[4] PENGGANGGU

218 50 2
                                    


Terlahir sebagai anak orang terkenal itu rasanya agak-agak sulit. Banyak yang membenci dan banyak juga yang sayang, ibarat timbangan yang sama takarannya.

.
.

Pagi hari di kantin kampus, Jean tengah sibuk bergelut dengan buku-bukunya. Meneguk minuman soda miliknya diikuti anggukan kepala mengikuti alunan melodi di earphone kesayangannya.

'swan song' judulnya. Entah mengapa lagu ini menjadi lagu terfavorit Jean untuk menambah kesan percaya diri menjalani hari-hari membosankan di kampus super besar ini.

Saat tengah asyik sendiri dengan buku-bukunya, Jean mendadak terkejut saat seseorang tiba-tiba menarik paksa buku yang tengah ia tulis sesuatu.

"Eww! Liat deh, apaansi ini ga guna banget!" Celoteh Irish memegangi buku itu dengan ekspresi jijik.

"Ya kalo ga guna napa Lo ambil?" Tak mau kalah Jean langsung merebut balik bukunya.

Jean berbalik, memasukkan buku-bukunya kedalam tas lalu beranjak pergi tanpa menyauti geng pembuat onar itu.

Tiba-tiba Irish menarik lengan baju Jean "eh, Lo sopan dikit sama senior bisa ga? Gue belom selesai ngomong!" Teriaknya membuat semua mata tertuju pada mereka.

"Lo mau apa?" Jean mendengus kasar.

Irish langsung tersenyum "bersihin sepatu gue dong!"

"Gue dapet apa kalo lakuin yang Lo suruh?" Jean nampak semakin sinis.

"Yang pasti Lo ga bakal babak belur kalo sampai di kelas nanti!" Irish terkekeh.

Jean berlutut didepan sepatu Irish yang nampak sangat putih bahkan tak ada noda sedikitpun.

"Bangsat! Lo sengaja pamerin sepatu mengkilat Lo ya?" Gumam Jean.

Pelan-pelan Jean membuka tutup botol Coca-Cola miliknya, menuangkan tiap mili air ke sepatu mahal milik Irish.

Menyadari ada sesuatu yang menimpa sepatunya, Irish langsung berteriak histeris melihat keadaan sepatunya yang berubah warna menjadi kecoklatan.

"Ups maaf! Sepatu Lo terlalu glowing sih buat dibersihin!" Jean bangkit sembari melempar botol kosong kearah Irish dan komplotannya.

Emosi Irish seketika meledak, Jean langsung melanjutkan perjalanannya tanpa menghiraukan senior tak tahu diri itu.

"Woi!! Ga ada otak Lo ya!" Cerca Irish dari balik punggung Jean

Irish dan dua temannya langsung menghampiri Jean lagi, mula-mula menjambak rambut pirang Jean sampai melontarkan kata-kata kasar dari mulut sampah nya.

"Lo sama hina nya sama bokap Lo!!" Kata Irish penuh penekanan

Jean langsung tertunduk, mengepalkan tangannya keras, lalu..

tak!

"Bokap gue ga ada sangkut-pautnya sama ini, sebenernya Lo punya masalah apa sama gue?" Ujar Jean kesal dihadapan Irish yang terjatuh karena tinjuannya.

Jean kemudian menarik kerah baju Irish "selama dua tahun ini gue coba bersabar ladenin Lo! Gue bisa aja nekat kalo Lo tambah bejat!" Ancam Jean

Dua teman Irish langsung melepaskan Irish dari jeratan Jean. Jean benar-benar terlihat ganas saat marah.

"Dasar preman feminim! Kuatnya pas lawan cuma diem, pas dilawan nyali ciut!" Ujar Jean kemudian pergi menunggangi skateboard-nya

Diluar dugaan, Irish yang terdiam karena bentakan Jean bangkit dan mengejar Jean yang nampak santai mengendarai skateboard nya. "Lo harus tanggung jawab cewek sial!"

Half-zone (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang