BAB 26

9.6K 1.5K 254
                                    

Siapa yang senang dengan momen tadi malam? Hiks dua hari berturut-turut disuguhin Markren bikin moodku bagus banget 😭

Tadinya aku nggak mau update sampai minggu depan karena lusa ada ujian pembekalan di kampus tapi karena aku lagi senang, mood juga lagi oke, aku mau update 😚

Nanti kalau sempat ngedit, kita babat habis sampai chapter 30, kkay? Kalau tidak sempat, kita double update saja. So, tolong tunjukkan apresiasi kalian buat buku ini walaupun buku ini hanya buku remake 😉

Happy reading and enjoy!

***

Pintu kamar Mark diketuk tiga kali oleh Renjun, tapi Si Mungil masih belum mengeluarkan suaranya sedikit pun. Hanya mengetuk saja.

Taeyong dan Haechan jadi gemas sendiri melihatnya. Mereka berdua memelototi Renjun dengan pandangan galak.

"Panggil. Jangan diam aja!" Titah Taeyong geram.

Renjun menipiskan bibirnya lalu mengangguk. Ia kembali mengetuk pintu kamar Mark beberapa kali, tapi tetap tidak memanggil nama Mark dan membuat Taeyong serta Haechan tepuk jidat.

Renjun menatap Jisung, "Jisung, daddy kamu dari kapan nggak keluar kamar?" Tanya Renjun berbisik.

Jisung mengerjap polos, "Dari kemarin malam, nda," balas Jisung.

"Daddy nggak makan juga?" Tanya Renjun lagi.

Jisung mengangguk dan membuat Renjun mendesah napas pelan. Dia kembali mengetuk pintu kamar Mark.

"Mark! Keluar yuk, kamu makan dulu!" Bujuk Renjun dengan wajah khawatirnya.

Dalam hatinya yang paling dalam, Renjun tidak pernah tega melihat Mark seperti ini dan sebenernya ia juga tidak pernah rela untuk memutuskan Mark. Menyesal itu pasti ada, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

Renjun menurunkan Jisung dan membiarkan anak itu berdiri disebelahnya. Ia kembali mengetuk pintu kamar Mark.

"Mark, ayo keluar. Kamu udah ngurung diri dari kemarin malam kan? Kamu pasti belum makan, belum mandi, belum gosok gigi. Hih bau!" Bujuk Renjun yang di akhir bujukannya masih saja ada ledekan.

Yang di luar kamar sibuk memikirkan bagaimana caranya agar Mark mau keluar kamar sedangkan yang di dalam kamar sudah sadar sejak tadi dan memilih untuk berdiri berdiri di belakang pintu kamar.

Kedua sudut bibirnya terangkat saat Renjun meledeknya dari balik pintu. Tangannya terangkat untuk meraba pintu lalu disandarkan keningnya pada pintu kamarnya.

"Lemah banget ya aku, diginiin sama kamu aja udah luluh. Padahal kamu udah bukan siapa-siapa aku lagi," lirihnya seraya memejamkan kedua matanya.

Pintu kembali diketuk dan suara Renjun kembali terdengar.

"Mark, ayo keluar. Kamu gimana sih?! Kamu tuh masih punya Jisung, kamu tinggal sama dia. Jangan acuhin anak kamu sendiri. Liat tuh masa pipinya jadi tirus gitu, jarang dikasih makan ya?! Mark jawab dong! Buka kek pintunya! Aku marah nih liat Jisung kaya gini! Kamu tanggungjawab nggak sih ngadopsi Jisung?!!" Sewot Renjun dari luar kamar.

Tangan Si Mungil sudah menggedor-gedor pintu kamar Mark dengan kasar. Tidak ada lagi kata lembut Karena Mark kalau dibaikin sedikit suka ngelunjak.

"Kamu tuh kalau dibaikin sedikit, ngelunjak tau nggak?! Aku suka jengkel sama kamu! Aku udah sering bilang kan sama kamu buat sedikit-sedikit berubah. Tapi tetap aja keras kepala! Kamu pikir aku apaan hah?! Semua emosi kamu selalu dilampiasin ke aku, ke Jisung juga! Kenapa sih?!! Nyesel aku pernah pacaran sama kamu! Umur doang tua, tapi kelakuan kaya anak-anak!" Seru Renjun yang mengeluarkan semua keluh kesahnya selama ini.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang