EPILOG

11.5K 1.3K 120
                                    

NGGAK USAH NUNGGU 100 VOTESLAH!!! NIH EPILOGNYA!!!

***

"Nih buat kamu," ujar Mark sebelum mereka berpisah karena 1 minggu lagi mereka akan menikah.

Harus dipingit dulu, tidak boleh bertemu sampai hari H.

Terlalu menyiksa memang, padahal Mark sudah merengek agar tidak ada acara pingit-pingitan tapi tetap saja namanya orangtua tidak mau dibantah.

Orangtua Mark juga sudah bertemu dengan keluarga Renjun dan beberapa kali mama Mark mengajak Renjun untuk jalan-jalan berdua. Mama Mark memang sesuka itu dengan Renjun dan rasanya ia bahagia sekali saat tau anaknya akan menikah dengan Renjun.

"Apaan ini?" Tanya Renjun yang sudah mau membuka isi amplop pink itu.

"Eh! Jangan dibuka sekarang! Nanti tunggu aku pulang dulu," tahan Mark dengan kedua pipi meronanya.

Dia malu kalau Renjun langsung membaca surat yang ia tulis.

"Dih? Kenapa deh kamu? Segitunya banget, tuh liat pipi mu merah kaya tomat," ledek Renjun sambil menusuk-nusukkan telunjuknya ke pipi Mark.

Mark menggenggam telunjuk Renjun lalu menggeleng kuat, "Pokoknya bukanya nanti pas aku udah pulang, kamu udah di kamar, udah mandi dan udah siap-siap mau bobo. Kan besok kita nggak bisa ketemu," ujar Mark sambil memajukan bibirnya. Ia merajuk.

"Oke deh. Yaudah sana pulang gih biar aku bisa baca suratnya," usir Renjun seenaknya.

"Woy! Enak bener lo ngusir-ngusir gue!" Sewot Mark.

Renjun hanya tertawa saja dan tidak membalas omelan Mark. Keduanya sama-sama diam di depan pagar rumah Renjun, mereka baru saja pulang dari acara kencannya sebelum mereka memulai hidup baru minggu depan. Mark aja sengaja ambil cuti lebih dari sebulan untuk persiapan pernikahan dan bulan madunya.

"Mark," panggil Renjun.

"Apa sayang?"

"Hm kamu ngerasa telat nggak sih kalau kita nikah sekarang?" Tanya Renjun.

Mark menoleh ke arah Renjun, "Nggak tuh. Kenapa?" Tanya Mark. Tangannya masih menggenggam telunjuk Renjun, sesekali ia menggoyang-goyangkannya.

"Aku merasa telat banget. Umur aku aja udah 32, tua banget kan ya?" lirih Renjun.

Mark menghela napas. Tangannya yang tadi menggenggam telunjuk Renjun dialihkan pada pundaknya.

"Umur tuh cuma angka, santai aja. Aku nggak peduli juga kamu mau setua apa, kulitmu mau keriput kaya nenek-nenek, selama aku cinta kamu, aku sayang kamu, itu semua nggak jadi masalah. Selama itu kamu, aku enjoy aja. Kita juga udah punya Jisung, udahlah kamu tenang aja," Balas Mark.

Renjun diam.

"Jisung emang bukan anak kecil lagi, tapi cuma dia satu-satunya yang kita punya kalau seandainya nanti kamu emang nggak mau adopsi lagi. Aku juga nggak akan nuntut, walaupun aku mau. But as long as you love me, stay with me forever and ever, semuanya udah cukup. Asal sama kamu, Jisung, aku udah merasa lengkap," lanjutnya lagi.

Renjun mendongak untuk menatap Mark, dia beruntung bisa kenal Mark. Ia tersenyum tipis lalu mengangguk.

"It's okay, thanks you, Mark. Kamu bener-bener pengertian," ujar Renjun lagi.

Mark mengangguk lalu melepaskan rangkulannya, "Masuk gih, jangan lupa baca surat dari aku ya. Aku pulang nih," pamit Mark.

"Okay. See you next week!" Balas Renjun sambil melambaikan tangannya.

"See you, honey!"

***

Selesai mandi, Renjun langsung duduk di atas ranjangnya. Tangannya menggenggam sebuah amplop pink yang tadi di berikan oleh Mark. Karena penasaran, dia segera membuka amplop tersebut dan mulai membacanya.

Bogor, 11 Agustus 2029


Dear my future husband,

Hello my future, this is your future husband. Mark Lee.

Ini surat buat kamu sebelum kita di pingit seminggu. Aku nggak rela sebenernya, tapi nggak apa-apa deh. Simak ya suratku baik-baik.

Pada akhirnya aku berenti pada kamu.

Tidak ada rumah berpulang sebaik kamu.

Tak ada tempat terindah untuk merebahkan lelah selain pundakmu.

Pada akhirnya aku akan menyadari, bahwa dicintai itu penting.

Oleh sebab itu, dikeputusan akhirku untuk berhenti hinggap di banyak hati dan memutuskan untuk mencintai hingga mati. Aku memilih untuk mencintaimu.

Kau, ada satu dari ribuan yang bisa membuatku berhenti berlari.

Hai calon pasangan hidupku! Kamu adalah tempatku pulang. Dipundakmu lelahku bertemu rebahnya dan digenggamanmu hatiku bertemu dengan rumahnya.

Your future husband

Mark Lee

"Dasar tukang gombal!"

-FINISH-

A/N:

HAMDALAH AKHIRNYA SELESAI LAGI 1 BUKU MARKRENKU. WALAUPUN INI HANYA REMAKE.

TERIMA KASIH BUAT SELURUH READERSKU TERSAYANG. MAU YANG SERING VOTE + COMMENT, VOTE AJA, COMMENT AJA ATAU SIDERS SEKALI PUN SEMUANYA AKU SAYANG

Wah saya nggak menyangka buku ini akan sukses. Terharu aku tuh, makasih ya buat yang sering komen.

Komen-komen kalian selalu saya bacain tapi suka nggak sempet balesin : ( maaf yaa, tapi serius deh komentar kalian bikin saya semangat buat ngedit terus sampai sekarang. Udah sekitar 5 tahun lebihlah saya jadi author wkwkwkwk

Dari cerita mendrama sampai recehan tidak berfaedah.

Ya pokoknya big thanks to all my readers and siders ^___^

Sampai ketemu di buku markren berikutnya.

TERIMA KASIH!!!

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang