Part 24

19 6 0
                                    

         Now Playing = Black Swan- BTS 🎧

                                  *****

Sudah tiga hari earline benar benar menjauhi ardian. Gadis itu melakukan aktivitas harinya tanpa semangat. Pikirannya selalu mengingat bagaimana ardian mengatakan kalau dia ingin di jodohkan dengan pilihan kakeknya.

Sungguh, ini terlalu cepat.

Earline sekarang tidak masuk kerja, karna marchel menyuruhnya untuk cuti terlebih dahulu. Earline tidak ingin bertanya lagi tentang apa alasan marchel. Karna, sebelum itu marchel sudah mengatakan untuk menunda semua jadwalnya minggu depan.

Dan inilah waktunya.

Tok tok tok!

Earline tidak menghiraukan bunyi ketukan pintu dari luar rumahnya. Gadis itu masih terdiam memandang TV di depannya.

Tok tok tok!

Sekali lagi, earline masih dalam posisi yang sama.

"Earline kenapa diam saja? Buka pintunya!" teriak arlinda dari arah dapur. Wanita itu sedang memasak untuk sarapan pagi.

Earline berdecak sebal, sambil melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Masih pagi pagi juga" gerutunya disepanjang langkahnya.

Ceklek

"Siap-"

"Kamu.."

"Earline.."

Gadis itu langsung memeluk earline begitu erat, setelah beberapa lama kemudian pelukan itu terlepas.

"Ak-aku boleh menginap disini?" tanya gadis itu.

Matanya berkaca-kaca. Siap jatuh kapanpun jika sang empunya tidak mampu menahannya.

"Tentu saja Kayla. Tapi, ada apa denganmu?"

Gadis itu bernama Kayla Adhelia. Gadis berumur 24 tahun, lebih tua dari earline.
Merupakan sepupu dari earline dari ibunya.
Parasnya juga tidak kalah menarik, dia memiliki cara tersendiri untuk menampilkan kecantikan itu.

Karna pada dasarnya semua perempuan itu cantik. Ah, lupakan.

"Siapa earline kenapa kau tidak menyuruhnya masuk?!" teriak arlinda dari dalam sana.

Mendengar itu, earline merasa sedikit kesal terhadap mamanya.

"Ayo masuk! Mamaku sudah mengeluarkan suara merdunya!"

Kayla tersenyum, lalu mengangguk sebagai jawabannya.

"Ma, ini ada kayla!" teriak earline tidak kalah tinggi dengan mamanya.

Arlinda terlihat menghentikan aktivitasnya, bergegas menghampiri earline yang sudah berteriak tadi.

"Kayla?"

"Tante.." kayla memeluk arlinda dengan deraian air mata. Air mata yang tadinya ia tahan kini sudah membasahi kedua pipinya. Entahlah ada apa dengan gadis ini.

"Kenapa menangis?" tanya arlinda setelah melepas pelukannya.

Kayla menggeleng cepat,

"Kayla hanya terharu saja, sudah lama aku tidak berkunjung kesini."

"Baiklah! Duduklah disini terlebih dahulu, aku sedang menyiapkan sarapan pagi. Setelah itu, kita makan bersama."

"Iya tante" sahutnya dengan senyuman.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang