[3] BAD THING

300 51 9
                                    


Let's play and enjoy👇👇

Sc: Dua lipa-swan song (soundtrack-Alita:battle angel)

Pagi dengan cuaca sedikit mendung. Gadis itu menari diatas skateboard polkadot miliknya.

"Swann! Swan songg!" Teriaknya mengikuti suara dari balik aerphone nya.

Tiba di universitas tempat ia mengemban ilmu. Jean, menahan laju skateboard yang ia tunggangi saat seseorang berdiri ditengah-tengah gerbang seolah-olah sedang menantang.

"Baru jam 10! Lo ga izinin gue buat hidup tenang dulu sampai siang apa?" Jean melirik kesal arlojinya.

Pemuda itu mendekat, membelai rambut Jean dengan gemulai tapi gadis itu memperlihatkan ekspresi tak acuh.

"Jeanantha Vigoria! Meski tembok Cina udah diketahui panjangnya berapa, selama Lo masih belum bisa kasi kepastian buat hati gue, gue ga bakal berhenti ada disisi lo! Ya, walaupun Lo anggap gue ngeganggu!"

'cowok gila'! Hanya itu kata-kata yang bisa dilontarkan Jean. Pemuda yang kerap disapa Arthur itu tidak segan-segan melakukan berbagai cara agar bisa dekat dengannya. Secara harfiah, Jean benar-benar terganggu.

Rintik halus turun dari langit, mengisyaratkan bahwa penghuni kampus agar bergegas ke kelas. Jean mendongak. "terserah Lo deh! Gue masuk dulu! Kalo pengen demam mending nangkring aja disini! Bye!!"

Jean mengapit skateboard-nya lalu bergegas ke kelas. Meninggalkan Arthur yang nampak masih pewe ditempatnya.
"Gue bakal bikin Lo ngaku suka sama gue!!" Teriaknya bahkan menyentakkan pejalan kaki disekitar.

"Bodo!" Sinis Jean mencibir kearahnya.

Yep, kira-kira begitulah kehidupannya Jean sekarang. Dirinya yang dulu feminim dan anggun kini berubah tomboi dan angkuh. Semua berkat takdir. Sesaat setelah Vigor meninggal, kehidupan keluarganya bisa dibilang diambang kehancuran.

Awak media, netizen, bahkan keluarga dekat sendiri malah meragukan keahlian Vigor dalam menganalisa sebuah kasus. Mereka bilang Vigor hanya detektif yang terkenal dengan harta bukan akal.

JJ pastinya geram, Joan bahkan sempat mengamuk saat wartawan-wartawan itu mengajukan pertanyaan yang terkesan menghina mendiang ayahnya.

Seiring berjalan waktu sifat dua anak kembar ini berubah, Joan dulu dikenal sebagai laki-laki dengan sifat jailnya, kini berubah dingin dan ambisius. Lalu Jean, anak perempuan yang pemalu dan penurut kini jadi gadis nakal dan keras kepala.

Sebulan setelah sang ayah wafat Jean belajar di kampus ini, ia mengambil jurusan jurnalistik mengikuti alur ayahnya. Dan Joan dengan jurusan fotografinya. Meskipun dari awal ibunya tak setuju dengan pilihan anak-anaknya karena wanita itu tak ingin anak-anaknya jadi korban selanjutnya.

Wajar jika naluri seorang ibu begitu, pekerjaan seorang detektif memang memiliki resiko yang bahkan lebih berbahaya dari seorang tentara.

Setelah suaminya wafat, Megan menutup segala kemungkinan agar anaknya bisa mengikuti jejak ayahnya, karena takut anak-anaknya juga terenggut sama seperti suaminya.

***
12.00

Saatnya istirahat makan siang. Joan dan Jean menikmati bekal mini buatan Megan dengan penuh penghayatan. Sambil mengunyah, Jean menatap langit lalu mengedip-ngedipkan matanya.

Half-zone (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang