[18] FEELING BAD

105 25 0
                                    

🌛🌛🌛

Happy reading ma luv💓
.

Jean melirik kalender dengan penuh rasa gembira, mengingat sebentar lagi libur musim panas akan dimulai. Yaa, meskipun ia ingin selesaikan tugasnya di kampus, tapi rasanya liburan kali ini tak boleh dilewatkan.

Dengan seragam yang amburadul, ia berangkat menuju kampus. Walau pakaiannya seperti itu, wajahnya tak terpengaruh oleh penampilan luarnya, tetap cantik.

Ia mengunyah permen karet, menari lagi diatas skateboard kesayangannya. Beruntung tak ada yang menghalangi langkahnya didepan gerbang. Dimana ya dia?

Celingak-celinguk Jean cari keberadaannya, entah kenapa jiwanya terasa terpanggil jika mengingat tentang dia. Ketika kaki melangkah, Jean kaget bukan kepalang melihat dia duduk dilingkari buku-buku di perpustakaan.

"Alhamdulillah, Lo akhirnya tobat juga bujank." Celutuk Jean.

Arthur tetap fokus pada bukunya, spontan ia menarik Jean untuk duduk dan memperlihatkan sesuatu yang ada di dalam buku itu.

"Menurut Lo liburan kesini bagus ga?" Tanyanya langsung menunjuk salah satu gambar.

Seketika raut wajah Jean berubah, ia kira Arthur disini untuk belajar, eh taunya malah cari objek wisata. "Au ahh gue cabut." Kata Jean beranjak.

"Eheh, orang nanya dia malah kabur." Celutuk Arthur.

"Eh walang sangit, Lo pikir ni kampus tempat pariwisata-an apa? Ngapain coba nanya-nanya hal ga penting? Belajar woi! Belajar! Sidang skripsi bentar lagi malah mikirin liburan." Omel Jean.

"Ssttt, jaga ketenangan! Ini perpustakaan." Hardik halus penjaga perpustakaan.

Jean mengangguk-angguk minta maaf, dengan cepat ia menarik tangan Arthur biar lebih leluasa membacotinya.

"Lo napa jadi posesif gini sih? Hubungan kita baru pra-pacar tapi omelnya minta ampun, gimana kalo udah pacaran ya?" Ucap Arthur.

"Ishh, gue ngomel gunanya juga buat elo." Jean melipat kedua tangannya didepan dada.

Arthur kemudian berdiri didepan Jean, "gue selama 18 tahun belum pernah yang namanya jalan-jalan enak, gue mau sekalian ajak kalian buat nginep bareng, serius ini!"

Oke Jean jadi iba. Masa iya sih seorang Arthur yang kaya nya luar biasa belum pernah jalan-jalan? Impossible deh rasanya.

"Yaudah, kalo gitu sih gue setuju. Abis ni Lo temenin gue ya ke rumah lama Ella, bantu-bantu selidiki kasus." Ujar Jean.

"Kasus? Kasus apaan?" Tanya Arthur.

Jean melirik tak suka, "rumah Ella terbakar gegara bom beberapa hari lalu, kudet banget si ga tau berita?"

"Hah? Beneran? Serius gue ga tau. Ntar gue ikut deh, terjun ke dunia Lo keknya asik juga ni." Arthur melangkah pergi "dahh, sayang!!" Lalu melambai.

Jean hanya tersenyum kecil, tingkah pemuda itu memang geli, tapi entah mengapa Jean suka yang seperti itu. Pandangan tak lepas dari langkahnya Arthur, senyum senantiasa mengambang saat cowok itu menyapa ramah orang-orang yang ia lalui. Pikir Jean, inilah saatnya untuk membuka hati.

Half-zone (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang