Part 19

26 6 0
                                    

                                          *****

Di perusahaan marchel biasanya empat hari lagi akan ada pelaksanaan meeting dengan beberapa   clayan di berbagai perusahaan. Karna marchel sudah membatalkan itu semua kemaren, alhasil meeting itu di undur. Hal itu, membuat kesibukan marchel sebagai seorang CEO bertambah.

Kini marchel tengah disibukkan dengan laptopnya, menyalin beberapa file penting, sesekali tangannya bergerak mengambil bolpoin guna menandatangi berkas berkas yang earline antarkan kepadanya.

Pertemuannya dengan earline sekarang benar benar tidak mengundang cikcok seperti biasanya. Karna marchel terlihat begitu fokus terhadap pekerjaannya.

Tentu hal itu membuat earline senang, rupanya marchel tidak punya waktu untuk memerahinya, atau sekedar adu argumen dengannya.

Di tengah santainya earline, dinda, wanita yang sekarang menjadi teman karib earline menghampirinya. Rupanya dinda terlihat lebih santai darinya, ya tentu saja begitu. Karna pekerjaannya tidak begitu menguras tenaga dan pikiran.

"tumben" ujarnya sambil menarik kursi miliknya, mendekatkannya dengan meja earline.

Earline hanya menaikkan satu alisnya, menatapnya sekilas, lalu melanjutkan aktivitasnya.

"aku sedang berbicara dengan mu earline."
Ujarnya lagi, karna melihat earline yang terlihat tidak menanggapi ucapannya.

"aku tahu itu, dan aku begini karna tidak mengerti apa maksudmu. Jelaskanlah lebih banyak!" geramnya juga.

"tuan marchel tidak memarahimu sekarang?"
Tanyanya penasaran.

"Kau menginginkan itu?" bukannya menjawab earline malah membalikkan pertanyaan dinda.

"Bukan begitu earline, maksudku rasanya terlihat aneh begitu."

"Apa karna tadi malam kau habis meminta nomor ponselnya?" tanya dinda lagi.

Mengingat itu, earline tertawa.

"kok ketawa?"

Earline tidak menjawab, justru dia semakin tertawa.

Hal itu membuat dinda penasaran, ada apa sebenarnya?

" Earline ceritakan apa yang terjadi, aku tidak menyuruhmu untuk tertawa sekarang. Ini tidak ada yang lucu!"

"kau tidak perlu menyuruhku untuk tertawa jika aku ingin tertawa sendiri bagaimana?"

"Terserah, cepat ceritakan apa yang telah terjadi denganmu dan tuan marchel earline!" paksa dinda begitu penasaran.

"sebentar dulu ini lucu, kau harus ikut tertawa sekarang!" ujarnya sambil tertawa.

"Haha iya lucu!" ucap dinda begitu kesal.

"Hey sedang apa? Jangan selalu bergosip, itu tidak baik. Lakukan pekerjaanmu dengan benar!" ujar pria yang baru saja menghentikan langkahnya didepan mereka.

Hal itu, membuat earline langsung diam.

Pria itu menatap earline sekilas, lalu kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan marchel.

Earline memicingkan matanya, rasanya dia baru saja melihat pria itu.

"Siapa dia?" tanya earline dengan tatapan masih fokus terhadap langkah pria itu.

Melihat itu, dinda memutar bola matanya malas. Pikirnya, wajar saja earline terlihat kaget tadi. Karna dia baru beberapa hari saja bekerja disini. Tentu saja dia belum mengetahui nama pria tersebut.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang