Part 30

20 7 0
                                    

              Now Playing = Louder than boms.       -BTS 🎧

                                    *****

Setelah beberapa menit kepergian marchel dari rumah, hal itu membuat fannie panik setengah mati, tanpa sepengetahuan marvel sang kekasih.

Kuku jari-jarinya sedari tadi menjadi sasaran kekhawatirannya.

Bagaimana tidak? Pria itu pergi karna mendengar pembicaraan pertunangannya dengan marvel. Fannie paham, hal itulah yang membuat riana sedikit berteriak memanggil nama marchel begitu keras ketika pria itu dengan emosi menuruni anak tangga, usai berdebat hebat di atas sana.

"Kita harus benar-benar berbicara fannie!" ucap riana setelah beberapa lama juga ikut mondar-mandir khawatir. Hanya mereka berdua, tidak ada siapapun saat itu juga.

"satu solusinya, kau harus cepat-cepat bertunangan dengan marvel, kalau tidak aku takut akan terjadi hal buruk nanti." sarannya masih dengan wajah panik.

"Kalau bisa, nanti malam juga tidak apa-apa!" ucapnya lagi.

"Secepat itu ma? Ini sangat menyakiti marchel bukan?"

"Lebih baik, daripada dia akan berbuat sesuatu yang lebih buruk nanti!"

"Tapi ma, kita belum berbicara sama marvel apalagi ayah dan bundaku,"

"Akanku diskusikan sekarang, kamu harus tenang!" ucapnya lalu berlalu pergi.

Ini menyakitkan untuk marchel, tapi apa boleh buat dia hanya bisa menurut saja.

Marchel bangkit dari duduknya, lalu pergi tanpa sepatah kata apapun. Yah, setelah memberikan tatapan tidak bersahabat pada marvel dan juga semua orang yang ada disana, kecuali satu, fannie.

Entahlah, hubungan dua saudara itu terlihat makin renggang saja karna satu wanita bernama fannie. Wanita itu bagaikan penyihir untuk dua orang pria sedarah seperti mereka.

Marvel yang melihat tingkah berbeda adeknya Terlihat tidak peduli. Tangannya masih setia merangkul gadis disampingnya.

Dan, perlu dicatat. selain tidak terlalu banyak bicara, marvel juga memiliki sifat yang tidak kepo terhadap sesuatu yang tidak menyangkut dirinya dan fannie.

Terlihat sedikit egois, bukan?

"Earline kejarlah dia, jangan sampai melakukan sesuatu atau kabur dari rumah sebelum acara selesai!" fannie berucap.

Earline bingung atas semua ini, kenapa harus dirinya? Kenapa dengan pria itu? Sesuatu seperti apa maksudnya? Argh 

Dasar, keluarga penuh teori!

"Earline ku mohon.." fannie memohon, dan semua orang disana mendengar ini semua.

"Baby ayo kita harus segera kesana!" ajak marvel.

"Earline, segera susul dia yah, kita mau kesana dulu," ujar riana dengan diakhiri senyuman.

Mau tidak mau earline mengangguk kikuk, dan mereka benar-benar pergi meninggalkan earline seorang diri.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang