Part 32

28 4 0
                                    


        New Playing = My Time -Jungkook
                   
                                BTS🎧

                                  *****

Pria bertubuh tegap itu mengendong gadis ala bride style, dengan langkah cepat, pria itu memasuki rumahnya, lalu menjatuhkan gadis itu kekasur empuk miliknya.

Tidak ada protes yang keluar dari bibir gadis tersebut, yang ada hanya berbagai erangan-erangan tidak masuk akal yang keluar dari mulut gadis itu.

"Aku mencintaimu Ardian.."

"Ardian, ayo menikah!"

"Ardian kapan melihatku?"

"Aku tulus mencintaimu Ardian.."

"Ardian.."

Yah, kira-kira seperti itu yang terus-menerus keluar dari mulut gadis bernama Kayla itu.

Dan Ardian, Pria itu sudah beberapa kali membentak menyuruhnya diam. Pikirnya, gadis itu tidak seperti itu selama ini. Gadis itu begitu pemalu dan tertutup. Tapi Kenapa ketika sedang mabuk seperti ini? dia menjadi lebih banyak bicara? Aneh!

"Dasar menyusahkan!" bentaknya pada Kayla.

Ardian melepas jas yang ia kenakan, rasanya AC rumahnya mendadak tidak berfungsi. Panas, gerah, tiba-tiba menelusuk tubuhnya.
Memijat pelipisnya, lalu memilih duduk di sofa yang tersedia di dekat tembok kamarnya.

"Ardian, Kayla ada disini?"

Pria yang sudah berlanjut usia itu tiba-tiba muncul di ambang pintu dengan posisi duduk di kursi rodanya. Mr. Albalbary, atau kerap disapa tuan Matt.

”Ah, i-iya kek,” Ardian berdiri, menghampiri kakeknya.

“Kenapa dia?” Tanyanya, laki-laki paruh baya itu menghampiri Kayla tentu saja dengan bantuan Ardian. Pria itu mendorongnya dari belakang.

“Dia..dia baik-baik saja, kek. Cuman kecapean saja,” ucap Ardian, sedikit gugup.

Ardian tidak mungkin jujur kalau perempuan kebanggaannya ini telah meminum alhokol, bisa-bisa dia yang kena batunya. Ardian tidak mau masalahnya makin panjang.

“Tumben kau membawanya kesini? Bukankah kemaren kamu menentang kakek karna perjodohan itu?”

Ardian menghela napas berat, “Aku hanya membantunya, kek.”

“Dia tidak mabuk, kan?” Tanya Matt, laki-laki itu sedikit memicingkan matanya melihat cucunya, Ardian.

“Ti-tidak kek, kami baru saja datang dari pesta, dia kecapean.”

“Sudah beberapa hari ini Kayla tidak pernah berkunjung kesini, apakah dia berhenti bekerja?”

“Tidak, kek.”

“Lalu kenapa?”

“Tanyakan saja sama Kayla.”

Ardian membuka kancing lengannya, mengangkatnya hingga siku. Sudah kebiasaan.

“Kakek tidak mau kamu berurusan dengan siapa tuh, Emlin, Eskrim aduh.. Pokoknya itu.”

“Earline kek,” ucap Ardian membenarkan.

“Iya, itu.”

“Kenapa kek? Bukankah kakek pernah bilang kalau masalah hati terserah Ardian? Kenapa sekarang kakek malah memaksaku untuk menyukai Gadis yang tidak pernah aku sukai, kek!” Ardian sedikit emosi, kakeknya selalu saja ikut campur dalam masalah percintaannya.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang