Alban tengah menatap laptopnya pagi ini, semalam Justin mengirim surel bahwa ia akan menghubunginya hari ini.
"Hey, What's Up!" Pria itu menyapa Alban dengan wajah girangnya. Terlihat juga Mr.Quts tengah bersantai di sebelah Justin sambil memegang gelas berisi wine.
"Kalian sudah di Greenland?" tanya Alban, pria itu tengah bersender pada sofa yang ia duduki.
"Yep, aku bahkan sudah menemukan seorang gadis cantik disini, sangat beruntung kan?" tawa Justin begitu keras hingga membuat Mr.Quts terlihat terganggu olehnya.
"Oh ayolah, itu informasi yang sangat tidak penting Justin!' Alban menghela nafas dengan malas.
Alban tahu pria itu memang sering berganti-ganti pasangan.
"Aku belum selesai bicara, kamu tau? Aku bertemu dengannya saat terbang ke Greenland, sepertinya dia tengah menghindari dari seseorang, aku membantunya bersembunyi dan kami menjadi dekat." Justin menceritakan kisah barunya pada Alban.
"Kali ini aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk setia pada satu wanita!" tambahnya dengan yakin, Mr.Quts hanya meledeknya dengan menirukan bagaimana cara Justin berbicara.
Seketika Alban langsung teringat kepada Zelda, pertemuan pertamanya dengan gadis itupun saat dirinya terbang dari Toronto ke Vancouver, dimana saat setelah Alban mengambil brankas dari kota itu.
"Hey, kamu ngebayangin aku ngelakuin hal yang aneh-aneh ya? Nggak gitu kok. Tenang aja!" Justin menebak-nebak hal yang sedang dipikirkan Alban, "Oh, aku tahu. Kamu pasti sedang bernostalgia tentang pertemuanmu dengan kekasihmu itu ya. Siapa namanya? Aku lupa."
"Zelda," Mr.Quts tiba-tiba menimpali Justin.
Alban tersadar setelah mendengar suara berat Mr.Quts menyebut nama itu. Tak lama, Ditha datang membawa beberapa roti panggang yang ia buat untuk Alban.
"Morning, lagi video call sama siapa?" tanyanya dan langsung berdiri di belakang Alban kemudian mengalungkan tangannya pada leher lelaki itu.
"Hai!" Sapanya pada dua orang yang berada di layar laptop Alban. Wajah kedua orang itu tampak menegang, sedangkan Alban nampak tidak nyaman dengan posisinya kali ini.
"Call me later!" Alban langsung mematikan sabungan telepon itu, membuat Ditha merasa tersinggung karena dirinya terkesan mengganggu Alban. Ditha pun langsung menyingkirkan tangannya dan berjalan ke arah sofa di seberang Alban.
"Ditha, sejak kapan kau menjadi gadis penggoda seperti itu?" Alban masih bersikap dingin pada Ditha.
Ditha hanya berdecak sebal, "Sudah kukatakan Gel, aku bertingkah seperti itu karena aku merindukanmu. Tidak bisakah kamu bersikap seperti dulu, aku ini tunanganmu. Tolong jangan bersikap seolah kita adalah orang asing."
Sebenarnya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Alban, kemana perginya Ditha sebelum ia kembali selalu menjadi pertanyaan dalam benaknya.
"Kamu yang membuatku menjadi seperti ini, Ditha. Kenapa kamu baru kembali sekarang. Kemana saja kamu selama dua tahun?"
"Ingatanku baru kembali beberapa bulan yang lalu, bagaimana aku menemuimu sedangkan aku tidak ingat siapa diriku sendiri." Nada bicara gadis itu merendah, mulai terdengar isakan dari mulutnya.
Alban melembut, ia tak suka melihat seseorang menangis.
"Tidakkah kau mau mendengar penjelasanku sebelum kau berfikir yang tidak-tidak pada diriku, Gel."
Gadis itu menelungkup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri, sedangkan Alban tetap diam dalam duduknya tanpa berniat menenangkan gadis itu.
Pikirannya masih terlalu kacau, rasanya sangat sulit melupakan Zelda untuk menerima Ditha kembali. Harusnya Alban membenci Zelda, setelah apa yang dilakukannya dengan Arpiar dibelakang Alban, harusnya Alban bisa menghilangkan semua rasa itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/194439647-288-k612061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HERETOFORE [END✓]
ActionHERETOFORE merupakan kisah Laga-Romantis yang menceritakan tentang seorang gadis bernama Zelda yang pergi ke Vancouver untuk mencari keberadaan ayahnya. Dalam perjalanan ia mendapat kejadian yang tidak menyenangkan, yakni penyerangan dalam pesawat y...