BAB 1

34.8K 3.5K 483
                                    

Renjuna Azura Dominic atau biasa dipanggil Renjun ini berusia 20 tahun dan sudah kuliah di salah satu universitas negeri ternama jurusan pertanian. Renjun sendiri punya cita-citanya ingin pergi ke Kanada. Katanya, kali saja bisa dapat jodoh orang bule.

Memang tidak ada kolerasinya antara jurusan dengan cita-citanya tapi yasudahlah iyakan saja biar cepat.

Renjun, laki-laki sederhana yang kata orang terlalu cantik, tampan dan manis untuk ukuran laki-laki Asia, perempuan saja sampai minder. Mereka berpikir berkali-kali kalau ingin menghina fisik Renjun. Si Manis ini memiliki wajah yang tidak bisa dibilang standar. Matanya sipit yang berbinar cantik, hidungnya mancung sempurna, bibirnya tidak tipis tidak tebal pula, pipinya gembil berisi, giginya rapi kalau tersenyum imutnya naik dua kali lipat, alisnya tebal, kulitnya putih dan bersinar dan juga ya dia mahasiswa berprestasi dijurusannya. Renjun memiliki perangai yang kalem dan bermulut pedas, kesayangan para dosen dan gesit. Hobinya membaca buku di taman, menonton film dan melukis.

Renjun suka sekali susu cokelat, ia juga suka menulis hal-hal apa saja di blog pribadinya, dan ia juga suka nongkrong di café dekat kampus sambil makan kue.

Renjun tidak memiliki teman dekat tapi kalau teman saja, ada kok. Satu orang, Chenle namanya tapi akhir-akhir ini mereka jadi dekat. Mungkin karena efek satu kontrakan.

Siang ini, Renjun sedang duduk-duduk di taman sambil membaca catatan kuliahnya, karena hari ini akan ada kuis. Renjun tipe orang yang tidak terlalu ribet apalagi soal berpakaian. Ia datang ke kampus dengan menggunakan celana bahan hitam, kemeja polos berwarna baby blue yang dibalut dengan cardigan putih tulang. Rambut hitam tebalnya jatuh menutupi kening serta alisnya.

Suasana yang tadinya tenang mendadak ribut. Renjun mendongak untuk melihat ada keributan apa yang terjadi. Matanya menyipit untuk melihat seseorang yang tak terlalu jauh darinya. Ada seorang laki-laki yang terbilang masih muda sedang bermain bola dengan seorang anak kecil yang berusia sekitar 2 atau 3 tahun.

"Loh ngapain ada bapak-bapak main di kampus? Dosen apa ya? Ngapain dia bawa anak? Nggak ngajar apa ya?" gumamnya bingung.

Renjun hanya mengangkat bahunya acuh lalu kembali fokus pada catatan kuliahnya. Tak lama kemudian pundaknya ditepuk oleh seseorang yang tak lain adalah Chenle. Laki-laki itu tersenyum lalu duduk di samping Renjun, "Dari tadi gue cariin, ternyata lo disini," ujar Chenle sambil menyandarkan pundaknya pada sandaran kursi.

Renjun menoleh, "Kenapa lo nyariin gue? Tumben banget," tanya Renjun balik.

"Gue mau ngajak lo makan di café dekat kampus. Kak Yuta katanya mau traktir kita," balas Chenle antusias. Kalau sudah soal traktiran, Chenle memang gercep sekali. Padahal ia termasuk orang mampu.

"Bentar ya. Gue belum habis bacanya," tahan Renjun yang kembali membaca bukunya.

Chenle hanya mengangguk pasrah. Kalau sudah dengan buku, Renjun tidak akan ingat waktu bahkan ingat Chenle yang sedang menunggunya pun tidak. Chenle akhirnya diam saja sampai akhirnya mata sipitnya melebar saat melihat sesuatu yang membuatnya terkejut.

"ANJIR!!! KAK MARK PUNYA ANAK?!!"

Renjun sampai kaget kemudian ia segera menoleh ke arah Chenle, "Kenapa sih?!"

Chenle menoleh ke arah Renjun, "Ren! Kak Mark punya anak!!!" Seru Chenle dengan heboh.

"Hah? Park?"

Yah dia malah budeg.

"Kak Mark, bodoh!" Sewot Chenle.

"Oh. Lah terus kenapa?" Tanya Renjun balik.

Chenle menepuk keningnya, "Lo kayanya ketinggalan banyak berita banget ya dari semester 1. Makanya jangan kebanyakan baca buku, kali-kali gaul dikit dong," cibirnya.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang