Last

10.5K 1K 389
                                    

Apapun yang berhubungan denganmu, sampai kapanpun akan selalu aku ingat
Aku selalu bersyukur dengan pertemuan kita
Dan akan selalu begitu
Selamanya

***


















Mark menatap pantulan dirinya di depan cermin besar yang berada di kamar utama sebuah rumah. Senyumannya mengembang saat melihat dirinya yang sudah rapi dan sosok istrinya yang terpantul dari cermin meja rias kamar mereka.

"Sayang, kamu udah siap?" tanya sosok itu dengan senyuman tipisnya. Mark mengangguk lalu berbalik untuk menghampiri istrinya, "Udah siap dong. Jisungie sama Jeonginie kemana?" tanya Mark setelah mengecup pelipis laki-laki yang dicintainya itu.

"Mereka ada di ruang makan, nunggu daddynya buat sarapan bareng," jawab laki-laki itu lalu menarik tangan Mark agar mengikutinya ke ruang makan.

Mark tersenyum di setiap langkahnya, hanya lewat senyuman saja semua orang bisa tau kalau laki-laki ini amat sangat bahagia dengan keluarga kecilnya. Seorang istri dan dua orang anak yang amat dicintainya.

Laki-laki itu sampai di ruang makan, di sana sudah ada Jisung dan Jeongin yang sedang menunggu tepat di kursi mereka masing-masing. "Daddynya udah datang nih! Sekarang makan ya! Jangan lupa cuci tangan terus baca doa. Paham anak-anakku?" ujar laki-laki itu pada kedua anaknya. Ia masih saja memperlakukan Jisung dan Jeongin seperti anak-anak padahal sudah jelas kalau mereka berdua sudah berumur.

Jisung kebetulan sedang ada proyek di dekat rumahnya, jadi ia bisa pulang ke rumah untuk mencicipi kembali masakan Bundanya. Kalau Jeongin, anak itu sedang liburan semester, makanya ia bisa pulang. Sudah kepalang rindu dengan Bunda dan Daddynya.

"Paham, Bunda!" dengan segera Jisung dan Jeongin pergi berlari ke arah wastafel untuk mencuci kedua tangan mereka dan kembali duduk di kursi makan masing-masing.

Keluarga kecil itu memulai acara sarapan bersamanya setelah membaca doa bersama. Sarapan pagi itu dilingkupi dengan suara canda dan tawa dari Mark, istrinya, maupun kedua anak mereka.

Setelah sarapan, Mark mengantar kedua anaknya ke depan rumah karena mereka berdua harus segera berangkat ke kantor dan ke tempat magang. "Hey, dua jagoan daddy! Hati-hati di jalan ya!" ujar Mark saat kedua anaknya sudah berada di luar pagar rumahnya.

Jisung dan Jeongin mengangguk, "Iya, Dad. Dad, jangan lupa jagain Bunda ya!" balas Jisung dengan cengirannya. Jeongin mengangguk semangat, "Iya! Jangan tidur terus ya, Dad!" Jeongin menimpali ucapan Jisung. Ucapan yang sama saat keduanya hendak pergi ke sekolah dulu.

Mark tertawa pelan, "Hahaha iya, Dad nggak bakalan tidur kok. Pasti bantu-bantu Bunda kalian!" balas Mark. Baru Jisung dan Jeongin berangkat ke kantor dan ke tempat magang, meninggalkan Mark yang terdiam di depan pagar rumah beberapa saat untuk mengawasi kedua anaknya sampai benar-benar menghilang.

"Sayang," panggil istrinya, Renjuna atau biasa dipanggil Renjun, saat Mark sudah berada di dalam rumahnya. Renjun memeluk Mark dengan erat seraya menyandarkan pundaknya pada bahu suaminya.

"Kenapa hm?" tanya Mark dengan kedua tangan yang sudah melingkar di pinggang istrinya. Renjun menggeleng di dalam pelukan Mark, "Nggak, aku cuma mau peluk kamu aja," jawab Renjun disertai dengan senyuman tipisnya.

Mark tidak menjawab, ia hanya diam dan semakin mengeratkan pelukannya. "Mark, kamu hapal harum tubuhku?" tanya Renjun tiba-tiba yang langsung disahuti oleh Mark, "Ya jelas hapal dong. Aku kenal kamu dari jaman kuliah, sekarang kita udah menikah. Masa aku nggak hapal harum tubuh kamu," balas Mark tanpa melepaskan pelukannya sedikitpun.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang