BAB 33

10.1K 1.4K 38
                                    

Ayok! Votes 100 lagi! Saya tunggu ya!

***

"Kapan mau eksekusi lagi, Mark?" Tanya Taeyong seraya menyesap kopinya.

"Malam ini aja yuk. Pinjem cafénya Johnny," balas Mark yang medapat lirikan tajam dari teman-temannya.

"Mepet, goblok! Lu udah tua masih aja mikir jangka pendek!" Hardik Jaehyun dengan kejamnya.

Hari ini Mark bersama temean-temannya di tambah dengan Doyoung sebagai anggota baru tengah berkumpul di café milih Johnny.

Mereka sedang membicarakan suatu project yang sudah sejak kemarin mereka buat dan tinggal menentukan kapan tanggal eksekusinya saja. Ini juga alasan mengapa Mark selalu pulang larut malam beberapa hari kemarin. Ya karena pengerjaan project ini.

Semua orang sudah tau termasuk Jisung. Hanya Renjun saja yang tidak mengetahui tentang project ini karena memang project ini di peruntukan untuk Renjun. Mark ingin melamar Renjun lagi, kali ini lebih sedikit dipublikasikan kepada teman-teman dan kedua keluarga besarnya juga Renjun.

"Mark, Renjun udah termasuk agak telat buat nikah loh. Umur dia udah sampai tigapuluh dua, takutnya kalau mau punya anak, maksud gue adopsi anak lagi agak susah soalnya Renjun juga makin tua dan siapa tau aja dia mau fokus sama kariernya," celetuk Jeno.

Mark menggeleng, "Gue udah punya Jisung walaupun bukan darah daging sendiri. Kalau emang Renjun mau adopsi lagi, gue ayo aja. Kalau nggak pun, ya nggak masalah," balas Mark santai.

"Lo nggak keberatan gitu?" Tanya Jeno lagi.

Mark menggeleng, "Ya nggaklah. Gue cinta dia apa adanya. Kalau gue udah cinta, nggak akan semudah itu berubah," balas Mark yakin.

"Lagian hidup berdua doang sama Renjun bisa kerasa muda terus hehehe. Jisung kan makin hari juga makin tumbuh besar, dia nggak mungkin selalu sama gue," lanjut Mark seraya tersenyum tenang.

"Setuju gue sama Mark! Gue juga awalnya nggak yakin kalau Chenle bisa mengurus anak dengan baik, tapi buktinya Tuhan berbaik hati dan ngasih kesempatan buat Chenle nunjukin ke gue kalau dia bisa mengurus anak dengan baik," balas Doyoung.

"Bener juga kata Kak Doyoung ya. Gue kalau nikah sama Haechan, gue bikin dia bisa hamil. Man-ADAW!!! KENAPA SIH, CHAN?!! KOK AKU DITABOK?!!"

Jeno meringis karena bahunya dipukul oleh Haechan benar-benar keras. Haechan memelototi Jeno dengan galaknya.

"Omongan lu ya! Nggak usah ngadi-ngadi nikah sama gue! Kuras dulu tuh Samudra Hindia!" Sembur Haechan galak.

Jeno meringis, "Galak amat sih. PMS ya?"

"GUE COWOK, BODOH!"

Haechan lagi galak. Mohon dimaklumi ya, dia memang suka begitu.

"Terus mau kapan?" Tanya Mark seraya merenggangkan otot-ototnya.

"Lo kapan sih balik ke Kanada?" Tanya Yuta.

"Lusa gue udah balik," balas Mark.

"Balik lagi ke Indo kapan?" Tanya Yuta lagi.

Mark terdiam sesaat lalu dia mendongak untuk menatap Taeyong, "Gue bakalan balik ke sini lagi kalau Jisung udah selesai sekolahnya terus bawa dia balik ke Kanada. Sekalian gue ngeboyong Renjun juga. Itu juga kalau dia nerima gue," balas Mark santai.

Ia sama sekali tidak ada rasa khawatirnya padahal ini berkaitan dengan lamarannya empat hari yang lalu.

"Yaudah hari ini aja deh eksekusinya," putus Yuta.

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang