Renjun duduk di kursi tribun bersama dengan Jisung. Mereka berdua tidak terlalu memperhatikan Mark dan teman-temannya yang sedang bermain basket padahal sejak tadi Mark sudah berusaha tebar pesona tapi tetap saja tidak dihiraukan oleh Renjun.
Mampus.
Jisung sibuk bermain game Plants vs Zombie di ponsel Renjun, sesekali ia membantu Jisung menyusun benteng pertahanannya.
"Ndaa, Sungie ngantuk," rengek Jisung sambil mengucek kedua matanya.
"Yaudah bobo," balas Renjun lalu mengambil alih ponselnya yang diletakkan di pangkuan Jisung.
Bocah itu berdiri lalu duduk di pangkuan Renjun dan membuat Renjun terkejut, "Kepala aku ucap-ucap, nda," ujar Jisung yang sudah mengarahkan tangan Renjun ke kepalanya.
Renjun mengangguk lalu mengusap kepala Jisung sedangkan anak itu tertidur sambil bersandar pada dada Abby. Keenakan kan jadinya Jisung.
Mark yang melihat itu jadi marah-marah sendiri, "kenapa deh anak gue clingy banget sama Renjun. Gue kan jadi iri," rutuk Mark.
"Sukurin, kalah start sama anak lo," ledek Taeyong lalu tertawa meledek.
"Yakali, kak. Kalau Mark yang kaya gitu bisa ditabok bolak-balik kali terus di laporin ke polisi dengan tuduhan pelecehan seksual," balas Jaehyun yang masih mendribble bola basketnya.
Taeyong tertawa, "Justru itu, gue nungguin bagian Mark ditabok sama Renjun," celetuk Taeyong.
Jeno, Haechan dan Yuta sudah tertawa terbahak-bahak sedangkan Mark masih sibuk menggerutu sendiri, sambil sesekali mengumpat kasar.
"Teman macam apa lo semua hah?!" Sewot Mark marah-marah.
"Balik yuk! Udah sore, kasihan Mark iri mulu ngeliatin Jisung tidur sambil sandaran didadanya Renjun," ajak Yuta. Mulut Yuta masih saja sampah dan nyinyir seperti biasa.
"Bacot!"
Mereka akhirnya menepi ke pinggir lapangan. Taeyong dan Haechan mengembalikan bola basket yang mereka ambil di gudang olahraga tadi.
Mark menyampirkan tasnya pada pundak lalu berlari kecil menaiki tangga menuju Renjun dan Jisung, "Eh Jisung tidur ya? Sorry, Ren, saya jadi ngerepotin kamu," ujar Mark yang merasa tak enak.
Renjun menggeleng seraya tersenyum tipis, "Nggak masalah, kak. Saya senang bisa ngebantuin kakak kok," balas Renjun.
Mark mengambil alih Jisung yang tadi duduk di pangkuan Renjun, mana sambil bersandar juga di dada Renjun. Dapat jackpot tuh Jisung, "Mau pulang sekarang?" Tanya Mark
Renjun hanya mengangguk lalu ikut bangkit dari duduknya.
"Yaudah ayo!" Ajak Mark yang berjalan lebih dulu untuk menuruni tangga tribun.
Renjun hanya mengangguk lalu mengekor di belakang Mark.
"Oy! Mau pada balik kapan?!" Tanya Mark sedikit berteriak.
"Gue ntaran, mau mandi dulu! Gerah!" Balas Jeno yang sudah shirtless sejak tadi. Jeno itu pemilik tubuh paling bagus diantara mereka, setelah Jaehyun tentu saja. Mereka berdua yang sering menunjukkan ABS di depan umum.
Jelas saja, mereka berdua sering jogging dan workout tiap seminggu dua kali.
"Lo balik sekarang, Mark?!" Tanya Jaehyun yang duduk di kursi cadangan.
Mark mengangguk, "Anak gue tidur terus bundanya juga mau pulang!" Balas Mark sambil tersenyum lebar.
Renjun yang berdiri di belakang Mark sudah memelototi laki-laki itu sambil menggerutu di belakang Mark. Rasanya ia ingin menendang Mark sekarang juga.
Taeyong yang melihat Renjun marah-marah di belakang Mark hanya bisa tertawa, "Tuh, Renjun udah misuh-misuh di belakang lo. Eneg dia ngeliat kelakuan lo yang makin hari makin ayan, Mark. Normal dikit kenapa sih," ujar Taeyong meledek.
Mark tertawa pelan, "Halah, udah sering gue dimisuhin sama dia. Nggak apa-apalah, biar nanti berkesan di hidup dia," balas Mark santai.
Renjun menepuk pelan keningnya lalu menghela napas pelan. Dia harus banyak-banyak sabar supaya makin disayang Tuhan. Menghadapi manusia seperti Mark tidak cukup hanya diam saja sebetulnya, hanya saja kalau dibalas omongannya juga tidak akan ada habisnya. Lebih baik diiyakan saja supaya ia diam.
"Yaudah, gue balik duluan ya!" Seru Mark lalu melambai dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya sibuk menahan berat badan Jisung yang ada digendongannya.
"Yo! Hati-hati, bang!" Seru Haechan
Mark dan Renjun berbalik lalu keluar dari lapangan indoor. Di tengah jalan menuju lapangan parkir mereka berdua diam aja.
"Lusa saya nggak masuk, Ren," ujar Mark tiba-tiba.
Renjun hanya berdeham, ia tidak begitu memperhatikan ucapan Mark. Menurutnya, ucapan Mark barusan tidak terlalu penting.
"Kamu denger saya nggak?" Tanya Mark lagi. Sepertinya ia tidak mendengar kalau barusan Renjun sudah berdeham.
"Denger, kak," balas Renjun datar.
"Nanti kalau saya nggak ada, kamu jangan kangen ya sama saya. Kalau emang kangen banget, chat aja. Eh jangan! Video call aja sama saya," ujar Mark lagi sambil tersenyum kebar.
Ya bodo amat, kak. Emangnya saya peduli ha? Batin Renjun jengah.
Lihat tuh bagaimana cara Mark tersenyum lebar sampai mempertontonkan deretan gigi putihnya, benar-benar bikin gemas.
Tetapi itu tidak berlaku pada Renjun. Justru dengan melihat Mark tersenyum lebar seperti itu kesannya seperti meledek. Ada rasa ingin meninju wajah Mark tapi karena ia tidak ingin cepat tua, akhirnya Renjun memutuskan untuk menahan amarahnya, "Iya, kak, iya. Terserah kak Mark aja," balas Renjun pasrah.
Mark makin melebarkan senyumnya, dia menang dan ia yakin sekali kalau Renjun akan merindukannya. Toh ia punya Jisung sebagai senjata utamanya, kalau seandainya ia betul-betul rindu Renjun kemudian menelepon Si Mungil, bilang saja Jisung yang rindu.
Hehehehe pintar juga otak gue. Nggak salah emang tiap semester gue cumlaude, batin Mark.
Ya Tuhan kapan sih hamba lepas dari manusia semacam Lee Minhyung. Empet banget liat dia mulu, batin Renjun merana.
A/N:
Jangan lupa vote and comment yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
S I N G L E 📌 MarkRen ✔️
Fanfiction[REMAKE DARI WORK SAYA YANG BERJUDUL SAMA. HANYA BERBEDA TOKOH] Young Daddy adalah julukan baru untuk seorang Mark Lee. Kenapa? Ya siapa suruh bawa anak ke kampus, pasti disangka daddy. Loh tapi kok mommynya nggak pernah keliatan? Situ... single ben...