part 4

78 11 7
                                    

******

Earline berjanji, setelah dia mendapatkan Gaji, dia akan membayar uang makanannya ini.
Dia tidak mau berutang budi, Apalagi wanita didepannya ini sudah sangat baik kepadanya. Earline juga tidak ingin jika orang orang diluar Sana melihat ini, mereka akan menganggap earline sebagai gadis yang suka memanfaatkan orang lain.
Apalagi fanie adalah wanita kaya, Dan tentu dari keluarga terpandang. Berbeda jauh dengannya. Earline hanyalah gadis sederhana yang mencoba untuk tidak terus bergantung pada ayahnya.  Walaupun ayahnya suka keluar Negri Namun, earline mengetahui itu bukan sedang membicarakan bisnis mewah yang akan dibangun nantinya. Bukan. Melainkan Ada keperluan lain, lebih tepatnya sesuatu yang harus ayahnya tepati.

"Fanie Terimakasih atas bantuanmu. Aku akan membayarnya setelah mendapatkan gaji nanti."

"Aku tidak meminta bayaranmu nanti"

Apa yang dia katakan? Earline merasa fanie seakan akan meminta untuk membayarnya sekarang. Bagaimana ini? Dia Hanya memiliki uang yang pas.

"Lalu? Fanie, hari ini aku memang memiliki uang. Tapi, jika untuk membayar makananku itu, mungkin aku tidak akan bisa membeli sesuatu yang lebih penting. Aku harus benar benar menghemat untuk kehidupanku nanti."

Fanie terlihat tersenyum tipis, sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Earline earline"

"Maafkan aku fanie"

"Earline Kenapa kau berbicara seperti itu? aku tidak memintamu untuk menggati uang pesananmu."

"Ta..Tapi kau bilang tadi ka_"

"Biarkan saja aku yang membayarnya, anggap saja ini adalah awal pertemanan kita."

Earline menggelengkan kepalanya, membuat fanie mengkerutkan keningnya. Ada kesalahan?

"Kenapa earline kamu tidak mau berteman denganku?"

Sekali lagi, earline menggelengkan kepalanya.

"Tidak fanie bukan begitu maksudku. Kita bisa berteman baik tanpa  membayarkan pesananku."

Fanie tidak habis pikir, Bagaimana gadis didepannya ini? Dia selalu saja membahas uang makanannya itu. Padahal dia Hanya mentraktirnya satu Kali, bukan berkali Kali juga kan? Kenapa harus
dipermasalahkan? Bukankah Ini Hanya Hal sepele? Dan itu adalah Hal yang wajar menurut fanie. Jika teman temannya diluar Sana diberikan makanan gratis seperti ini, mereka pasti gembira. Tetapi Kenapa tidak dengan earline? Kenapa gadis itu terlihat tidak nyaman?

"Kenapa kau selalu membahas itu earline?"

"Earline"

Fanie kembali bersuara, karna melihat earline yang Hanya diam dengan tatapan kosong. Ada apa dengan gadis ini?

"Aku...Aku Hanya takut"

"Kenapa harus takut?"

"Aku takut jika orang orang melihat ini, mereka akan menilaiku buruk.
Apalagi kita baru saling mengenal"

"Tidak earline, ini adalah Hal biasa kau jangan membesar besarkan Hal ini. Temanku diluar Sana akan fine fine saja, Kenapa kau merasa keberatan?"

"Aku bukan orang kaya sepertimu fanie. Teman temanmu bisa membalasnya dengan mentraktirmu kembali di lain hari, Tetapi aku?
Aku tidak menjamin membalas kebaikanmu. Kau harus mengerti maksudku"

"Earline jangan berbicara seperti itu, sungguh aku tidak mengharapkan apa apa darimu. Aku Hanya ingin berteman denganmu, tidak lebih. Dan tolong anggaplah ini sebagai awal pertemanan kita."

Fanie menatap earline dengan tatapan sedu, earline berbeda dari teman temannya di luar Sana.

"Fanie Kenapa kau terlihat sedih? Tolong jangan begitu, aku tidak bisa melihat orang sedih seperti ini."

Earline terlihat panik melihat fanie dengan wajah sedunya. Wanita itu tidak seceria seperti sebelumnya. Earline merasa tidak nyaman.

Beberapa Kali earline mengedipkan kedua matanya, berusaha agar air matanya tidak berhasil lolos membasahi pipinya. Dia tidak ingin menangis Hanya Karna melihat ini, tidak tidak.

"Earline Kenapa kau terlihat berkaca kaca? Aku menyakitimu? Maafkan aku."

"Aku..aku minta maaf earline"

Sekarang fanie yang terlihat panik. Bagaimana tidak? Dia melihat Mata earline berkaca kaca, segera dia bergegas menghampirinya.

"Earline... jangan menangis, maafkan aku."

Earline menggeleng cepat, dia mendongak keatas melihat Sumber suara itu.

"Fanie kau berbicara apa? Siapa yang menangis?"

"Kamu jangan berbohong padaku earline"

"Aku tidak menangis, Hanya saja makanan ini terlalu pedas. Jadi aku sedikit mengeluarkan air mata. Duduklah kembali, habiskan makananmu. Dan setelah itu kita pulang, ini sudah malem."

Earline mengusap pipinya, matanya sibuk memandang segala arah agar fanie tidak melihatnya.

"Kau tidak pandai berbohong earline, jangan berkata tidak jujur terhadapku."

"Ak..aku tidak berbohong fanie, duduklah kembali."

"Earline kamu sedang berbohong, Dan itu sudah kelihatan sekali sedari tadi."

"Earline.. aku menyakitimu? jujurlah earline"

Air Mata earline kembali lolos, bibirnya bergetar dia bingung harus menjawab apa.






Sabtu,21 Desember 2019

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang