BAB 11

14.7K 2.3K 322
                                    

"Balik ke kampus yuk. Katanya mau main," ajak Taeyong yang sudah bangun dari duduknya.

Jeno dan Jaehyun mengangguk lalu mengikuti langkah Taeyong yang sudah bangkit dari kursinya.

"Lah dikit amat, kurang empat orang sama satu wasit kalau mau main," tahan Yuta.

"Jisung aja suruh jadi wasit," celetuk Haechan asal.

"Gue doain mata kuliah lu ada yang D. Aamiinn," sahut Jaehyun sambil beramin ria.

"Bacot, kak Jaehyun!" Sewot Haechan jengkel.

"Three on three aja sih. Peraturannya inget-inget sendiri, kalau mereka buat pelanggaran sadar diri aja," ujar Mark lalu menggendong anaknya.

"Nah! Bagus tuh! Btw, anak lo mau dititipin siapa, kak?" Balas Jeno.

"Dititipin ke bundanya dong. Iya nggak, Sungie? Hari ini kita ketemu bunda lagi," jawab Mark sambil tersenyum lebar lalu ia mengalihkan pandangannya pada Jisung yang berada dalam gendongannya.

Taeyong mencibir pelan, "Bunda, bunda pala lo botak! Terpaksa Renjun nurutin lo, Mark. Karena lo kakak tingkat," sinis Taeyong.

Yuta yang ada di sebelah Taeyong segera memukul pundak temannya, "Lo kalau ngomong direm dikit kek! Jangan ngancurin hati orang kenapa! Biarin aja Mark mau kaya gimana, yang penting selama dia senang, kita juga senang," omel Yuta.

Taeyong memutar matanya malas, "Iyain biar cepat," balas Taeyong tidak peduli.

Keenam laki-laki ditambah satu mahkluk kecil itu keluar dari dalam café untuk kembali ke kampus yang tidak jauh dari sana. Mereka sudah berniat untuk bermain basket bersama.

Saat sudah sampai di kampus, Mark mendudukkan Jisung di area tribun lalu tangannya merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

Yuta, Haechan, Jaehyun, Jeno dan Taeyong menghampiri Mark yang sedang duduk di kursi tribun.

"Kok duduk? Bukannya langsung main?" Tanya Haechan.

Mark menunjuk ke arah Jisung dengan dagunya, "Gue mau nelepon bundanya dulu," balas Mark.

Taeyong menatap Mark dengan pandangan jengah tapi kali ini Jaehyun juga ikut memandang Mark dengan tatapan jengah.

Bunda apaan?! Gerutu Taeyong dalam hati.

Kok main klaim aja sih nih manusia?! Suka heran, batin Jaehyun.

Mark mendekatkan ponselnya ke telinga, nada sambung masih terdengar sampai akhirnya tergantikan dengan suara lembut di seberang sana.

"Halo?"

Wajah Mark berubah sumringah, "Halo. Kamu dimana, bun?" Tanya Mark.

"Baru keluar kelas. Kakak dimana? Kak, jangan panggil Bunda, saya Renjun bukan bunda," balas Renjun dengan suara memelas.

"Saya di lapangan indoor, kamu kesini aja," ujar Mark yang tidak mempedulikan protesan Renjun soal panggilan Bunda.

"Yaudah, tunggu bentar kak. Saya otw," balas Renjun.

"Oke. See you ya," pamit Mark.

"Wa'alaikumsalam, kak!" Sindir Renjun di telepon.

"Oh iya lupa saya. Assalamu'alaikum sayang," salam Mark sambil tersenyum lebar. Ya walaupun tidak terlihat.

"Wa'alaikumsalam. Bodo sia! Sampah banget itu mulut!"

PIP

Setelahnya, Mark tertawa keras sekali karena mendengar Renjun mengumpat kasar untuk kedua kalinya. Haechan yang berada di samping Mark jadi bingung sendiri.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang