Part 1

185 17 8
                                    

"Kenapa kau terlambat?!"

Bugh!

Pria itu memukul meja coklat di depannya begitu keras.
Bagaimana tidak? Wanita di depannya ini Hanya menundukkan kepalanya sedari tadi.

"Kau tuli?!"

Pria itu menatapnya dengan tajam, amarah yang tengah memuncak membuat Dia tidak peduli dengan sekitar.

"Ma-maaf tuan. Sa-saya lupa, bahwa saya harus masuk hari ini."

Wanita itu mendongak, memberanikan diri menatap Mata Pria yang tengah meluapkan emosi dihadapannya.

"Kalau bukan Karna Ada kepentingan hari ini, sudah Ku pecat kau Sekarang juga! Dan mencari orang lain untuk menjadi sekretarisku. Kau tau? Jam 9 nanti akan Ada Meeting penting. Tetapi, kau malah terlambat. Awal yang memalukan!"

"Ma-maaf tuan. Saya tidak tau, saya berjanji di hari berikutnya saya akan datang lebih awal."

Gadis itu menjawab dengan tangan yang gemetar, keringat sudah sedari tadi bercucuran. Bagaimana tidak?
Pria di depannya ini seperti singa yang sedang kelaparan!
Membentaknya, hingga Dia takut untuk bersuara. Dia terlihat seperti mangsa yang akan segera dihabiskan olehnya. Menakutkan!

"Keluarlah! Segera bentuk
persiapan."

"Ba-baik tuan."

Earline bangkit Dari duduknya, Dan segera melangkah pergi keluar. Ya, gadis itu bernama Elina Earline. Gadis yang sudah melamar kerja beberapa hari yang lalu di salah satu perusahaan ternama Jakarta selatan.
Dengan mengikuti Pria berbaju Serba hitam, earline melangkah menuju meja khusus. Sebagai sekretaris baru tentunya.

"Disini tempatmu, lakukan yang terbaik. Selamat tinggal!"

Earline tersenyum kikuk, seraya mengangguk paham. Dengan helaan nafas kecewa, Dia memulai Pekerjaannya. Bagi earline, hari ini adalah hari yang sangat berantakan.
Bagaimana tidak? Dia melamar kerja di perusahaan dengan CEO yang bercap singa, menyeramkan sekali.
Baru saja earline masuk, atasannya itu sudah menunjukkan ketidak sukaannya padanya.
Membentaknya begitu keras, membuatnya ingin menangis waktu
Itu juga.

Jika bukan Karna Dia membutuhkan pekerjaan, earline akan pulang Dan mencari pekerjaan lain. Tetapi, mengingat melamar kerja itu susah sekali, earline mencoba mengubur niatnya. Dan mencoba menerima semuanya. Lagian ini juga termasuk kesalahannya, earline terlambat di hari pertama dia bekerja. Jadi, hal yang wajar mungkin jika atasannya itu sangat marah padanya. Disisi lain, earline sangat berharap atasannya Itu akan berubah menjadi lebih baik nanti. Ya, semoga.

*****

Meeting sudah selesai 15 menit yang lalu. Earline bergegas kembali memasuki ruangan Marchel. Ya, Dia adalah Marchel Bangkasara. Seorang CEO muda diperusahaan tempat earline bekerja. Alias atasannya yang sudah membentak bentaknya tadi pagi.

"Ini tuan"

Earline menyerahkan dokumen penting yang harus atasannya tandatangani.

Sedangkan Marchel, masih fokus menatap layar ponsel yang sedang ia pegang.

"Sekarang siapa yang tuli?"
Batin earline memutar bola matanya malas.

"Khem...maaf tuan. Ada dokumen penting yang harus tuan tandatangani"
Ucap earline dengan menyodorkan dokumen dokumen itu tepat dihadapan Marchel.

Marchel menatap dokumen dokumen itu, lalu kembali beralih pada layar ponselnya.

"Pergilah!"

Earline melotot dengan mulut yang sedikit terbuka. Apa dia bilang? Pergilah? Menyebalkan sekali mulutnya. Dia terlihat tidak menghargainya Saat ini. kurang ajar!

Dengan amarah yang memuncak, earline melangkah tanpa berpamitan.

"Tunggu!"

Kini langkah earline berhenti.
Dengan memejamkan Mata, earline berusaha memendam amarahnya.
Perlahan earline membalikkan tubuhnya Dan menatap atasannya itu.

"Ada apa tuan?"

"Ah, tidak Ada apa apa. Silahkan keluar!"
Ucap Marchel begitu enteng. Sambil mengibaskan tangannya, seperti sedang mengusir nyamuk didepannya. Benar benar menyebalkan!

Amarah earline semakin berkobar, dengan cepat Dia membuka pintu keluar seraya menghentakkan kakinya berkali Kali.

Marchel yang melihat itu, Hanya mengangkat kedua bahunya tak peduli.

Disisi lain, earline mengumpat tidak jelas. Segala sumpah serapah Dia lontarkan, tak peduli sudah beberapa banyak karyawan yang melihatnya Hanya menggelengkan kepala.
Terlihat aneh? Mungkin.

Senin, 2 Desember 2019

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang