BAB 31

10.1K 1.5K 241
                                    

Pakai rules sedikit ya. Pasti terlampaui kok. Kalau votesnya 100 dan commentnya 10, saya lanjut. Soalnya udah mau ending 🤭

HAPPY READING!!!

***

Suasana mendadak canggung sejak kedatangan Renjun ke ruang tamu. Mark juga diam saja sambil menunduk seperti orang mencari uang receh yang jatuh. Jisung yang duduk di sebelah Renjun juga ikut diam dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Renjun dengan erat.

"Dad, Bun, come on! Ayo ngobrol dong! Jangan mentang-mentang udah 11 tahun nggak ketemu, masa mau diam-diaman gini sampai kiamat? Keburu Jisung nikah duluan ini sih," celetuk Jisung gemas.

Mark mendongak lalu memelototi anak laki-lakinya memberikan kode supaya diam tapi tidak digubris oleh Jisung. Semua teman-temannya kini menatap Mark dengan pandangan menuntut. Mau tidak mau Mark pasrah saja.

"Eum... kamu apa kabar?" Tanya Mark.

"Ba-"

"Echan baik kok, Kak Mark sayang hehehe," selak Haechan sambil haha hehe yang langsung dapat pelototan dari seluruh teman-temannya.

Haechan nyahut aja, padahal nggak dipanggil.

"Bukan lu!" Sewot Mark.

Jeno berdecih, "Mending kamu manggil sayangnya ke aku aja," ujar Jeno sambil cemberut.

"Bodo amat, Paijo!" balas Haechan galak yang membuat Jeno kembali menggerutu.

Renjun mengerjap beberapa kali saat menyaksikan keributan yang ada disekitarnya.

"Oh Haechan sama Jeno hombreng ya? Nggak apa-apa, lanjutin aja," ujar Renjun polos.

"KAK KOK MALAH DI RESTUIN SIH?!!" Haechan berteriak dengan suara melengkingnya. Tidak terima kalau harus berjodoh dengan makhluk seperti Lee Jeno. Walaupun ia homo, ia juga pilih-pilih ya! 😡

"Makasih buat restunya, Kak Ren. Gue doain lo sama Kak Mark balik lagi," lain Haechan, lain lagi dengan Jeno. Anak itu malah berterima kasih pada Renjun karena sudah merestui ia dengan Haechan.

Seketika terdengarlah ucapan-ucapan tidak penting dari teman-temannya yang lain dan acara Mark menanyakan kabar mantan pun gagal.

Mark menghela napas pelan, ia jadi kesal sendiri. Laki-laki itu menatap Renjun yang ekspresi bingung mau nimbrung obrolan di bagian mana. mark terus menatap Si Manis sampai menoleh.

Ia memberikan kode agar bicara di belakang saja. Renjun untungnya paham dan setuju. Ia bangkit lebih dulu lalu pergi ke belakang tanpa berkata pada yang lain. Tak lama berselang, Mark yang bangkit.

"Jisung, toilet dimana?" Tanya Mark.

"Di belakang, dad. Lurus belok kanan," balas Jisung.

"Oke thanks, son."

Mark segera berlari kecil ke arah dapur. Setelah melewati lemari besar, ia bisa melihat Renjun yang duduk di sebuah kursi makan membelakanginya.

"Hey!"

Mark menepuk pundak Renjun dan nyaris saja Renjun berteriak kaget tapi segera ditahan oleh Mark.

"Ssttt! Jangan teriak, nanti yang lain bisa denger," bisik Mark tepat di depan wajah Renjun.

Si Manis mengangguk, kemudian Mark menurunkan telunjuknya dari depan bibir Renjun. Mark menarik kursi lalu duduk tepat di sebelah mantannya.

"Sebelum kita mulai ngobrol lagi. Kita bikin perjanjian dulu," ujar Mark serius.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang