part 3

89 12 7
                                    

*****

Fanie tersenyum bahagia, setelah beberapa lama earline mendorongnya Dari belakang, akhirnya mobilnya kembali menyala.

"Terimakasih earline. Kau sudah membantuku hari ini. Aku tidak tau jika tidak ada kamu, mungkin aku akan tetap berdiri disini entah sampai kapan itu."

"Sama sama, aku senang membantumu."

"baiklah, menurutku ucapan Terimakasih tidak cukup. Sebaiknya kau masuk, aku akan mengantarkanmu pulang!"

Seru fanie menarik paksa tangan earline.

"Eh tidak usah fanie, aku akan menunggu taxi lewat saja. Pasti sebentar lagi akan datang."

"Kau tidak bisa menolakku earline. Aku akan mengantarkanmu pulang sekarang juga. Sebentar lagi langit akan gelap, taxi tidak mungkin lewat. Kau jangan ngaco. Lebih baik kau masuk, aku yang akan mengantarkan kamu pulang!"

Fanie nyerocos panjang lebar Dan mendorong paksa earline untuk masuk kedalam mobilnya.

"Astaga Dia cantik cantik Tapi cerewet juga yah?" Batin earline dalam hatinya.

Mau tidak mau earline terpaksa menuruti permintaan fanie. Earline rasa bukan sesuatu yang buruk, fanie adalah wanita baik. Tidak mungkin Dia akan berbuat jahat dengan menurunkannya dijalan yang sepi Dan menyeramkan.

"Earline bicaralah jangan diam saja, anggap saja kita sudah saling mengenal lama."

"Hmm, baiklah. Umurmu berapa sekarang?"

"Aaa.. menurutmu umurku berapa? Apa aku terlihat tua? Atau seperti baru lulus SMA?

Bukan menjawab, fanie malah melempar earline dengan pertanyaan pertanyaan aneh.

Fanie terlihat senang Saat  ini, walaupun tatapannya masih fokus kedepan. namun, terlihat jelas Dari kedua kelopak matanya yang berbinar itu.

"Aku bertanya padamu, kenapa kau bukan menjawabnya?"

Earline kembali bertanya, Dia tidak menyangka bahwa wanita didepannya ini memiliki Sifat aneh. Melebihi Dia. Earline pikir orang cantik seperti Dia akan terlihat cuek, tidak banyak bicara. Namun, dugaannya salah. Fanie berbeda Dari wanita diluar sana, Dia periang, ceria Dan baik hati tentunya.

Earline baru saja mengenal fanie. Namun, Dia bisa menebak bahwa kehidupannya sangat bahagia. Entahlah, apakah tebakan itu benar atau salah. Lihat saja nanti.

"Aku harus bertanya itu terlebih dahulu padamu earline. Karna menurutku, jika Ada seseorang yang bertanya tentang umur, pasti Ada alasannya kan?"

"Iya, alasanku aku ingin mengetahui umurmu."

"Bukan begitu earlineku sayang, kau sebelum bertanya umurku, aku yakin kamu memiliki dua firasat. Bahwa aku ini seperti wanita ketuaan atau seperti remaja yang baru lulus SMA? Begitu maksudku."

Earline menggelengkan kepalanya tidak percaya, Astaga Dia tidak menyangka. Seorang fanie wanita yang memiliki paras cantik bisa menanyakan Hal Hal yang unfaedah seperti ini. Itu tidak layak untuk dipertanyakan menurutnya.

Sekarang earline harus menjawab apa? Benar benar membuat earline bingung.

"Aku Kira kau...kau seumuran denganku."

Earline menjawab dengan cengengesan, Dia tidak tau lagi harus menjawabnya apa.

"Ah, memangnya umurmu berapa earline?"

Astaga demi apapun earline dibuat geram olehnya. Bagaimana tidak? Wanita yang sedang mengemudi ini selalu bertanya, bukan menjawab pertanyaannya.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang