BAB 3

20.6K 3.4K 880
                                    

Kini di depan kursi yang Renjun duduki sudah ada 'ayah' dari Jisung. Lalu di samping kanan Renjun ada Yuta yang sedang sibuk mengobati luka di siku kanan Renjun. Lalu dimana Jisung?

Anak itu duduk di pangkuan Renjun.

"Saya benar-benar minta maaf ya. Kalau nggak ada kamu pasti anak saya sudah luka parah," sesal laki-laki yang ada di hadapan Renjun.

Renjun hanya memejamkan kedua matanya lalu mengangguk, "Lain kali tolong awasi anak Anda, pak," balas Renjun dengan formalnya.

Laki-laki itu tersenyum canggung, "Jangan panggil bapak, saya masih muda. Panggil Mark aja," ralat laki-laki yang bernama Mark itu.

"Tau lu, Mark! Udah punya anak masih aja teledor! Makanya cepet-cepet cari istri biar nggak kesepian di rumah," celetuk Yuta asal.

Renjun dan Mark refleks menatap Yuta dengan pandangan yang berbeda-beda. Marm dengan tatapan terkejutnya sedangkan Renjun dengan tatapan 'mulut-lo-jaga-goblok!'

"Maaf ya, kak Yuta emang kalau ngomong suka nggak direm. Tabok aja biar nggak kebiasaan," ujar Renjun sambil tersenyum canggung. Ia jadi tidak enak.

Mark hanya mengangguk, "Kalau boleh tau nama kamu siapa?" Tanya Mark.

Yuta berdeham-deham tidak jelas tapi sama sekali tidak dipedulikan oleh Renjun maupun Mark.

"Ah udah ah. Gue disini malah jadi obat nyamuk. Gue tinggal ya, semoga lancar pdktnya. Gue dukung banget nih," ledek Yuta lalu pergi begitu saja.

Mark tidak peduli dengan ucapan Yuta, ia masih terus menatap laki-laki yang ada didepannya.

Renjun tersenyum tipis, "Nama saya Renjuna Azura Dominic, panggil aja Renjun."

Mark menyeringai puas, "Saya Mark Lee dan ini anak saya Jisung Lee," ujar Mark sambil menunjuk anaknya yang duduk di pangkuan Renjun.

Renjun mengangguk lalu tersenyum canggung. Milkshakenya sejak tadi sama sekali tidak terjamah karena kelakuan anak Mark yang nyaris saja terjatuh.

"Daddy, kita ajak mommy pulang yuk," ajak Jisung yang berada dipelukan Renjun.

Mark menaikkan sebelah alisnya, "Mommy?" Beo Mark

Jisung mengangguk semangat, "Iya! Ini mommynya Jisungie," Jisung segera memeluk Renjun dengan senyum yang mengembang lebar.

Astagfirullah! Saya masih muda, baru 20. Saya belum mau ngurus anak kecil kaya kamu, batin Renjun was-was.

Renjun membelalak lalu menatap Mark dengan pandangan kaget, "Hah?" Gumamnya.

Msrk hanya tersenyum kecil, "Nggak usah didengerin, Ren. Biasa omongan anak kecil," balas Mark.

"OMONGAN ANAK KECIL TUH DARI HATI!!! AWAS KALAU NGGAK DITURUTIN NANTI SAKIT LOH!!! LAGIAN RENJUN JUGA SINGLE KOK, PEPET AJALAH, MARK!!!"

Barusan itu mulutnya Yuta yang bocor.

Renjun hanya memejamkan matanya. Ia tidak mau terlalu ambil pusing dengan perkataan Jisung maupun Yuta.

Tapi sebenarnya dalam hati, Renjun ingin sekali memukul Yuta sampai babak belur.

Si Manis bangkit dari kursinya sambil menggendong Jisung, "Nih, kak," ujar Renjun sambil menyerahkan Jisung pada daddynya.

"Loh kamu mau kemana?" Tanya Mark yang sudah mengambil alih Jisung dari gendongan Renjun.

"Saya mau pulang, kak. Masih banyak kerjaan," balas Renjun tenang

"Mom, mau mana?" Tanya Jisung dengan mata yang berkaca-kaca.

Renjun tersenyum lebar lalu mengusap kepala anak itu, "Kakak mau pulang dulu, kakak masih ada urusan, sayang. Sungie pulang ya sama Daddy," balas Renjun yang masih tersenyum manis.

Tanpa Renjun sadari ternyata Mark sedang memperhatikannya sampai detail. Alis, mata, bulu matanya, hidung, bibir bahkan cara Renjun tersenyum semuanya direkam dalam memori otaknya baik-baik.

Renjun cantik dengan caranya sendiri.

"Cungie?" Gumam Jisung bingung.

Renjun mengangguk, "Kakak manggil kamu Sungie aja ya. Lucu," balas Renjun yang masih betah mengusap puncak kepala Jisung.

Jisung mengerucutkan bibirnya, "Cungie ikut cama mommy," rajuknya sambil berusaha menggapai tangan Renjun

Tapi Renjun tidak menggubrisnya. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arah Jisung lalu mencium kening anak itu lama.

Jisung yang dicium, bapaknya yang jantungan.

Mark sangat terkejut. Baru kali ini ia bisa sedekat itu dengan seseorang tanpa harus pakai acara modus. Mark memang tidak bisa modus, terkadang terlalu polos nyerempet bodoh.

Sebenarnya antara Mark benar-benar polos atau memang dia bego.

Ya ampun copot jantung saya kalau gini caranya, batin Mark yang sudah terkena heart attack karena Renjun.

Batin Mark ketar-ketir sendiri, Renjun sendiri belum menjauhkan diri dari Jisung dan sepertinya Jisung sudah mulai nyaman dan sayang pada Renjun, padahal mereka baru pertama kali bertemu. Buktinya sekarang Jisung sibuk mengusap pipi Renjun.

Jisung kesempatan banget ya, harusnya daddy yang kaya gitu. Ini kenapa jadi kamu? Rutuk Mark dalam batinnya.

Renjun menjauhkan dirinya dari Jisung, "Sungie, kakak pulang dulu ya. Kapan-kapan kita ketemu lagi," pamit Renjun.

Laki-laki manis itu mendongak untuk menatap Mark yang lebih tinggi darinya. Tinggi Mark sekitar 174 cm, sedangkan Renjun 170 cm.

"Kak Mark, saya pulang dulu ya. Jagain Jisung yang benar. Jangan teledor," pamit Renjun lalu pergi berlalu dari hadapan Mark.

Laki-laki blasteran itu akhirnya bisa menghela napas lega. Kakinya sudah benar-benar lemas saking gugupnya di dekat Renjun.

"Lu dideketin kaya gitu aja udah lemes, Mark. Gimana dicium?" Celetuk Yuta yang ternyata sejak tadi memperhatikan interaksi antara Renjun dengan Mark dan Jisung.

Mark menoleh ke arah Yuta dengan pandangan memelas.

"Nyaris copot jantung saya, Yut," gumam Mark.

"Payah lu."

A/N:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N:

Payah banget y Mark 😭

Jangan lupa vote and comment 💖

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang