part 12

35 7 1
                                    

*****

"Batalkan semua jadwalku untuk Minggu depan!"

Gadis itu mendongak menatap Pria yang baru saja membuka suaranya.

"Maaf tuan, saya sudah terlanjur menulisnya tadi, Jadi tidak bisa dibatalkan. Tidak mungkin saya mengubahnya lagi. Itu melelahkan!"

"Sangat mungkin. Kau bisa mengubahnya sekarang, segera!"

"Tapi aku sudah sangat lelah!"

Earline. Ya, gadis itu yang sedang mengeluh karna Pria didepannya ini.

"Aku tidak peduli. Ikuti saja, jangan terus membantahku. Aku akan segera pergi, Ada urusan mendadak!"

Marchel. Pria itu sedang sibuk merapikan berkas berkasnya.
Tanpa mau melihat kearah earline.

Earline mengkerutkan keningnya, dia masih duduk manis memperhatikan kesibukan marchel.

"Segera bangkit, jangan melihatku terus menerus."

Oh shit!

"Ba..baiklah!"

Ucap earline tangkas.

Earline menghela napasnya gusar, dia harus kembali bekerja. Padahal, jam pulang akan segera tiba. Tunggu, gadis itu menghentikan langkahnya,
Otaknya sudah sedari tadi berpikir.
Tentang, Bagaimana tugasnya jika belum selesai? Apakah Pria itu memintanya untuk lembur? Oh shit! Itu tidak mungkin!

"Maaf tuan Marchel, Bukankah sebentar lagi jam pulang akan saegera usai? Bagaimana jika pe_"

"Lembur!"

Lagi lagi ucapan earline kembali terpotong dengan jawaban menyakitkan dari seorang marchel.
Pria didepannya Ini senang sekali memotong ucapannya, Ini tidak sopan menurutnya.

Dan Tunggu, apa yang dia katakan tadi? Lembur? Brengsek sekali!

"Tuan itu melelahkan, saya juga memiliki kesibukan lain. Ayahku akan segera pulang dari singapure malam ini, tolong mengartilah!"

Jelaslah, earline tidak mau jika harus Lembur. Earline tidak mau jika Pria didepannya ini memerasnya, jika pekerjaan yang dia lakukan tidak selesai sekarang, masih ada waktu besok Pikirnya. Toh, waktu masih panjang bukan?

Earline rasa dia tidak salah untuk berprotes, Dia juga memiliki Hak untuk tidak menerima semua ini.
Earline juga tidak suka disuruh suruh, Apalagi melebihi batas waktu kerjanya.

"Hm baiklah_"

Astaga demi upin ipin yang sampai sekarang tidak pernah tinggi tingi, earline sangat gembira mendengarnya. Mulutnya sudah sedari tadi mengeluarkan kata 'yes!'.

Marchel yang melihat itu, tersenyum sinis. Gadis didepannya terlihat sangat gembira, Padahal dia menggantungkan ucapannya tadi.

Percayalah, jika sudah digantungin itu tidak enak. Apalagi gantungin perasaan. Hufftt...

Ah, entah setan dari mana yang berhasil merasuki pikiran marchel.
Pria itu justru berniat mengusili earline, itu sangat menyerukan menurutnya.

"Baiklah aku akan memotong gajimu!"

"Bajingan!" Ucap earline pelan, hingga tidak berhasil di dengar oleh Marchel.

Disisi lain, marchel berpura pura sibuk. Tangannya sudah beberapa Kali menyusun buku buku, lalu membuat buku buku itu kembali memenuhi mejanya. Pekerjaan macam apa itu? Berniat menghindari tatapan tajam earline? Tentu saja.

Bagai disambar Petir di siang bolong.Earline. gadis itu kembali melemaskan tubuhnya, Pikirannya kembali memutar Bagaimana marchel tadi berucap.

Gajinya akan dipotong? Gila. Baru saja mulai bekerja sudah main potong potongan saja. Menyebalkan!

Earline menatap Pria didepannya ini, otaknya kembali bekerja, tentang Bagaimana caranya agar marchel kembali menarik ucapan omong kosongnya itu.

Beberapa detik kemudian, sebuah Senyuman singkat terlihat jelas di bibir earline. Dia kembali menegakkan tubuhnya, menatap lekat Pria didepannya ini.

"Ah, tuan marchel sedang mencoba untuk bergurau denganku yah? Masa tuan tega memotong gaji seseorang yang baru saja bekerja? Itu tidak mungkin! Bosku yang baik hati, tidak pernah sombong ini tidak mungkin melakukan Hal itu. Iya kan tuan?"

Ya, earline berusaha merayunya.
Dia tidak mau gajinya dipotong, beberapa kali matanya berkedip dengan Senyuman yang dibuat semanis mungkin.

Marchel yang melihat tingkah aneh earline, dia langsung bergidik ngeri.
Pikirnya, gadis didepannya ini sedikit tidak waras. Selama ini, tidak ada bawahan seperti earnline. Gadis yang tidak memiliki Sifat malu, Pikirannya yang kekanak kanakan begini. Tidak, itu tidak pernah ada di perusahaan marchel. Hanya sekarang, perlu dicatat itu.

Mereka diluar Sana, akan memilih untuk menundukkan kepalanya daripada melakukan Hal seperti earline Saat ini.

Bahkan untuk menatapnya saja dia tidak berani. Kenapa wanita didepannya ini sangat berani menggodanya seperti itu?

Apakah dia tidak tau Bagaimana seorang marchel Bangkasara? Pria  yang tidak mudah tergoda dengan permainan ini.

Dan perlu di garis bawahi, wanita yang dicintai marchel adalah wanita yang baik hati, cantik, Dan tingginya setara dengannya, tentunya lebih dewasa darinya.

Dewasa dalam artian apa? Ya tentunya memiliki umur yang lebih tua darinya. Karna marchel pikir, wanita itu akan lebih dewasa dalam menghadapi masalah rumah tangganya nanti.

Bukan seperti gadis kecil didepannya ini. Menurutnya, earline adalah gadis yang belum matang, Pikirannya seperti anak kecil, itu benar benar tidak pantas untuk berbicara rumah tangga dengan bocah kecil sepertinya.

Cantik? Tentu saja Marchel tidak bisa mengelak. Gadis didepannya ini memang tidak terlalu buruk untuk marchel. Hanya saja, earline tidak terlalu memakai bedak Dan lipstik yang terang. Sehingga, wajahnya terlihat pucat. Lebih tepatnya, mungkin bedaknya tidak bermerek seperti wanita wanita diluar sana, mungkin. Membuatnya terlihat lebih natural. ya, itulah kata yang pantas untuknya Saat ini.

Earline masih seperti tadi, tak berhenti mengedipkan kedua matanya. Sedangkan marchel? Pria itu masih diam sibuk dengan pikiran yang bermunculan sedari tadi.

Earline tersenyum menampilkan Gigi gingsulnya. Menurutnya, dia akan terlihat lebih manis dengan tersenyum begitu. Bukan Hanya menurutnya, Tapi Ardian. Kekasihnya juga pernah mengatakan Hal yang sama, Dan itu membuat Ardian tidak bisa marah padanya.
Earline yakin, seorang marchel akan bersikap lebih baik lagi padanya nanti. Lihat saja.

Marchel, Pria itu masih mematung memperhatikan gadis Gila didepannya ini. ya, setelah berdiam dengan otak yang masih bekerja. Marchel menemukan nama yang cocok untuk gadis didepannya ini.

Marchel ingin sekali rasanya tertawa terjungkal jungkal melihat wajah sok manis itu. Namun, rasanya itu tidak mungkin.

Ah, tidak tidak. Itu memang terlihat manis, Namun dia tidak mau mengakuinya. Menurutnya, gadis dengan Gigi gingsul seperti itu merupakan bonus yang dititipkan oleh tuhan, untuk membuat lebih manis. Dan Marchel, pria itu baru saja tahu, bahwa earline memiliki Gigi gingsul.

"Tidak usah sok manis. Kau terlihat menjijikkan!"

Jleb! Ucapan marchel selalu saja membuat earline tertohok. earline terdiam, kemudian beberapa detik kemudian Senyuman indah menghiasi kedua bibirnya. Dia tidak mau melemah terus menerus, earline yakin. Marchel tadi berusaha menahan tawanya, Tetapi mengapa dia berkata seperti itu? Sungguh, itu tidak sesuai dengan expensivenya.

Hay..
Jika kalian menemukan typo, tolong Bantu aku. Komen ditempatnya yah..😊
Makasih..💜💜

-Jumat 24 januari 2020-





Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang