[20] KEEP MOVING!

98 24 0
                                    


Caution!
Jadi author kepingin ni cerita cepat selesai, chapter ini sampe seterusnya dipercepat, oke?

🍃🍃

Angan merebak sampai hilang harap, berusaha mengikis takdir yang ditetapkan. Tuhan seperti bermain-main, menetapkan kesedihan namun tak berbalas kebahagiaan.

***

Arthur POV

Banyak orang bilang gue itu sempurna, baik fisik maupun harta benda. Sayangnya orang itu ga tau yang sebenarnya gue rasa. Meski dikelilingi banyak uang, gue seperti orang miskin yang masih meminta-minta, bukan minta uang tapi minta kasih sayang.

Kadang gue heran, ditinggal tanpa diberi kabar sama dua orang yang gue sebut mama dan papa. Apa mungkin gue anak pungut ya? Ga lah, gue itu mirip banget kek papa. Tapi gue sih berharap gue ini anak pungut, biar gue ketemu orangtua asli gue yang tulus menyayangi gue seperti drama-drama kebanyakan.

Au ahh, capek gue. Belum lagi gue harus nerima omelan basi dari sepupu gue Irish, yang kadang juga suka pergi trus ga pulang kerumah persis sama papanya. Kebayangkan kesepiannya kek mana?

Kini satu-satunya penyemangat cuma cewek itu. Meski penampilannya kayak preman, tapi hatinya lembut bagai sutera. Otaknya juga keren banget kalo udah menganalisa, siapa sih yang ga tertarik sama dia? Ohh, Jeannantha Vigoria.

.

Pagi dirumah JJ

"Tante tahu apa yang terjadi diantara kalian." Ucap Agatha didapur sembari mengaduk-aduk sup dikompor.

"Begitulah, sekarang kita ga bisa ngapa-ngapain. Walau bagaimanapun Jean sama Joan harus bisa tuntasin kasus ini." Jean menjaga-jaga kehadiran ibunya.

"Jika mau, tante bisa bantu. Secara Megan kalo diajak jalan jadi ga kenal waktu. Apa sekarang ada yang akan dilakukan?" Tanya Agatha.

"Sehari besok, ajak ibu sama paman jalan-jalan. Jean sama Joan bakal pura-pura ke kampus kasi tugas sebelum liburan. Bisa kan?" Ucap Jean.

"Oke, atur aja."

Jean mengembangkan senyumnya. Mulai merancang-rancang siasat untuk esok hari. Ia membawa Joan untuk keluar dari rumah, meminta pendapat tentang apa yang akan dilakukan nantinya.

Saat hendak keluar, Jean dapat telpon dari Kanneth. Pria itu meminta JJ untuk segera ke stasiun karena ada hal penting yang harus diselesaikan.

Sayang karena keadaan masih agak panas, diputuskanlah hanya Joan yang pergi kesana. Ia langsung pergi tanpa banyak basa-basi.

Sesampai di stasiun, Joan melihat Kanneth di kantor dengan wajah lumayan cemas. "Ada apa Kanneth?" Tanya Joan mula-mula.

"Joan! Sini, ada yang ingin saya tunjukkan." Katanya langsung menyeret Joan entah kemana.

Ternyata Kanneth mengajaknya ke goa tempat sebuah kereta tua tidur disana. Tapi anehnya disini ada banyak tim keamanan, mengelilingi goa itu dan tampak keluar masuk goa.

"Kereta yang parkir disana tadi pagi hilang. Kami sudah lakukan investigasi serta kemungkinan kereta itu dibawa kemana. Sebagai anak detektif, kami meminta kau bisa menangani kasus ini. Oiya Jean mana?"

Half-zone (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang