part 15

29 6 0
                                    

                             *****
Earline mengacak rambutnya frustasi, sudah beberapa kali mulutnya mengumpat tidak jelas. Ya, lebih tepatnya mengumpati Pria Menyebalkan yang sekarang menjadi bosnya. Pria yang membuat hari harinya tambah buruk, Sial Dan Tentu saja jauh dari kata beruntung!

Dia benar benar kesal, seandainya membanting barang barang yang ada disini membuat kekesalannya hilang, earline sudah melakukannya sedari tadi. Tetapi mengingat harga barang barang disekitarnya begitu mahal, Dan tentunya dia tidak sanggup apabila nanti bosnya meminta ganti rugi. Alhasil, rambutnya yang menjadi sasaran kekesalannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul
19: 50 wib. Namun, Pekerjaannya tidak kunjung selesai. Ditambah laptopnya mati, Dan sekarang earline bingung harus berbuat Apa. Kondisinya sudah benar benar Sial!

Perusahaan ini sudah terlihat sepi, tinggal earline sendiri di lantai 15.
Entahlah, mungkin di luar Sana masih banyak karyawan atau petugas. Tidak mungkin juga kan perusahaan sebesar ini Hanya ada satu orang? Sungguh, otak benar benar menolak pernyataan itu. Ngaco sekali.

"Sial Sial Sial!" Ucap earline dengan suara yang mulai meninggi.

Tangannya sedari tadi tidak berhenti menekan nekan asal keyboard laptopnya.

"Semua ini gara gara bos singa itu, Sial!"

Haduh, ngumpat lagi dah.

Tidak mau ambil pusing, akhirnya earline menyerah. Pekerjaan seperti ini membuat earline menjadi pribadi jauh dari kata sabar. Menyebalkan memang!

Earline bergegas merapikan semua berkas berkasnya, rasanya tubuhnya mulai memanas karna kekacauan ini. Earline  benar benar tidak tahan jika terus berada di tempat ini.

benar benar tidak peduli jika nanti bosnya akan memarahinya kembali. Pikirnya, masalah itu bisa dipikirkan nanti. Tujuannya sekarang, dia ingin segera pulang.

Earline langsung memencet tombol lift, bergegas untuk segera keluar.

Dan, sepertinya hidupnya memang di takdirkan untuk selalu Sial.

"Astaga.."

Earline menepuk jidatnya pelan, sepertinya tidak akan ada harapan pulang. Sedari tadi taxi tidak kunjung datang. Dan selalu saja begini jika sangat di butuhkan.

"Menyebalkan Menyebalkan!"

Earline menghentakkan kakinya beberapa kali, matanya tidak lepas dari jam di pergelangan tangannya.

"Yakali, jalan kaki sampai rumah!"
Ucapnya dengan Nada kesal.

"Tenang earline.."
Ucap earline berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Kau pasti bisa mencari jalan keluarnya, Ayolah berpikir lebih keras lagi sampai otakmu meledak karna tidak menemukan solusi!
Argh..."

Earline mengeluarkan benda pipih dari tas raselnya,  menekan pela aplikasi Go-jek. Beberapa detik kemudian dahinya kembali berkerut, sejenak mengela nafas gusar. Setelah itu, kembali menutup ponselnya.

"tidak punya kuota internet lagi, huh.."

Rasanya benar benar terasa kacau, semejak masuk di perusahaan marchel, earline merasa hidupnya selalu buruk.

Bukan Sekedar IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang