Di luar keduanya tampak saling terdiam. Renjun masih mengenakan tuxedo berwarna peach yang membuatnya risih karena merasa terlalu mencolok dan Mark juga masih dengan setelah kemeja serta jasnya. Bedanya sekarang jas hitamnya malah ia sampirkan di lengan kirinya yang hanya menyisakan kemeja hitam yang lengannya ia gulung asal sampai sesiku.
"Saya belum tau banyak tentang kamu, Ren. Bisa ceritain nggak?" Tanya Mark tiba-tiba.
"Kak Mark, mau tau tentang apa dari saya?" Balas Renjun santai.
"Semuanya."
Renjun melirik ke arah Mark sekilas lalu mendengus, "Ya kaya apa gitu misalnya. Kalau bilang semuanya, saya bingung harus jawab dari mana," balas Renjun lagi.
Mark tertawa pelan lalu mengangguk, "Coba ceritain tentang keluarga kamu termasuk hubungan kamu sama Jun," Mark berucap sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Saya anak semata wayang tapi punya banyak adik sepupu. Hubungan saya sama Jun itu om sama keponakan. Soalnya Om Jun itu adiknya mama saya. Mama saya anak keempat dari tigabelas bersaudara, terus om Jun itu adik dari mama saya. Anak ketigabelas. Jarak usia om Jun sama anak keduabelas jauh banget, sekitar sepuluh tahun. Kebayangkan nenek saya nikahnya masih muda banget," jelas Renjun panjang lebar.
Mark memgangguk paham, "Terus hobi kamu apa?" Tanya Mark lagi.
"Baca buku, dengerin musik, diam di rumah."
"Kamu suka makanan apa?"
"Saya sih kalau judulnya udah makanan ya pasti suka semua tapi saya paling nggak suka daun bawang sama seledri."
"Kamu suka warna apa?"
"Hijau, kak."
"Kenapa?"
"Bikin adem, tenang, damai aja gitu."
"Yang selama ini kamu pengen tapi belum kesampaian?"
"Keliling Indonesia, naik gunung, pergi ke Perancis."
"Kenapa kalau saya chat dibalesnya jutek mulu?"
Refleks Renjun segera menoleh ke arah Mark. Mark sendiri tidak menatap ke arah Renjun, ia sibuk natap lurus dengan pandangan datarnya.
"H-hah?" Beo Renjun dengan tatapan bodohnya
Mark menoleh untuk melihat ke arah Renjun, "Kenapa kamu jutek banget sama saya? Kaya nggak mau saya masuk gitu ke kehidupan kamu?"
Renjun jadi bingung ingin menjawab pertanyaan Mark tapi semua yang dibicarakan Mark itu benar adanya. Bukannya dia tidak mau, tapi dia risih dan tidak biasa didekati oleh seseorang dalam konteks romansa.
"Saya nggak biasa, kak. Maksudnya saya dari SMP itu nggak kaya anak muda kebanyakan, yang udah pacaran atau pdkt sama lawan jenis. Saya malah sibuk sama ekskul, belajar, les. Saya dulu ikut ekskul paskibra terus kebagian jadi pengurus. Waktu itu saya jadi sekertaris. Saya lebih sering ngurus kertas-kertas sama dokumen penting paskib dari pada bergaul sama temen-temen saya," jelas Renjun.
Mark hanya diam mendengarkan laki-laki itu bercerita tanpa mengubah posisinya sama sekali.
"Pas SMA saya mulai sibuk main sama temen-temen. Ngegosip, hangout, kerja kelompok, hunting foto sana sini, ya kerjaan anak-anak muda gitu, kak. Nggak ada pikiran sama sekali buat suka sama seseorang ataupun ngegebet siapa gitu. Makanya pas kakak yang tiba-tiba ngechat saya terus selalu ada di sekeliling saya, bikin saya risih," lanjutnya lagi.
Mark bergumam pelan, "Jadi, kamu nggak biasa?"
Renjun mengangguk pelan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Mark. Laki-laki yang berada disampingnya menghadap ke arah Renjun lalu mengamit kedua tangan Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N G L E 📌 MarkRen ✔️
Fanfiction[REMAKE DARI WORK SAYA YANG BERJUDUL SAMA. HANYA BERBEDA TOKOH] Young Daddy adalah julukan baru untuk seorang Mark Lee. Kenapa? Ya siapa suruh bawa anak ke kampus, pasti disangka daddy. Loh tapi kok mommynya nggak pernah keliatan? Situ... single ben...