BAB 20

12.9K 1.8K 210
                                    

Di dalam mobil banyak yang mereka bicarakan. Mereka mulai terbiasa saling mengobrol satu sama lain, ya walaupun sedikit garing dan tidak begitu penting, tapi nyambung kok untuk mereka berdua.

Selama perjalanan, mereka ditemani dengan suara lembut dari musik-musik Indie. Contohnya seperti Efek Rumah Kaca dan Payung Teduh. Tapi memang paling banyak Payung teduh. Kenapa?  Karena Mark ini lumayan suka musik khas dari Payung Teduh.

"Kakak suka Payung Teduh juga?" Tanya Renjun antusias.

Mark mengangguk tanpa menoleh pada laki-laki mingil yang duduk di sebelahnya, "Kenapa emang, Ren?"

"Wah sama ya! Aku juga suka sama Payung Teduh. Enak banget sih lagunya, sarat makna, terus romantis banget. Apalagi single yang kemaren baru mereka keluarin. Aku suka banget!" Seru Renjun.

Mark tertawa pelan, "Single yang judulnya Akad maksud kamu?" Tanya Mark.

Si Mungil lagi-lagi mengangguk semangat, "Kakak udah dengerin belum? Kakak harus dengerin pokoknya. Itu enak banget, recommended banget deh buat kakak dengerin," balas Renjun.

Tangan kiri Mark terulur untuk mengusap rambut lembut milik Renjun, "Iya sayang, nanti kakak dengerin," ujar Mark yang sukses membuat pipi Renjun merona karena kata 'sayang'.

"Se-sekarang aja dengerinnya. Aku lagi pengen denger itu deh," balas Renjun gugup.

"Aku belum punya, nanti aja," ujar Mark lagi.

"Aku ada di HP tapi. Dengerin lewat HP aja nggak apa-apa?" Tanya Renjun.

Mark mengangguk lalu mematikan radio dalam mobil. Ia membiarkan musik khas dari Payung Teduh mengalun di dalam mobilnya lewat ponsel Renjun.

Intro lagunya saja sudah easy listen, pasti liriknya juga catchy.

"...Betapa bahagianya hati ku saat ku duduk berdua dengan mu
Berjalan bersama mu
Menarilah dengan ku..."

Mark sedikit tertegun sebentar lalu melirik ke arah Renjun yang duduk di sebelahnya. Laki-laki itu sibuk bersenandung ria.

Hmm duduk berdua ya? Hehehe ini duduk berdua kok. Buat yang peetama kalinya.

"...Namun bila hari ini adalah yg terakhir dan ku tetap bahagia
Selalu ku syukuri
Begitulah adanya..."

Mark tersenyum tiap mendengar lirik-lirik yang dinyanyikan oleh Payung Teduh. Simpel tapi sarat akan makna dan juga jelas.

"...Namun bila kau ingin sendiri
Cepat-cepat sampaikan kepada ku
Agar ku tak berharap
Dan buat kau bersedih..."

Kening laki-laki itu lagi-lagi mengerenyit, "Ini lagu tentang apaan deh?" Gumamnya pelan.

"...Bila nanti saatnya tlah tiba
Ku ingin kau menjadi istriku
Berjalan bersama mu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana kemari dan tertawa..."

Seketika Marm termenung, untung saja tidak terlalu lama, kalau lama bisa celaka mereka berdua.

Oh ini kode apa ya? Renjun mau gue nikahin cepet-cepet hmm ( ͡° ͜ʖ ͡°)

"...Namun bila saat berpisah t'lah tiba
Izinkan ku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudikah kau temani diriku?..."

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang