Happy reading!!Jean digiring menggunakan kursi roda yang didorong langsung oleh Dokter Lucas. Ia terus menunduk seolah takut. Ia dibawa ke sebuah ruangan yang sangat-sangat megah, disana duduk seseorang dengan sombongnya diatas singgasana. Disampingnya berdiri Irish dan Hezel seperti pengawal.
"Kau sudah melakukannya dengan baik?" Tanya Hezel tegas.
"Sudah, dia tidak sadar." Balas Dokter Lucas cukup berani.
Orang yang duduk di singgasana tadi berbalik, politisi yang cukup tersohor, namanya bersinar sebelum ia kalah pemilihan kepala daerah, yang dikabarkan pindah dari Kanada kini berlagak bak raja dikota entah berantah ini. Siapa lagi kalau bukan Richman.
Ia tersenyum kearah Jean yang tertunduk, mengangkat dagu Jean ke udara. "Ternyata dengan mudah kau masuk perangkap kami." Ucapnya dengan terus tersenyum.
Jean hanya diam dan terus tertunduk.
"Tapi aku sendiri mendengar banyak rumor tentang keberhasilan kau dalam menganalisa masalah juga dalam hal bela diri. Aku sempat kagum melihat pertarungan cukup sengit di parkiran kereta tadi." Sambung Richman.
"Untuk itu kau akan ku angkat menjadi agen khusus di kota ini, Capetown." Richman mengatakan dengan jelas.
"Apa? Paman angkat dia jadi agen? Apa paman gila? Maksud Irish, dia sekarang sudah ga ingat apa-apa, masa langsung diangkat jadi agen khusus?" Protes Irish.
"Diamlah! Aku sudah lama mengincar dia. Dia bagaikan benteng untuk kota ini. Dan, sekarang namamu adalah Layla." Richman mengelus rambut Jean.
"Layla." Ulang Jean menatap tuan nya.
"Silahkan bawa Layla ke ruang khusus agen, beri dia perlengkapan untuk memulai pekerjaannya." Ujar Hezel.
"Baik, tuan." Dokter Lucas membawa Jean ke tempat yang dimaksud.
Dokter Lucas memberi baju khusus kepada Layla, jaket kulit mengkilap melekat gagah ditubuhnya, sarung tangan gelap, dan Earpiece menambah kesan ganas pada gadis ini. Setelah selesai ganti baju, Dokter Lucas lalu memperbaiki ikat rambut Layla agar lebih bersahaja. Terakhir, senjata yang harus dimiliki seorang agen khusus, pistol.
"Setelah ini kau akan dipandu untuk mengawasi para pekerja di pabrik, lakukan sesuai dengan pikiranmu." Kata Dokter Lucas langsung pergi.
Layla lalu mengikuti para agen khusus ke suatu tempat. Ternyata tempat ini benar-benar luas, setidaknya ada puluhan rumah megah dan satu tempat khusus para pekerja yaitu pabrik bahan bakar dari batu bara.
Ketika masuk, suasananya jadi sangat-sangat mencekam, puluhan orang bekerja tanpa makanan dan minuman. Banyak diantaranya di bentak dengan kasar oleh agen khusus lain. Tangan dan wajah mereka dominan hitam karena menyentuh dan bergelut dengan batu bara.
Layla mendekati seorang pekerja paruh baya yang terlihat sangat kelelahan, ia mengeluarkan sepotong roti yang merupakan makan malamnya tadi, memberinya pada pria itu.
"Makanlah, makan dengan cepat!" Ucap Layla berbisik.
Pria itu langsung makan dengan lahap. "Layla!" Panggil seorang agen, Sontak Layla terkaget, "awasi bagian sana! Jangan sampai ada yang makan sebelum kerjanya selesai." Sambungnya.
Layla mengangguk, tetap menutupi pria ini agar tak ketahuan makan.
Dengan ini, muncullah kebenaran baru, meski harus ditutupi dengan wajah bodoh. Baginya ini neraka, ia harus mengakhiri ini semua.
.
.Didepan hutan mereka berempat sama-sama was-was. "Benerkan? Gue ga rasain banyak energi negatif, hanya beberapa." Kata Ella untuk meyakini hutan ini tak berhantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half-zone (Telah Terbit)
Action(CERITA BELUM DIREVISI) Warning! 🔞 JJ tak bisa diam saat tahu ada hal yang ganjil berkenaan dengan kematian ayahnya. Clue demi clue perlahan membuka fakta bagaimana dan apa yang sebenarnya menimpa ayahnya sang detektif "Vigor". Manipulasi warta, h...