Prolog

777 140 533
                                    

Suasana saat itu sangat bungkam, dimana hanya dinding yang bisa diajak bertatap, celah cahaya dari jendela yang menerangi sebagian dari tempat dimana seorang wanita yang bernama Amapola Barbara, menjadikan ruangan kecil itu sebagai tempat dia berdiam diri.

Ruangan kecil itu berada di sebuah tempat sunyi di dekat bukit, dekat kebun keluarganya, Amapola sengaja menginginkan ruangan itu dibuat, sejatinya dia juga butuh waktu untuk sendiri dan menangis menenggelamkan tawa palsu yang ditunjukkannya.

Ruangan itu berisi foto keluarga kecilnya di setiap tembok dinding, dia juga seorang pelukis dengan daya imajinasi yang tinggi, terdapat juga ribuan karya puisi bertuliskan karya Amapola Barbara, ia tidak pernah menampakkan apapun yang menjadi kelebihannya, selama 16 tahun dia hidup didunia ini, dia hanya berusaha menghibur semua orang, dan membiarkan hatinya sendiri sepi tanpa penghuni tawa.

Saat itu Amapola sedang menulis di sebuah kertas yang isinya adalah..

"Aku ingin sekali tersenyum karena memang benar-benar takdirku untuk tersenyum, aku benci jika harus tersenyum karena bukan takdirku, aku memaksakan sebuah canda tanpa seizin takdir pencipta, aku terlalu memaksa untuk berpura-pura bahagia."

Namanya adalah Amapola Barbara, dia seorang siswa kelas 1 SMA yang berkesinambungan didalam batin kegelapan. Amapola yang kerap dipanggil Mola dikenal disekolah nya sebagai seseorang yang humoris, tiada harinya tanpa menghibur, tiada rupanya tanpa senyum, dia selalu menghibur semua orang, bahkan selalu mengumbar senyum kepada siapapun.

Amapola dikenal sebagai seseorang yang jahil, dia tidak pernah bisa diam seperti orang-orang lain, hidupnya suram jika tidak mengganggu ketenangan orang lain.

Tapi itulah yang membuat sahabatnya tidak mau kehilangan Mola, sahabat sejoli dengan jumlah 7 orang itu yaitu, Mola, Nayla, Adzana, Desya, Intan, Talita,dan Ersya. Merekalah sahabat yang begitu dekat dengan Mola, Mereka dekat bukan berarti mereka tau semua kehidupan pribadi Mola, Bahkan mungkin mereka saja tidak bisa membedakan ketika Mola terluka ataupun ketika dia tertawa, Mola terlalu rapih menutupinya.

***
Balik lagi ke suasana Mola sedang menulis, Mola mungkin sudah penat dengan hal-hal yang menimpa dirinya, membuat Mola bingung apakah harus tetap melanjutkan hidup, atau mengakhirinya untuk melepaskan kepenatan yang dialaminya selama ini.

Tiba-tiba sesaat handphone Mola berbunyi, dan ternyata Nayla yang menelpon.

Tut .. Tut .. tutttt .. Tut. .... (Suara telpon)

Mola melihat layar yang terbuka, dan tertulis nama NaylaMudaaa♥️.

"Nayla?" Mengusap air matanya dan melanjutkan mengangkat telepon.

"Halo Nay kenapa?"

"Assalamualaikum halo? Mol?" tanya Nayla sedikit tergesa-gesa.

"Wa'allaikumsalam iya, kenapa Nay lo kenapa?" Jawab Mola penasaran atas apa yang dibicarakan Nayla.

"Aduh Mol, gawat nihh aduhh"

"Aduh lo tuh kenapa sih? Coba ngomong yang tenang dulu, jangan kek gitu, gue jadi ikutan panik nih"
Jelas Mola kepada Nayla yang sejak tadi berbicara tergesa-gesa.

"Gue liat Noe sama cewek tadi boncengan !"

Seperti mendengar gurauan runtuhan sebuah gunung, hati Mola panas bak lahar gunung Merapi.

"Ayo Nay serius gue nanya" Mola takut jika ini hanya sebuah candaan.

"Iya gue bohongg,
Yaa enggak lah, ini ni bener tau, gak mungkin juga gue boong"

Telpon langsung mati dan terputus seketika.

"Yaallahh ini kenapa lagii..." Mola tambah menangis mendengar seseorang yang begitu istimewa dalam hidupnya, bersama orang lain.

***

Selang waktu beberapa menit, Mola langsung menelpon Noe pacarnya, lebih tepat nama panjangnya adalah Noe Gabino. Dia berbeda sekolah dengan Mola, tapi Mola banyak mata-mata untuk mengawasi apa yang dilakukan Noe di sekolah.

(Menelepon)..

Ketika diangkat.

"Halo assalamualaikum?"

"Iya Mol wa'allaikumsalam, kenapa?" Jawab Noe dengan begitu halus.

"Lo dimana?" Tanya Mola dengan nada malas.

"Di tongkrongan biasa, Lo kok gak kek biasanya, kenapa?" Noe sedikit aneh dengan gaya bicara Mola yang tiba-tiba berubah.

"Sama siapa?" Lanjut Mola tanpa menjawab apa yang ditanyakan Noe.

"Gue? Yaa sama temen-temen lah mol, lo kenapa sih?" Tanya Noe penasaran.

"Lo sama siapa,gue tanya !" Tanya Mola dengan nada yang mulai perlahan sedikit mengeras.

"Yaallahh sayang, sama temen-temen, kenapa nanya kek gitu, ada Masalah apa?" Noe begitu halus bertanya.

"Lo gausah bohong lagi sama gue, tolonglah Noe yaa, ini udah untuk kedua kalinya lo selingkuhin gue, Lo ngaku sama gue, Lo tadi boncengan sama cewek kan? Iya kan? Hah? Jawab Noe !" Mola begitu kesal mendapat kabar tentang Noe tadi.

"Hey, dengerin aku mol, itu cuma temen mol, gak lebih, dia gaada yang jemput tadi kesian, jadi kebetulan aku lewat, gak ada salahnya kan aku tolongin dia?" Bujuk Noe kepada Mola.

"Terserah lah gue pusing, cape, mau temen, mau nenek lo, kakek Lo, Tante Lo, ponakan Lo, atau tetangga Lo, juga gue gak peduli." Mola langsung memutuskan telponnya.

"Moll halo?hey halo?
Arghhhhhh cewek !"

Mola begitu marah kepada Noe, tidak tau bagaimana hubungan mereka, Perpisahan? Atau lanjut mengukir kebahagiaan di atas sebuah kecurigaan?

Mau tau kelanjutannya? Follow, Vote, dan coment☺️ makasihh udah luangin waktunya buat baca♥️

Salam Author
Mela M

AMAPOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang