Happy reading everyone!.
Sehabis berbincang intensif di rumah JJ, Ella akhirnya pamit dengan dipenuhi rasa penasaran. Selama di taksi ia terus menerus mengecek beranda berita terkini, Ella bukan pansos tapi keluarganya cukup terpandang, ganjil rasanya jika tak ada satupun media yang meliput.
Untuk sekarang Ella hanya menarik kesimpulan sederhana, bukan sederhana, tapi mendekati benar, yaitu beragam masalah kemungkinan besar berasal dari pimpinan disini. Meskipun masih menduga tapi Ella yakin ia benar. Ia bukan seorang gadis yang kerjaannya belajar dan hanya bermain dengan teman-temannya, tapi ia juga ikut andil dalam perusahaan ayahnya. Setiap berita yang update maupun tempo dulu pasti ia tahu.
Tringgg..
Di tengah kemenungannya, Ella tersentak saat mendapat chat dari papanya, sebuah lokasi tempat tinggal baru mereka. Letaknya lumayan dekat dari rumah JJ, bisa sering-sering main deh.
Lega rasanya dapat rumah secepat ini, untung semua aset perusahaan Hiroito tak ada yang di tinggal di rumah lama, sehingga keuangan aman dan tak perlu cemas memikirkan pembiayaan kedepan.
"Pak, di depan belok kanan ya." Ella menuntun sopir taksi.
Taksi mengarah pada sebuah perumahan orang elite, baru di depan gerbang mereka di periksa khusus oleh satpam disana, di tanya ada urusan apa, di tanya anak dari nomor rumah berapa, dan sampai-sampai di tanya utusan dari kedutaan mana.
Ella mulanya bingung, tapi dengan santai ia menjawab. Satpam memperkenankan masuk, malah di tuntun untuk menuju arah rumah yang Ella hendak tuju. Ketika sampai, Ella terperangah melihat rumah barunya. Hiroito yang kala itu berdiri di luar langsung menyambut hangat anaknya dan menyapa hangat satpam yang mengantarkan.
"Ayo mampir dulu." Hiroito menawarkan.
"Tidak usah pak." Tolak satpam itu sopan kemudian pergi bertugas kembali.
Akhirnya mereka tinggal berdua di luar. "Pa, apa rumah ini ga terlalu besar?" Tanya Ella menampakkan kekhawatiran.
"Besar ga besar yang penting kita nyaman, kalo Ella ga nyaman disini kita bisa cari rumah baru." Balas papa Ella melihat wajah anaknya yang nampak khawatir.
"Eh bukan gitu pa, kita kan baru aja kena musibah, apa langsung beli rumah baru ga ngurangin keuangan perusahaan?"
"Tenang aja, papa udah atur semua. Sekarang yang terpenting kamu jaga diri dan mulailah beradaptasi dengan keadaan disini. Lagian kita ga bisa terus-terusan tinggal di hotel, manajemen harus penting." Ucap Hiroito lembut.
Hiroito menuntun anaknya masuk. Sampai di dalam ia mendapati mamanya sedang merapikan beberapa barang yang nampak masih baru.
Katherine tersenyum, "kamarmu ada diatas ya, kalo ada yang perlu panggil mama aja."
Ella membalas senyuman mamanya dan lekas ke atas. Diluar dugaan, ternyata kamarnya sudah diisi berbagai keperluan dan nampak sangat nyaman. Ella lanjut memeriksa lemari, ia mendapati banyak pakaian baru, "huft, cepat juga ya." Ella menyungging senyum.
Ia keluar kamar, melihat ruangan lain yang ada di lantai atas. Di samping kanan ada sebuah balkon yang mengantarkan langsung pada pemandangan perumahan nan megah ini, di samping kiri ada sebuah kamar yang dibatasi oleh ruang santai yang dilengkapi oleh televisi dan beberapa speaker. Fantastis!
Akhirnya penasarannya tertuju pada satu kamar disana. Ella membuka pintu perlahan sehingga menimbulkan bunyi decit yang menggema. Pandangannya menjalar ke seluruh kamar, ada satu dua makhluk yang sedang memperhatikan Ella. Ella tak acuh, karena nampanya makhluk ini menerima dengan baik penghuni barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half-zone (Telah Terbit)
Action(CERITA BELUM DIREVISI) Warning! 🔞 JJ tak bisa diam saat tahu ada hal yang ganjil berkenaan dengan kematian ayahnya. Clue demi clue perlahan membuka fakta bagaimana dan apa yang sebenarnya menimpa ayahnya sang detektif "Vigor". Manipulasi warta, h...