lanjut lagi," ajak Zelda yang nampaknya tidak terlalu tertarik dengan perkenalan mereka.

"Mau kemana, kok buru-buru?" tanya Arpiar.

"Kita muter aja deh Va, pulang. Aku udah cape," lagi-lagi Zelda mengajak Nevva dan tak menghiraukan pertanyaan Arpiar.

"Emm,, okedeh," ucap Nevva mengikuti permintaan Zelda.

"Arpiar, kalo mau mampir kerumah gue sekalian boleh," tawar Nevva membuat Zelda menghembuskan nafas gusar. Mengapa temannya itu mengajak orang asing mampir kerumahnya.

"Good idea," ucap Arpiar menerima tawaran Nevva.

Di rumah Nevva.

"Oh jadi Zelda ini asalnya dari Toronto?" kata Arpiar. Kini mereka sedang duduk bersantai di ruang tamu, ditemani beberapa cemilan dan jus jeruk sebagai penyegarnya.

"Iya," jawab Zelda. Dari awal datang sampai sekarang sebenarnya Zelda lebih banyak diam, Nevva lah yang dari tadi terus berbincang dengan Arpiar. Meskipun Zelda menyadari obrolan mereka lebih membahas tentang dirinya namun ia tidak berminat sama sekali.

"Jadi tujuan kamu kesini itu?" tanya Arpiar mengambang.

"Dia kesini mau men-"

"Mencari pekerjaan sekaligus liburan," jawab Zelda segera sebelum Nevva memberitahu tujuan utamanya datang ke kota ini. 'Bahaya' jika orang lain tau, karena Zelda sadar ayahnya ini bukan orang sembarangan.

Nevva mengerti mengapa Zelda berbohong, setelah itu mereka tidak melanjutkan perbincangan mereka. Arpiar pun beranjak kemudian pamit dari sana.

-•-•-

Alban kini tengah menatap taburan bintang di langit sambil menikmati angin malam.
Terdengar deburan ombak yang bertabrakan dengan batu karang, menyapa pasir di sisi pantai.

Kali ini ia sedang berada di sebuah villa pribadinya.
Bisa dibilang tempat yang ia kunjungi untuk menenangkan diri serta pikirannya dari rumitnya dunia yang kini ia jalani.

Sebenarnya Alban sudah lama tidak mengunjungi tempat ini, terakhir berkunjung sekitar 8 bulan lalu.

Drrttt...

Handphone Alban bergetar.

"Ya kenapa?" tanyanya kepada si penelepon diujung sana.

"Besok kamu datang ke sini, ada tugas yang harus kamu kerjakan!" titah seseorang diseberang sana.

"Baik," jawab Alban

Setelah itu telpon dimatikan.

-•-•-

Zelda merenung diatas tempat tidur, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi ia tidak bisa terpejam.
Memikirkan masalah hidupnya membuatnya merasa lelah. Bisa tambah kurus ia lama-lama jika seperti ini terus.

"Aku harus nyari ayah kemana mah," ucap Zelda sendiri sambil menatap langit-langit kamar.

Tiba-tiba ia teringat Alban. Mungkinkah pria itu bisa membantu dirinya menemukan ayahnya.
Saat ini Zelda benar-benar merasa buntu, terus menerus berjalan di tempat membuatnya hampir putus asa.

"Mungkin Alban bisa bantu aku, tapi gimana caranya aku nemuin dia. Aku aja gatau dia dimana." Zelda berbicara sendiri.

Zelda tidak tahu sosok ayahnya seperti apa, ibunya bilang ayahnya pergi saat ia masih berusia 3 tahun. Mungkinkah ayahnya kini masih hidup?.

Saat kondisi seperti ini Zelda selalu merindukan mamanya, ia kemudian meraba lehernya mencoba meraih kalung yang terpasang disana namun nihil, tidak dapat ia rasakan.

"Kalungku, dimana?" Zelda terkejut seraya bangkit dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju cermin. Benar saja, kalung itu tidak ada di lehernya.

Gadis itupun baru menyadari bahwa saat ini kalungnya hilang....

••••

Hallo, gimana nih menurut kalian ceritanya udah greget belum? Apa masih kurang...

Yang nunggu konfliknya harap bersabar ya! Ini belum apa-apa.

Ikuti terus kisah mereka.


Salam Hangat 🌹

HERETOFORE [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang