Part 16

28 6 0
                                    

                                          *****

Belum sempat memasuki parkir perusahaan, marchel melihat earline di jalan raya, tepat masuknnya kendaraan yang biasa marchel lewati.

Marchel menepikan mobilnya, lalu bergegas keluar.

"Earline kau..."
Marchel menghampiri earline yang tergeletak dijalan.

"Astaga apa yang dilakukan gadis gila ini? Merepotkan saja."

"earline jangan bercanda, bangun cepat!"
Seru marchel sambil menepuk pipi sebelah kanannya.

Tidak ada sahutan apapun dari earline. Gadis itu tetap menutup matanya tanpa suara, membuat marchel panik bukan Main. Bagaimana jika gadis gila ini mati? Pikiran konyol itu memenuhi otak marchel. Dia akan dipenjara karna menyuruh  Sekretarisnya lembur yang pada akhinya menyebabkan kematiannya, itu tidak lucu. Dan marchel tidak mau hal itu terjadi.

"apa yang terjadi? Earline bagun!"

Marchel mengedarkan pandangannya, sepi.

"Apa aku harus meminta tolong maroon?"

Solusi itu tiba tiba muncul, mengingat earline enggan membuka matanya, marchel bergegas membuka ponselnya.

Mendengar hal itu, earline sangat kaget.

"Apa susahnya menggendongku, lalu memasukkan kedalam mobilnya? Tubuh ku tidak begitu berat bukan? Brengsek memang!" batin earline kesal.

Jelas, earline tidak benar benar pingsan. Tapi, itu adalah bagian dari idenya.

Karna takut, Maroon pria yang disebut marchel tadi akan datang kesini, bisa bisa semuanya jadi kacau.
Alhasil, earline kembali memperdalam perannya.  agar marchel cepat cepat membawanya masuk kedalam mobil miliknya.

Belum sempat marchel menelpon maroon, marchel dibuat kaget atas apa yang terjadi dengan earline. Gadis itu seperti kesurupan, tubuhnya kejang kejang, marchel tidak tahu harus berbuat apa kali ini.

"earline!" panggilnya, dengan kaget.

Sekali lagi, marchel mengedarkan pandangannya, tanpa ada celah untuk membawa earline masuk kedalam mobilnya.

"Yaampun, menyebalkan memang!" batin earline.

"menyusahkan!" ujarnya, lalu menghampiri earline.

"Hey bangun! Aku kesini karna kau mengatakan ada penyusup, kenapa kau malah kejang
kejang?!" ujarnya kesal.

Yeah, marchel kembali menepuk pipi earline.

Karna lelah membangunkan earline, marchel akhirnya menyerah. Dan pergi memasuki mobilnya.

Earline yang melihat itu, rasanya ingin menendang dan mengumpati pria tak punya hati itu.
Tapi ternyata tidak, marchel kembali menghampirinya. Entahlah,  marchel terlihat membawa sesuatu.

Tentu saja, earline dengan sigap memejamkan kembali kedua matanya. Dan ternyata apa yang terjadi?

Earline merasa wajahnya begitu dingin, seperti baru selesai mandi. Tapi, rasanya tidak wajar menurutnya jika hanya bagian wajahnya yang dingin.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang