+4

8.5K 1K 84
                                    

"Aku play ya dad. Three... two... one!"

Musik mulai mengalun. Jisung sibuk merekam kedua orangtuanya yang sedang menari. Rasanya ingin tertawa, tapi ia tahan. Hanya 1 yang Jisung takutkan, ia takut kentut saat sedang merekam. Karena ia sering kelepasan kalau menahan tawa terlalu lama.

"...I met you in the dark
You lit me up
You made me feel as though
I was enough..."

Dari intro saja, Mark sudah sibuk bernyanyi. Suaranya khas dan agak deep. Tidak terlalu berat, agak rendah tapi cukup merdu di telinga Renjun. Ya walaupun Renjun lebih suka mendengar suara Jisung. The real deep voice.

"Nggak usah nyanyi, suaramu jelek nggak kaya Jisung," hardik Renjun.

"Nyanyi aja dilarang," desis Mark.

"...We danced the night away
We drank too much
I held your hair back when
You were throwing up..."

Dua tahun terakhir ini perjalanan cinta mereka tidak pernah buruk. Selalu ada komunikasi di antara kedua dan tidak ragu untuk saling menghubungi satu sama lain.

Gengsi dan harga diri tinggi sudah mereka lempar jauh-jauh demi kesuksesan hubungan keduanya.

"...Then you smiled over your shoulder
For a minute I was stone cold sober
I pulled you closer to my chest..."

"...And you asked me to stay over
I said, I already told you
I think that you should get some rest..."

"...I knew I loved you then
But you'd never know
'Cause I played it cool when I was scared of letting go..."

Mark memutar tubuh Renjun lalu ditariknya tubuh ramping istrinya ke dalam pelukannya dan diam.

Mark diam sambil memeluk Renjun. Dia tidak melanjutkan gerakan selanjutnya dan itu membuat Renjun bingung.

"Mark, kenapa? Kok nggak dilanjut? Kamu lupa?" Tanya Renjun bingung.

Mark tetap diam dan memeluk Renjun. Dagunya ia tumpu di bahu sempit prianya. Kedua mata bulatnya terpejam.

"...I knew I needed you
But I never showed
But I wanna stay with you
Until we're grey and old..."

Jisung yang masih sibuk merekam hanya tersenyum-senyum saja. Memang daddy dan bundanya selalu muda dan romantis terus dimatanya. Makin tua makin romantis.

Dalam hati dia sudah berdo'a semoga diizinkan adopsi adik baru biar dia tidak kesepian di rumah, supaya ada kerjaan. Dia juga ingin mengurus adiknya.

"...Just say you won't let go
Just say you won't let go..."

Jisung menghembuskan napasnya saat melihat kedua orangtuanya masih asyik dengan kegiatan mereka.

"Tau ah," desisnya lalu meletakan handycam di lantai dengan keadaan masih merekam dan menghadap ke arah Mark dan Renjun.

Jisung bangkit lalu berjalan turun ke lantai bawah, persetan dengan orangtuanya. Sudah jadi anak tunggal di tengah-tengah pasangan yang sibuk romantis-romantisan dan itu orangtuanya sendiri.

Agak pedih memang, karena kenyataannya Jisung itu jomblo 19 tahun. Disaat teman-temannya pacaran, ia sibuk bermain ML, GTA, Dota 2. Makanya jomblo terus.

Bagi yang berminat silahkan daftarkan diri anda di bawah ini.
Nama:
Alasan mau jadi pacar Jisung:
Kirim ke authornya, kali aja mau bikin spin off tentang kehidupan Jisung with his friends 😚

"Renjun," panggil Mark yang masih memeluk Renjun.

"Ya Mark?" Balas Renjun yang entah sejak kapan juga sudah membalas pelukan suaminya.

"I can't live without you," lirihnya.

"Hm."

"Jangan pergi, jangan tinggalkan, jangan menjauh, jangan marah, jangan menangis, jangan lelah ngadepin aku," ujar Mark.

"Ya Mark," balas Renjun dengan senyum tipisnya.

Tangannya mengusap pelan punggung Mark.

"Mau bagaimanapun keadaanku, jangan pernah pergi," lirihnya lagi.

"Iyaaaa Markie," balas Renjun lalu melepaskan pelukanya.

Kedua tangannya menangkup pipi Mark yang akhir-akhir ini jadi lebih tirus karena terlalu sibuk di kantor dan ya memang jarang ada libur.

"I always beside you until I close my eyes forever," ujar Renjun tulus.

"Thank you, Renjun. I love you, sweetheart," balas Mark lalu mengecup kening Renjun lama.

Mereka jadi terbawa suasana. Lagunya juga sudah selesai sejak tadi dan sudah berganti lagu lain. Tapi tidak masalah, selama suasana masih mendukung hajar teros.

"Oh iya, aku lupa ngasih tau sesuatu," ujar Renjun yang membuat Mark melepaskan ciumannya pada kening Renjun.

"Apa?" Tanyanya.

"Aku udah memikirkan ini dari jauh-jauh hari perihal adik buat Jisung. Aku setuju buat adopsi bayi lagi, Jisung juga udah besar nggak bisa aku timang-timang lagi. Biar Jisung juga ada temannya," Renjun berujar tanpa menatap ke arah mata suaminya.

Mark terdiam. Ia menatap Renjun dengan pandangan tak percaya. Padahal ia tidak masalah jika Renjun hanya ingin punya Jisung saja, walaupun sebenarnya ia ingin.

"Kamu serius?" tanya Mark memastikan.

Renjun mengangguk, "Jadi weekend ini kita bisa ke panti asuhan buat ketemu anak-anak?"

Mark tersenyum sumringah kemudian menciumi pipi Renjun dengan gemas, "Bisa, sayang. Kamu minta sekarang juga bisa," balas Mark dengan sumringah.

Renjun hanya tertawa geli dan membiarkan Mark menciumi seluruh permukaan wajahnya.












Mark memeluk Renjun dan membawanya berputar-putar.

"Thanks for being born, Renjun Lee. Stay with me forever."

"Ya, Mark."

Sementara di bawah...

"ASIK!!! GUE JADI ABANG WOY!!!"

Jisung melompat kegirangan sambil memegangi sapu ijuk ditangannya.

-FIN-

A/N:

Tidak ada tambahan lagi. Cukup sampai disini. Sekian terima kasih buat semuanya. Readers yang vote + comment, vote aja, comment aja atau siders sekalipun, saya mau mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

Terima kasih buat yang sering ngoreksi saya, ngasih masukan dan saran. Berguna banget buat saya.

Dan untuk voting di chapter sebelumnya, kenapa kalian milih Jaeren guys???

Saya lihat banyak yang milih itu.

Iya sih Renjun x hyung line susah nyarinya. Apalagi yang sama Taeyong... Huft

KKAYYYY SEE YOU GUYS. SAMPAI BERTEMU DI BOOK MARKREN BERIKUTNYA!!!!

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang