+2

9.1K 1K 43
                                    

Mark masih berada di lantai atas rumahnya. Berdua dengan Jisung untuk melakukan simulasi koreografi yang dibuat Mark. Bapak yang satu ini ganjen banget apalagi sama istrinya sendiri, maka dari itu ia membuat koreonya seromantis mungkin untuk ia dan Renjun couple dance.

"Dad, seriusan mau dance? Jisung udah lama banget nggak liat Dad nari," ujar Jisung yang sudah duduk bersila di dekat kaca besar yang sengaja Mark pasang sebelum membuat koreografi.

"Iyalah, kamu udah berapa kali nanya kaya gitu hah?" Balas Mark yang masih sibuk menggerakan badannya mengikuti hitungan yang keluar dari bibirnya.

Jisung hanya menggeleng melihat kelakuan daddynya yang benar-benar kekinian. Mana wajahnya awet muda lagi, ya walaupun tidak sebelas duabelas seperti Jisung. Jisung juga tidak merasa tersaingi dengan ketampanan daddynya. Ia justru bersyukur punya daddy ganteng terus gaul, bisa diajak sharing.

"Jisung, ayo mulai," ajak Mark.

Jisung mengangguk lalu bangun dari duduknya. Ia menekan tombol play pada ponselnya dan mulai terdengar alunan musik yang dinyanyikan oleh salah satu penyanyi solo western, James Arthur - Say You Won't Let Go.

Kedua ayah dan anak itu mulai menggerakan tubuhnya sesuai dengan koreo yang diajarkan Mark beberapa hari yang lalu. Mark benar-benae merealisasikan apa yang ia bicarakan kemarin. Koreografinya benar-benar romantis dan terlalu dekat antar yang satu dan yang lain.

Sempat diprotes juga oleh Jisung tapi ia tidak peduli. Padahal Jisung hanya jijik harus melakukan gerakan itu dengan ayahnya sendiri, mana pakai acara peluk-peluk pinggang segala lagi. Jisung rasanya mau nempeleng kepala Mark tapi dia langsung ingat kalau Mark itu ayahnya.

Musik berakhir dan keduanya berhenti menari.

"Udah kan, dad? Yaudah ajarin Bunda gih, Jisung bagian liat nanti kalau Bunda udah hafal koreo yang dibikin daddy," ujar Jisung.

Mark mengangguk, "Oke, thanks son," balas Mark seraya menepuk pundak anaknya.

"Yoi, dad."

Jisung turun ke lantai bawah untuk memanggil Renjun buat belajar koreografi dengan Mark. Tak lama kemudian Renjun naik dan memuculkan batang hidungnya di depan Mark.

"Udah siap mau latihan, sayang?" Tanya Mark yang lagi berjongkok di dekat speaker. Ia sedang mengutak-atik ponselnya.

Renjun menggigit bibirnya lalu mengangguk ragu, "Ya aku udah disini, mau gimana lagi?" Balas Renjun ragu.

Mark menoleh lalu tersenyum. Ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja lalu berjalan menghampiri Renjun. Mark hanya mengenakan celana training hitam dan kaus putih yang sudah setengah basah karena keringat serta sepatunya.

"Ayo," ajak Mark seraya mengulurkan tangannya.

Renjun menerima uluran tangan Mark dengan senang hati. Dengan sabar Mark mengajarinya gerakan demi gerakan yang harus dihafal Renjun. Mereka tau usia mereka tak lagi muda, tapi apa salahnya kalau semangat tetap muda?

Renjun awalnya malu tapi lama kelamaan ia terbiasa dengan gerakan yang diajarkan Mark. Mereka mengulang dan terus mengulang sampai Renjun bisa menghafal seperempat dari gerakannya.

"Kok mepet banget sih? Kayanya waktu Jisung nggak gitu deh," protes Renjun.

Mark menaikkan sebelah alisnya lalu menyeringai, "Kan aku udah bilang kalu mu ubah total koreonya jadi lebih intim. Biar kerasa romantisnya," balas Mark yang sukses membuat pipi Renjun merona hebat.

Si Mungil segera menutupi kedua pipinya dengan tangan supaya Mark tidak melihat bagaimana merahnya wajah Renjun saat itu. Tapi sepertinya Mark terlanjur melihat dan ia tertawa saat melihat Renjun yang berusaha menyembunyikan rona pipinya di balik kedua telapak tangannya.

"Nggak usah ditutupin. Aku udah sering liat kamu merona kaya gitu, apalagi pas di ran- ADUH!"

Mark dipukul Renjun.

Bukannya makin reda tapi malah bikin Renjun makin malu dan wajahnya tambah merah.

"Diam! Nggak usah diomongin!" Seru Renjun malu.

Mark masih memegangi lengannya yang barusan dipukul Renjun, "Loh kenapa? Kan aku ngomong jujur apa adanya. Pipi merona kamu jauh lebih menggoda pas ada di bawah aku," balas Mark polos.

Hadeh! Masih aja dibahas!

"Bawel ah! Aku nggak jadi belajar nih?!" Ancam Renjun galak.

"Eh! Iya, iya! Ayo lanjut lagi, baru seperempat nih. Setengah aja belum," balas Mark yang tidak mau semua rencananya gagal.

Mark kembali menarik tangan Renjun dan kembali mengajarkannya pelan-pelan.

2 Jam kemudian...

"Latihannya udah dulu. Besok dilanjut, tapi sebelum lanjut kita ulang yang udah aku ajarin hari ini. Oke?" Ujar Mark.

Renjun menghembuskan nafas lewat mulutnya lalu mengangguk, "Oke," balasnya lemas.

Mark tertawa lalu merangkul istrinya, "Utututu kasian banget sih yang keringetan. Capek ya?"  Tanya Mark.

"Capek tau," rengek Renjun yang sudah memajukan bibir bawahnya.

Mark mengusak rambut Renjun lalu tersenyum tipis, "Nanti kalau udah hafal semua kamu pasti enjoy dan capeknya cuma sebentar," balas Mark.

Renjun mengangguk. Entah sampai kapan dia harus belajar menari yang sama sekali tidak pernah dia pelajari sebelumnya.

Merepotkan!

Tapi kalau Mark yang minta, ia jadi berpikir ulang.

Hhhh.

***

A/N:

WKWKWKWKWKWKWKWK

KOMENNYA GAES ^____^

S I N G L E 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang