+3

8.1K 999 151
                                    

Baca author note dibawah yaa.

***

Mark benar-benar sabar melatih Renjun untuk belajar menari, ya walaupun kadang ia sering ditendang oleh Renjun karena Mark mesum. Dikit-dikit cium, dikit-dikit nyosor.

Saat keluar dari ruang latihan, ada saja ruam merah baru di leher Renjun. Kalau tidak satu, ya lima.

Renjun sebetulnya menyesal meladeni Mark yang terkadang hormonnya masih suka meledak-ledak seperti remaja, tidak ingat umur. Jisung yang melihat bundanya keluar dari ruang latihan sambil marah-marah dan menutupi lehernya dengan tangan hanya bisa tertawa saja. Dia tau apa yang dilakukan daddy dan bundanya, tapi masa bodoh ya. Jisung tidak mau mengurus, yang penting bukan dia yang memberikan tanda pada bundanya.

"Jisung! Daddymu tuh! Mesum banget sih, bunda izinin kamu buat nabok dia deh sekali-kali," sewot Renjun sambil cemberut dengan kedua tangannya yang menutupi area lehernya.

Jisung tertawa kecil lalu menggeleng pelan, "Dad hormonnya masih kuat, bun. Maklumin aja, nggak tersalurkan selama nggak ada bunda," balas Jisung yang membuat Renjun melotot.

"Kamu! Kamu nggak beda jauh sama daddymu ya!" sewot Renjun.

Jisung lagi-lagi hanya bisa nyengir, "Udah 19 tahun aku hidup sama dad, jadi sifat sama kebiasaan dia nular juga ke aku," balas Jisung santai.

Renjun jadi jengkel sendiri, kenapa dia harus dikelilingi oleh dua manusia mesum tapi tampan? Dan sayangnya itu suami dan anaknya sendiri.

"Renjun! Sayang! Ayo latihan lagi!" Seru Mark yang suaranya makin mendekat.

Ia turun dari lantai atas tanpa memakai kausnya.

"Loh! Dad! Di atas masih aja mau berkelakuan tidak senonoh! Udah sampe mana sama bunda? Berapa ronde?" Tanya Jisung dengan mata yang membelalak kaget.

Mark berjalan santai sambil mengipas-ngipas tubuhnya sendiri lalu duduk di hadapan Jisung tepat di ruang makan.

"Ronde apaan, baru mau megang aja di tabok. Nih liat!" Balas Mark lalu membalikkan badannya sendiri untuk memperlihatkan punggungnya yang banyak ruam-ruam merah karena dipukuli Renjun.

Jisung menggeleng, "Dad merah di punggung, bunda merah di leher. Kalian perpaduan yang bagus. Amazing!" Ujar Jisung takjub sambil tepuk tangan.

"LEE JISUNG!!! KENAPA MESUM BANGET SIH KAMU, NAK?!!"

Jisung tertawa lalu bangkit untuk menghampiri Mark lalu merangkul pundak telanjang ayahnya.

"Ya siapa dulu dong daddynya," balas Jisung yang malah bangga.

"NYEBELIN BANGET KALIAN BERDUA!!!"

PLAK!

PLAK!

Hmm. Mantap!

***

"Nanti kalau aku udah hafal semuanya terus kita nari gitu? Udah gitu aja? Direkam nggak?" Tanya Renjun.

"Ya direkam dong. Kapan lagi liat kamu nari dari hasil koreo aku," balas Mark sambil tertawa geli.

Nggak ngerti apa yang lucu. Aneh dia tuh.

Renjun menatap Mark ngeri, apa yang lucu saja ia tidak tau. Suaminya gila lagi ya?

"Mark, sehat?" Tanya Renjun heran.

Mark berhenti tertawa lalu menatap Renjun, "Aku nggak pernah sehat kalo deket kamu," balasnya.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang