"Gejolak hati memaksa pergi, meski diri sebenarnya enggan mengikuti, jangan salahkan jika nanti aku mati, dirimu sendiri yang membuatku frustasi"•from Jean to Arthur
.
Jean POV
Hujan lebat tadi berganti rintik gerimis, gapapa. Hari semakin gelap dan gue cuma sendirian. Jujur sebenarnya gue takut, tapi gue harus tau semuanya secepat mungkin.
Kini, gue berdiri tepat didepan tempat jenazah ayah terbaring. Menyandar dan membayangkan sepucat dan setragis apa ayah meninggal, sudahlah, dia udah tenang disana.
Langkah beralih pada sebuah hutan belantara besar dan 'sedikit' menyeramkan. Hutan yang viral karena orang-orang meyakini ada penunggunya disana, siapapun yang masuk pasti ga akan bisa keluar.
Masa si? Zaman sekarang percaya sama begituan? Gue coba melihat-lihat dalamnya untuk memastikan tidak ada penampakan dan emang ga ada. Mata gue menerawang kedalam, meski lumayan gelap, mata gue masih jelas lihat apa-apa aja yang ada didalam hutan ini.
Gue ambil teropong mini dari dalam saku. Melekatkan mata pada lensa dan melihat-lihat lebih jauh lagi. "Ya Tuhan!" Apa gue ga salah liat? Ada sebuah pondok kecil kumuh disinari lentera elektronik dengan Watt lampu yang udah lemah. Masa ada benda canggih nangkring disana? Kalo pelita biasa dari api sih gue bisa aja percaya itu punya hantu. Berarti ada orang disekitar sini.
Gue berpikir untuk rencana selanjutnya, apa masuk aja kali ya? Tapi apa ga bahaya? Yaudah, gue mau masuk.
Identitas gue sengaja disamarkan. Scraf hitam polos gue lekatkan ke mulut. Dan gue jalan dengan pelan dan hati-hati, semoga rumor yang tersebar ga berlaku setelah gue tau apa aja yang ada didalam sini.
<Back to narator>
Sementara dikediaman Nicholas, semua penghuni rumah sedang beradu tangisan. Rekaman itu sangat jelas dan bisa dijadikan bukti yang kuat.
"Siapapun yang ada direkaman ini tolong segera dipenjarakan." Ujar Megan menahan isakan.
Joan hanya melihat lurus kedepan dengan wajah sembap. Saat ini ia tidak bisa memikirkan apa dan bagaimana langkah selanjutnya. Ia pergi dan bermaksud ingin meminta penjelasan Jean lebih jauh lagi. Saat tiba diatas Joan tidak menemukan Jean.
"Jean! Dimana Lo?" Panggilnya, mana tahu Jean ada diruangan lain atau bersembunyi.
Joan mencari keseluruh penjuru ruangan. Tidak ada Jean atau suaranya sekalipun. Ia mendadak cemas, ia bisa saja lakukan hal yang nekat jika dalam keadaan seperti ini.
Dikamar Sam, Joan melihat kertas terbentang dengan bekas titik air mata, tulisan Jean. Koper yang susah payah ia susun kemaren bahkan berantakan dibawah.Joan duduk di kasur, membaca tiap kata dan kalimat yang Jean buat.
Ini Jean. Bagi siapapun yang baca tulisan ini, Jean mau kasi tau kalo Jean pergi untuk menemukan titik terang kematian ayah. Jean tahu kalo Irish dan keluarganya yang sudah dipastikan jadi tersangka. Jean sadar, jika saja mereka masuk buih pasti hanya sebentar. Jean mau kasusnya tuntas sampai akar. Jean pergi sesuai dengan tempat yang ayah kunjungi menjelang kematiannya. Coba cari Jean setelah baca surat ini, bawa polisi dan tim investigasi. Banyak petunjuk yang mengarah pada aktivitas hutan stasiun terakhir, Jean yakin ada sesuatu disana. Hanya itu. Tolong jangan cemas, Jean tau Jean akan selamat. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half-zone (Telah Terbit)
Action(CERITA BELUM DIREVISI) Warning! 🔞 JJ tak bisa diam saat tahu ada hal yang ganjil berkenaan dengan kematian ayahnya. Clue demi clue perlahan membuka fakta bagaimana dan apa yang sebenarnya menimpa ayahnya sang detektif "Vigor". Manipulasi warta, h...